Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Mengapa Dua Sisi Bulan Tampak Sangat Berbeda?

Dalam pandangan dari Bumi, Bulan tampak memiliki area-area gelap. Namun, di sisi Bulan yang selalu membelakangi Bumi, justru yang paling banyak adalah kawah. Mengapa dua sisi Bulan ini tampak berbeda?
sisi jauh Bulan
Info Astronomy - Dalam pandangan dari Bumi, Bulan tampak memiliki area-area gelap. Namun, di sisi Bulan yang selalu membelakangi Bumi, justru yang paling banyak adalah kawah. Mengapa dua sisi Bulan ini tampak berbeda? Sebuah penelitian terbaru berhasil mengungkapnya.

Ya, Bulan punya dua wajah yang berbeda. Satu yang terus-menerus teramati dari Bumi dan satunya lagi yang tidak pernah terlihat dari Bumi. Hal itu disebabkan karena Bulan mengalami penguncian gravitasi, sehingga hanya satu sisinya saja yang menghadap ke Bumi.

Penguncian gravitasi ini membuat kala rotasi (perputaran pada porosnya) Bulan sama cepat dengan kala revolusi (gerak mengelilingi) Bulan terhadap Bumi, yakni sekitar 29,5 hari.

Perbedaan dua sisi Bulan sendiri telah diketahui sejak tahun 1960-an. Namun, perbedaan tersebut bukan hanya tentang penampilannya saja, melainkan ketinggian, komposisi, dan ketebalan kerak juga berbeda antara kedua sisi Bulan.

Nah, sekelompok astronom yang penasaran pun mencoba menjelaskan bentuk Bulan yang asimetri ini. Para ilmuwan mengklaim bahwa Bulan pernah mengalami tabrakan dengan benda langit lain pada sisi dekat Bulan, sisi yang selalu menghadap ke Bumi, yang membuat banyak material pada sisi tersebut terlempar ke orbit circumlunar sebelum turun kembali bagaikan "hujan" di sisi jauh Bulan, sisi yang selalu membelakangi Bumi.

Total ada sekitar 360 simulasi komputer yang mencoba menjelaskan bagaimana tabrakan tersebut terjadi. Simulasi-simulasi tersebut juga bukan tanpa data, tetapi sudah berdasarkan hasil penelitian melalui wahana antariksa Gravity Recovery and Interior Laboratory (GRAIL) milik NASA pada tahun 2012.

Dari 360 simulasi tersebut, ditemukan skenario terbaiknya adalah Bulan telah bertabrakan dengan sebuah planet kerdil berdiameter sekitar 780 kilometer, atau sedikit lebih kecil dari objek terbesar di sabuk asteroid, planet kerdil Ceres, pada masa-masa awal pembentukan tata surya miliaran tahun yang lalu.

Planet kerdil tersebut menabrak satelit alami planet kita dengan kecepatan sekitar 6,25 kilometer per detik, kecepatan yang sebenarnya relatif lambat, hanya sekitar seperempat kecepatan meteor yang memasuki atmosfer Bumi.

Tabrakan Bulan dengan planet kerdil tersebut menyebabkan banyak material dari sisi dekat Bulan yang berantakan, menyebar ke orbit, lalu jatuh kembali tapi ke sisi jauh Bulan, menambah 5 hingga 10 kilometer ketinggian kerak di sisi tersebut. Skenario yang satu ini menjelaskan pengamatan GRAIL yang mendeteksi bahwa adanya lapisan kerak tambahan di sisi jauh Bulan serta perbedaan komposisi antara kerak Bumi dan kerak Bulan.

Jadi, alih-alih menjadi bulan kedua yang mengelilingi Bumi, planet kerdil tersebut justru dulu berada di jalur tabrakan dengan Bulan, membentuk Bulan muda kala itu menjadi lebih besar lagi. Planet kerdil seperti itu hanyalah salah satu dari banyak objek besar yang berlimpah di masa-masa awal tata surya.

Itulah mengapa sekarang kita melihat dua sisi Bulan yang begitu berbeda. Sisi dekat Bulan cenderung memiliki lebih banyak mare (area gelap yang terbentuk dari lava yang mendingin) sedangkan sisi jauh Bulan memiliki lebih banyak kawah.

Bahkan, Bumi juga sempat ditabrak planet kerdil serupa. Menurut teori pembentukan Bulan, dulunya Bumi pernah ditabrak planet kerdil seukuran Mars yang dikenal sebagai Theia. Tabrakan Theia dengan Bumi purba yang pada akhirnya membentuk Bulan.

Hasil studi mengapa dua sisi Bulan ini tampak berbeda bisa dibaca lebih lengkap di Journal of Geophysical Research: Planets.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com