Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Kiat-kiat Memotret Supermoon

Bulan merupakan objek fotografi yang menarik, terutama apabila sedang terjadi fenomena tertentu seperti misalnya Supermoon. Tapi, kadang memotret Bulan yang besar di langit hanya jadi titik kuning mengecewakan saja di hasil foto. Di artikel ini, saya akan membagi kiat-kiatnya.
Info Astronomy - Bulan merupakan objek fotografi yang menarik, terutama apabila sedang terjadi fenomena tertentu seperti misalnya Supermoon. Tapi, kadang memotret Bulan yang besar di langit hanya jadi titik kuning mengecewakan saja di hasil foto. Di artikel ini, saya akan membagi kiat-kiatnya.

Mari kita mulai dengan berita buruk: memotret Bulan dengan menggunakan kamera smartphone dan berharap hasil yang sangat bagus sangat tidak mungkin dilakukan.

Hal itu disebabkan karena kamera pada smartphone memang tidak dirancang untuk mengambil gambar objek yang jauh seperti Bulan. Lensa pada kamera smartphone terlalu lebar, sensornya menghasilkan terlalu banyak gangguan digital (noise), dan lensanya sering ternoda oleh kotoran dari saku kita yang dapat menggoresnya.

Lalu, apa solusinya?

Solusi paling sederhana adalah carilah seorang teman yang memiliki teleskop lalu meminjamnya, atau ikuti pengamatan bersama sebuah klub astronomi. Dengan teleskop, biasanya ada sebuah adaptor khusus untuk memasang smartphone ke lensa mata teleskop. Hal itu memungkinkan kamera smartphone mendapatkan tampilan Bulan yang lebih besar.

Tidak punya teman yang memiliki teleskop atau malas ikut kegiatan klub astronomi?

Gunakan Kamera DSLR
Ya, solusi berikutnya adalah menggunakan kamera DSLR. Tidak cuma DSLR sih, kamera mirrorless juga bisa. Yang jelas, kamera bisa melakukan kontrol eksposur dan dipasangi lensa telefoto.

Bingung apa itu lensa telefoto? Itu, lho, setiap lensa kan pasti ada nomornya seperti 18-55mm atau 70-200mm. Nah, semakin tinggi angkanya, maka semakin besar tampilan Bulan yang akan kamu dapatkan saat menggunakan lensa itu. Kami merekomendasikan untuk menggunakan lensa telefoto 400mm.

Bedanya kira-kira akan seperti ini:
Selain menggunakan lensa telefoto, kita juga bisa menggunakan lensa zoom bawaan pada kamera, tetapi penggunaannya akan sedikit lebih kompleks. Saat kamu mencoba memperbesar dengan lensa zoom, maka cahaya yang akan masuk ke hasil foto akan sedikit karena aperture menjadi lebih kecil. Akibatnya, sensitivitas sensor cahaya meningkat, yang mana juga akan membuat noise meningkat.

Intinya adalah, untuk mendapatkan hasil gambar Bulan yang tampak besar, kamu sebaiknya menyiapkan lensa telefoto.

Persiapan Sebelum Motret
Kamera siap, lensa telefoto siap, hal selanjutnya yang kamu butuhkan adalah tripod. Bukan, bukan karena kita akan motret malam-malam sehingga akan gelap, tetapi karena penggunaan lensa telefoto akan jauh lebih sulit untuk tetap stabil. Maka diperlukanlah tripod agar hasil foto tidak goyang.

Jika kamu cuma menginginkan hasil bidikan nanti menampilkan Bulan saja, kamu bisa memotret di manapun kamu mau. Tetapi, bila ingin memotret latar depannya juga, kamu bisa memotret di area pegunungan (membuat tampilan Bulan terbit di atas gunung), atau di tengah kota (membuat Bulan muncul di antara gedung-gedung tinggi). Kamu harus kreatif di sini.

Atur Kamera
Untuk memotret Supermoon, sebenarnya pengaturan kameranya tidak terlalu sulit, dan jelas hampir sama seperti memotret Bulan pada umumnya.

Kamu bisa mengatur aperture kamera ke f/8 atau lebih lebar (f/5,6 sampai f/4,0), tergantung seberapa banyak cahaya yang kamu terima pada kameramu. Di sini, kamu harus bisa mengira-ngira sendiri karena pengaturan yang satu ini adalah opsional saja.

Untuk kecepatan rana (shutter speed), kamu bisa atur ke 1/100 detik hingga 1 detik saja. Tidak perlu lama-lama karena kita sedang tidak memotret bentangan galaksi Bimasakti. Terakhir, kita harus atur ISO. Cukup atur ISO mulai dari 200-400 saja, tidak perlu terlalu besar angka ISO-nya karena justru akan membuat Bulan terlalu terang nantinya.
Mulai Memotret
Carilah fokus kameramu pada Bulan. Seharusnya hal ini bisa cukup mudah jika lensa yang kamu gunakan sudah lensa telefoto. Jika sudah fokus, mulailah mengambil foto.

Oh iya, ada baiknya gunakan mode self-timer pada kamera. Hal ini sangat bermanfaat supaya saat menekan tombol rana, kamera tidak bergetar, sehingga tidak membuat hasil bidikan jadi goyang. Tidak perlu lama, atur self-timer cukup 2-5 detik saja.

Jangan lupa ambil foto sebanyak-banyaknya. Jangan hanya satu. Ini penting untuk memastikan kamu bisa mendapatkan hasil foto terbaik yang nantinya bisa dibagikan di Instagram.

Itu, sudah.

Memotret Supermoon adalah hal yang sangat sederhana, kan? Sebagai fotografer, saya rasa kamu sudah tahu bagaimana foto yang bagus itu diciptakan. Manfaatkan kreatifitas yang kamu miliki agar hasil foto Supermoon tahun ini jadi lebih baik dan lebih menarik.

Supermoon bisa diamati mulai Matahari terbenam hingga Matahari terbit esok hari. Jangan lupa kalau Bulan juga mengalami siklus terbit dan terbenam. Jadi, saat Matahari terbenam nanti, carilah Bulan yang baru saja terbit di timur.

Selamat berburu Supermoon!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com