Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Meneliti Danau dan Laut di Titan Lebih Dekat

Apa yang pertama terlintas di pikiranmu saat membaca nama "Titan"? Planet asal Thanos? Di tata surya, Titan merupakan bulan terbesar Saturnus. Ia diketahui memiliki cairan di permukaannya, yang terbagi menjadi danau dan lautan. Yuk kenalan lebih dekat!
Info Astronomy - Apa yang pertama terlintas di pikiranmu saat membaca nama "Titan"? Planet asal Thanos? Di tata surya, Titan merupakan bulan terbesar Saturnus. Ia diketahui memiliki cairan di permukaannya, yang terbagi menjadi danau dan lautan. Yuk kenalan lebih dekat!

Misi wahana antariksa Cassini ke Saturnus dan bulan-bulannya memang telah usai pada tahun 2017, ketika wahana antariksa nirawak itu diterjunkan langsung ke arah planet raksasa gas bercincin. Tetapi, para astronom selama ini masih sibuk mengolah data dari Cassini yang baru saja tiba di Bumi.

Nah, sekelompok astronom yang bekerja dengan data Cassini telah menemukan sesuatu yang mengejutkan: danau metana Titan rupanya memiliki kedalaman yang jauh lebih dalam, serta lebih aneh, dari yang diperkirakan.

Titan adalah dunia yang tidak biasa. Ia adalah satu-satunya dunia selain Bumi, yang memiliki cairan di permukaannya. Walaupun ada beberapa bulan lain di tata surya, seperti Enseladus dan Europa, yang juga memiliki lautan cair, tetapi lautan itu berada di bawah permukaan esnya. Hanya Titan yang memiliki danau dan lautan hidrokarbon cair di atas permukaannya.

Selama hari-hari terakhir misi Cassini, ia ditugaskan untuk mengarahkan radar ke beberapa danau di Titan. Data-data yang diterima para astronom di Bumi menunjukkan bahwa danau-danau itu banyak yang mencapai kedalaman hingga 100 meter.

Data dari hari-hari terakhir itu juga menjelaskan siklus hidrokarbon Titan yang ternyata mirip dengan siklus hidrologi di Bumi. Bedanya, menurut penelitian astronom Marco Mastrogiuseppe dan rekan-rekannya yang diterbitkan di jurnal Nature, bila di Bumi adalah air, di Titan danau dan lautannya terdiri dari metana dan etana cair.

Danau yang Dalam
Para astronom pertama kali mengetahui adanya cairan di Titan adalah sekitar tahun 1975, ketika data dari wahana antariksa Voyager memberikan petunjuk pertama bahwa Titan memiliki danau cair di permukaannya.

Tetapi, kala itu, data tersebut hanya dapat menunjukkan bahwa Titan memiliki kondisi yang ideal bagi cairan untuk eksis di permukaannya, bukan citra langsung pertama keberadaan cairannya. Menurut data Voyager, Titan sangat dingin sehingga hidrokarbon di sana muncul dalam keadaan cair.

Nah, pada tahun 1995, setelah Teleskop Antariksa Hubble mulai beroperasi, bukti-bukti tambahan keberadaan cairan di Titan pun bertambah. Hubble memberikan bukti langsung pertama bahwa ada danau dan lautan di Titan.

Tetapi pada hari-hari awal hipotesis danau Titan dikemukakan, para astronom masih belum yakin apakah Titan memiliki danau atau lautan yang jauh lebih besar. Cassini pun tiba di Saturnus pada tahun 2004, dan meskipun tidak melihat danau di Titan segera setelah ia tiba, beberapa tahun kemudian Cassini akhirnya menemukan danau-danau itu di kutub utara Titan.

Sejak itu, banyak danau dan laut yang telah ditemukan di Titan, dan ada banyak punya gambar yang berhasil diambil oleh Cassini.
Para astronom telah belajar banyak tentang Titan, terutama dari misi Cassini. Tetapi studi baru ini membuat mereka melangkah lebih jauh.

Selain kini diketahui seberapa dalam danau dan lautan hidrokarbon di Titan, para astronom sudah tahu juga bahwa lautan yang berada di utara Titan didominasi oleh metana. Tetapi, para astronom terkejut menemukan bahwa danau yang jauh lebih kecil di sana juga didominasi oleh metana, padahal awalnya dikira lebih banyak mengandung etana, hidrokarbon yang lebih berat.

Hasilnya ini pun membuka titik baru dalam penelitian siklus hidrokarbon Titan. Siklus hidrokarbon di Titan bekerja mirip dengan siklus hidrologi di Bumi, yakni adanya penguapan pada lautan yang membentuk awan, lalu dari awan tersebut turun hujan, yang pada akhirnya membentuk sungai yang mengalir ke danau hidrokarbon.

Di Titan, cairan banyak menguap di daerah dekat ekuatornya, yang kemudian diendapkan sebagai cairan di daerah kutub.

"Setiap kali kami membuat penemuan di Titan, Titan menjadi semakin misterius," kata Mastrogiuseppe, ilmuwan radar Cassini dari Caltech di Pasadena, California. "Penelitian terbaru ini membantu memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan. Kita sekarang benar-benar dapat lebih memahami hidrologi Titan."

Tapi Tunggu, Ada yang Lebih Aneh
Bukan, bukan binatang bebek yang lebih aneh karena lehernya panjang dan kakinya pendek, melainkan Titan yang benar-benar aneh. Penelitian baru ini juga menunjukkan bahwa siklus hidrokarbon di satu sisi pada wilayah kutub utara Titan berbeda dengan di sisi lainnya.

Sebagai contoh, di sisi barat Titan, ada begitu banyak danau-danau kecil, beberapa di antaranya tidak lebih besar diameternya dari 16 kilometer. Danau-danau itu berada tinggi di atas permukaan laut, bertengger di atas bukit dan dataran tinggi. Sementara di sisi timur Titan, lebih didominasi lautan luas di dataran rendah, lengkap dengan adanya ngarai dan pulau-pulau juga.

Hemm, ibu, mengapa aku berbeda?

Menurut Universe Today, hal itu kemungkinan besar disebabkan karena fitur geologis yang berbeda. Para astronom berpikir bahwa danau dan lautan di Titan terbentuk ketika lapisan es dan material organik padat di sekitarnya larut dan runtuh. Hal ini mirip dengan beberapa daerah Bumi, seperti misalnya di Jerman, AS, dan tempat-tempat lain, di mana fitur yang disebut danau karst terbentuk ketika air melarutkan batuan kapur.

Data baru juga menunjukkan bahwa Titan dapat memiliki "danau sementara". Danau tersebut terbentuk ketika hujan turun dengan derasnya, mengisi cekungan di permukaannya. Ketika musim panas tiba, danau tersebut mengering kembali.

Jadi, itulah Titan dengan segala cairannya. Bila suatu hari manusia bisa mendaratkan kakinya di sana, kita mungkin perlu membawa air sendiri dari Bumi dengan tupperware karena tidak ada persediaan air bersih di sana.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com