Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Rumitnya Mengubah Mars Menjadi Mirip Bumi

Para penulis fiksi ilmiah telah lama menceritakan teraformasi, proses yang menciptakan lingkungan seperti Bumi atau yang dapat dihuni oleh manusia di planet lain. Para ilmuwan sendiri telah mengusulkan teraformasi pada Mars. Lalu, mungkinkah hal itu dilakukan?
Info Astronomy - Para penulis fiksi ilmiah telah lama menceritakan teraformasi, proses yang menciptakan lingkungan seperti Bumi atau yang dapat dihuni oleh manusia di planet lain. Para ilmuwan sendiri telah mengusulkan teraformasi pada Mars. Lalu, mungkinkah hal itu dilakukan?

Mungkin, iya. Bisa saja. Tapi rumit. Solusi umum untuk membuat Mars setidaknya menjadi dapat dihuni oleh manusia adalah dengan melepaskan gas karbon dioksida yang terperangkap di permukaannya untuk menebalkan atmosfernya sehingga bisa menjadi "selimut" yang pada akhirnya akan menghangatkan planet tersebut.

Ya, planet Mars walaupun tampak seperti gurun, suhunya sangat dingin. Bayangkan saja, suhu rata-rata siang hari di Mars, saat Matahari sedang berada di atas kepala (atau tengah hari bolong lah istilahnya), adalah minus 60 derajat Celsius.

Namun, Mars rupanya tidak menyimpan cukup karbon dioksida untuk dapat menebalkan atmosfernya. Alhasil, mengubah lingkungan Mars yang tidak ramah menjadi tempat yang dapat dijelajahi manusia sejauh ini tidak mungkin dilakukan tanpa teknologi yang jauh melampaui kemampuan teknologi saat ini.

Meskipun atmosfer Mars saat ini sendiri sebagian besar terdiri dari karbon dioksida, tapi masih terlalu tipis dan dingin untuk mendukung keberadaan air dalam bentuk cair di permukaannya, yang mana merupakan unsur penting untuk kehidupan. Di Mars, tekanan atmosfer kurang dari satu persen dari tekanan atmosfer Bumi. Setiap air cair di permukaan Mars akan dengan cepat menguap atau membeku.

Para pendukung teraformasi Mars sendiri telah mengusulkan pelepasan gas dari berbagai sumber di Planet Merah untuk menebalkan atmosfer dan meningkatkan suhu ke titik di mana air cair bisa ada secara stabil di permukaan Mars. Gas-gas ini disebut "gas rumah kaca" karena kemampuannya untuk memerangkap panas dan menghangatkan iklim.
"Karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) adalah gas rumah kaca yang mungkin ada di Mars dalam jumlah yang cukup untuk melangsungkan penghangatan planet yang signifikan," kata Bruce Jakosky dari Universitas Colorado, Boulder, AS, dilansir NASA.gov.

Namun, sebuah studi menunjukkan bahwa tidak ada cukup gas CO2 yang tersisa di Mars untuk melakukan penghangatan planet. Selain itu, sebagian besar gas CO2 tidak dapat diakses. Akibatnya, teraformasi Mars tidak mungkin dilakukan menggunakan teknologi saat ini.

Tekanan atmosfer di Mars sekitar 0,6 persen dari Bumi. Dengan jarak Mars yang jauh dari Matahari, para astronom memperkirakan tekanan CO2 yang serupa dengan tekanan atmosfer total Bumi diperlukan untuk menaikkan suhu yang cukup untuk memungkinkan air cair yang stabil di sana.

Sumber CO2 yang paling mudah diakses adalah di lapisan es kutub Mars. Es kering di sana bisa diuapkan dengan menyebarkan debu di atasnya untuk menyerap lebih banyak radiasi Matahari atau dengan menggunakan bahan peledak. Namun, menguapkan lapisan es kering hanya akan menyumbang CO2 yang bisa menggandakan tekanan Mars menjadi 1,2 persen dari Bumi. Masih belum cukup.

Sumber lain CO2 di Mars diketahui menempel pada partikel debu di tanah Mars, yang bisa dipanaskan untuk bisa dilepaskan. Para astronom memperkirakan bahwa memanaskan tanah dapat menambah tekanan Mars sekitar 4 persen dari tekanan yang dibutuhkan.

Sumber ketiga adalah CO2 yang terkunci dalam deposit mineral. Menurut data pengamatan wahana antariksa yang mengorbit Mars terhadap endapan mineral, para astronom memperkirakan jumlah yang paling masuk akal bila memanfaatkan sumber CO2 ketiga ini hanya akan menghasilkan kurang dari 5 persen dari tekanan yang dibutuhkan.

Jumlah-jumlah itu masih terlampau kecil.

Meskipun permukaan Mars tidak ramah terhadap bentuk kehidupan yang diketahui saat ini, fitur yang menyerupai dasar sungai kering dan endapan mineral yang teramati di sana memberikan bukti bahwa, di masa lalu, iklim Mars mendukung air cair untuk eksis di permukaannya.

Tetapi, semua itu berubah ketika radiasi dan angin matahari melucuti uap air dan CO2 dari atmosfer Mars karena medan magnet Mars yang lemah. Mars pun kini memiliki atmosfer yang sangat tipis, dengan suhu permukaan yang begitu dingin.

Sebenarnya masih ada gagasan lain untuk teraformasi Mars: mengimpor volatil dengan mengarahkan komet dan asteroid untuk menabrak Mars. Namun, tentu saja gagasan ini tidak praktis dan jauh lebih sulit daripada menghangatkan planet Mars.

Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa terformasi Mars belum dapat dilakukan dengan teknologi yang tersedia saat ini. Upaya semacam itu kemungkinan baru akan terjadi di masa depan, mungkin di awal abad ke-22 mendatang.


Foto: NASA/JPL-Caltech
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com