Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Empat Hal yang Dipelajari dari Citra Pertama Lubang Hitam

Lubang hitam bagaikan "penjara" kosmis. Bagaimana tidak, apapun yang tertarik oleh gravitasinya tidak akan bisa melarikan diri lagi, bahkan cahaya sekalipun. Dengan dirilisnya citra pertama lubang hitam di galaksi M87, inilah empat hal yang bisa kita pelajari.
Info Astronomy - Lubang hitam bagaikan "penjara" kosmis. Bagaimana tidak, apapun yang tertarik oleh gravitasinya tidak akan bisa melarikan diri lagi, bahkan cahaya sekalipun. Dengan dirilisnya citra pertama lubang hitam di galaksi M87, inilah empat hal yang bisa kita pelajari.

"Seeing is Believing"
Para astronom sebenarnya telah lama mengetahui keberadaan lubang hitam, bahkan sejak beberapa dekade yang lalu. Tetapi, keberadaan lubang hitam kala itu hanya diketahui secara tidak langsung saja, belum ada yang bisa mencitrakan lubang hitam.

Pengamatan secara tidak langsung pertama terhadap lubang hitam terjadi tiga tahun lalu, ketika para astronom mendeteksi gelombang gravitasi yang terbentuk dari tabrakan antara dua lubang hitam kecil.

Berkat kerja keras para astronom di proyek Event Horizon Telescope, citra pertama dari wujud lubang hitam pun terungkap untuk pertama kalinya. Citra tersebut, yang bisa kamu lihat di atas, menampilkan fitur cincin bercahaya yang mengelilingi lubang hitam di tengahnya.

Cincin bercahaya tersebut merupakan cakram akresi. Saat sebuah benda langit, katakanlah bintang, mendekati lubang hitam, materi bintang tersebut akan tersedot memanjang bagaikan spageti. Aliran materi tersebut lantas berputar mengelilingi horison peristiwa lubang hitam, membentuk fitur cakram akresi, bagaikan cincin yang mengelilingi Saturnus.

Cakram akresi pada horison peristiwa lubang hitam itulah yang diamati oleh Event Horizon Telescope. Dengan adanya citra pertama dari lubang hitam ini, sebagian astronom yang masih menyangkal keberadaan lubang hitam kini bisa menerima bukti keberadaannya.

Einstein Benar Lagi
Setiap penemuan astrofisika besar dalam beberapa dekade terakhir cenderung mengonfirmasi teori relativitas umum Albert Einstein. Teori tersebut, yang dicetuskan sejak tahun 1915 oleh Einstein, berisi penjelasan mengenai gravitasi yang komprehensif.

Pada Rabu (10/4), prediksi Einstein dalam teorinya mengenai bentuk dan cahaya di sekitar lubang hitam supermasif rupanya terbukti benar. Relativitas umum lulus tes uji (lagi).

Kedengarannya memang aneh untuk terus mengatakan bahwa Einstein benar, tetapi setiap kali teori relativitas umum Einstein terkonfirmasi keberannya lewat bukti-bukti, teori-teori alternatif yang ada pun berguguran.

Relativitas umum Einstein sendiri memprediksikan adanya keberadaan daerah di lubang hitam yang mana ruang dan waktu terdistorsi sedemikian rupa, sehingga tiada satu pun materi yang dapat lolos darinya. Event Horizon Telescope membuktikan prediksi jenius itu.

Gravitasi yang Kuat
Lubang hitam yang diamati oleh Event Horizon Telescope adalah lubang hitam di pusat galaksi yang disebut M87. Massa lubang hitam pada galaksi tersebut diketahui mencapai 6,5 miliar kali lebih berat daripada massa Matahari kita, dengan horison peristiwanya membentang lebih luas dari tata surya kita.

"Massa lubang hitam besar M87 menjadikannya benar-benar monster, bahkan dalam standar lubang hitam supermasif," kata Sera Markoff, anggota tim yang mencitrakan lubang hitam dengan Event Horizon Telescope dari Universitas Amsterdam.

Beratnya massa lubang hitam di galaksi M87 ini menyebabkan ia juga memiliki gravitasi yang besar. Saking besarnya, gravitasi tersebut dapat mengubah gas dan materi pada cakram akresi hingga menjadi energi yang setara dengan 100 kali lebih banyak daripada fusi nuklir yang memberikan cahaya pada sebuah bintang

Bekerja Sama Membuahkan Hasil
Proyek Event Horizon Telescope bukan proyeknya NASA, atau lembaga antariksa manapun di dunia, melainkan merupakan kerja sama internasional antara 20 negara dan sekitar 200 ilmuwan dengan biaya 50 juta hingga 60 juta dolar AS, menurut National Science Foundation.

Untuk mendapatkan gambar lubang hitam yang berjarak 55 juta tahun cahaya dari Bumi itu, para astronom menggunakan delapan teleskop radio yang tersebar di beberapa benua, termasuk Antartika, untuk melihat ke arah langit yang sama pada waktu yang sama.

Delapan teleskop radio tersebut saling terhubung satu sama lain, bekerja sama menciptakan teleskop virtual seukuran Bumi.

Alhasil, jumlah data yang dihasilkan kedelapan teleskop radio tersebut sangat besar, mencapai hingga 20 petabita, sehingga tidak dapat dikirim melalui internet. Data-data dari masing-masing teleskop radio tersebut diunduh lalu diterbangkan ke pusat data dengan pesawat jet.

Seberapa besar 20 petabita? Menurut Phys.org, data yang dikumpulkan tersebut setara dengan pengumpulan swafoto dari 40.000 orang yang dilakukan sehari sekali sepanjang hidupnya, dari lahir hingga tutup usia.

Kedelapan teleskop radio tersebut mengamati ke arah lubang hitam di M87 pada 10 hari pertama bulan April 2017. Dari sepuluh hari itu, empat hari di antaranya cuaca cukup mendukung, sementara hari-hari sisanya cuaca kurang bersahabat.

Data yang sangat besar tersebut kemudian diolah dengan algoritma khusus, hingga butuh kurang lebih dua tahun untuk data tersebut bisa menjadi citra pertama lubang hitam seperti yang bisa kita lihat hari ini.

Nah, itulah hal-hal yang sejauh ini bisa dipelajari dari citra pertama lubang hitam. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan akan ada lebih banyak hal yang akan dipelajari ke depannya. Kita tunggu saja penemuan-penemuan hebat lainnya. The future is now.
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com