Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Ultima Thule, Si Kembar Dempet di Sabuk Kuiper

Pada 1 Januari 2019 kemarin, wahana antariksa New Horizons berhasil terbang lintas dekat Ultima Thule, sebuah objek Sabuk Kuiper yang rupanya merupakan kembar dempet. Apa saja yang telah dipelajari tentangnya sejauh ini?
Info Astronomy - Pada 1 Januari 2019 kemarin, wahana antariksa New Horizons berhasil terbang lintas dekat Ultima Thule, sebuah objek Sabuk Kuiper yang rupanya merupakan kembar dempet. Apa saja yang telah dipelajari tentangnya sejauh ini?

Dikatalogkan secara resmi sebagai (486958) 2014 MU69, Ultima Thule ditemukan pada tanggal 26 Juni 2014 oleh para astronom menggunakan Teleskop Antariksa Hubble sebagai bagian dari pencarian objek untuk misi New Horizons selanjutnya setelah berhasil terbang lintas dekat Pluto pada tahun 2015 silam.

Sabuk Kuiper sendiri merupakan wilayah yang jauh di tata surya yang berisi jutaan objek-objek kerdil. Mulai dari sebesar Pluto hingga sekecil Ultima Thule berkumpul di sana.

Nama "Ultima Thule" berasal dari istilah Yunani Latin yang memiliki arti tersirat "dunia yang jauh". Nama itu dipilih dalam sebuah kompetisi yang dilakukan NASA pada tahun 2018.

Ultima Thule termasuk juga dalam jenis objek trans-Neptunus, yakni benda-benda langit di tata surya yang mengorbit lebih jauh dari orbit planet Neptunus. Objek ini diketahui berjarak sekitar 6,4 miliar kilometer dari Matahari. Ia merupakan kembar dempet, dua objek yang pada awalnya terpisah namun kini bergabung.

Dalam pandangan terbaik di atas yang diperoleh wahana antariksa New Horizons pada jarak 27.000 kilometer dari Ultima Thule, objek tersebut tampak terdiri atas dua lobus besar, dengan lobus yang lebih besar dinamai "Ultima", yang memiliki diameter 19 km, sementara lobus yang lebih kecil dinamai "Thule", berdiameter 14 km.

Para astronom juga menjelaskan bahwa kedua lobus itu kemungkinan telah bersatu segera setelah pembentukan tata surya, atau sekitar 4,45 miliar tahun lalu, 50 juta tahun setelah tata surya terbentuk.

Karena lokasinya yang jauh, Ultima Thule diduga tidak mengalami gangguan gravitasi yang signifikan dan hanya memiliki kawah yang sedikit. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat periode orbital Ultima Thule yang butuh hampir 300 tahun untuk sekali mengitari Matahari dan memiliki eksentrisitas rendah bila dibandingkan dengan objek lain di Sabuk Kuiper.

Dalam beberapa pekan hingga bulan mendatang, data dari New Horizons akan terus diterima oleh pengontrol misi di Bumi. Kita juga nantinya berkesempatan untuk melihat serangkaian gambar dengan resolusi lebih tinggi yang akan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap Ultima Thule, yang saat ini merupakan objek terjauh dari Bumi yang pernah difoto oleh wahana antariksa.

Dengan mempelajari Ultima Thule, para astronom sedang mempelajari objek paling primitif di tata surya, di mana sudah pasti menyimpan banyak misteri tentang tata surya yang belum terpecahkan.


Foto: NASA/JHUAPL/SwRI/Jason Major
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com