Saran pencarian

Mungkinkah Kehidupan di Bumi Hanya Sendirian di Semesta?

"Di mana 'yang lainnya'?" adalah pertanyaan yang pernah ditanyakan fisikawan Enrico Fermi kepada rekan-rekannya saat makan siang pada tahun 1950. Fermi lantas terkejut menemukan perbedaan antara kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi dan kurangnya bukti untuk itu. Maka, Paradoks Fermi pun digagas.
Info Astronomy - "Di mana 'yang lainnya'?" adalah pertanyaan yang pernah ditanyakan fisikawan Enrico Fermi kepada rekan-rekannya saat makan siang pada tahun 1950. Fermi lantas terkejut menemukan perbedaan antara kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi dan kurangnya bukti untuk itu. Maka, Paradoks Fermi pun digagas.

Semua yang kita temukan dan teliti sejauh ini menunjukkan bahwa kehidupan merupakan sesuatu yang (seharusnya) umum ditemukan di alam semesta. Tidak ada yang membuat posisi kita di Bumi terasa begitu istimewa. Planet-planet asing sangat banyak, bahkan ada yang mirip Bumi dengan dilengkapi karbon, oksigen, dan air. Tapi, di mana kehidupan yang lainnya?

Ada banyak solusi yang diusulkan untuk paradoks ini. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa walaupun material pembentuk kehidupan umum ditemui, namun menyatukannya untuk menghasilkan bentuk-bentuk kehidupan yang kompleks seperti di Bumi akan sangat langka.

Beberapa ilmuwan lainnya juga berpendapat mungkin juga bahwa makhluk cerdas luar Bumi tidak memiliki cara untuk berkomunikasi dengan kita. Atau mereka sudah melakukannya, tetapi dengan cara yang tidak dapat kita deteksi.

Analoginya seperti manusia dan kucing. Kita dan kucing adalah dua bentuk kehidupan yang berbeda, dan jelas memiliki cara berkomunikasi yang berbeda. Kucing mungkin sudah sering melakukan komunikasi ke kita, tapi kita tidak mengerti. Begitupun sebaliknya, kan?

Ada pula solusi lain untuk paradoks ini yang mengatakan bahwa mungkin kita berada di masa-masa awal evolusi kehidupan cerdas di alam semesta. Hipotesis yang lebih pesimistis ini menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi muncul terlalu dini, sehingga kehidupan-kehidupan di planet lain belum ada saat ini.

Hipotesis di atas memang pesimistis, tapi ada hipotesis lain yang mungkin membuat kita sedih, yakni hipotesisnya menunjukkan bahwa saat ini tampaknya sudah ada peradaban asing di luar sana, tetapi mereka tidak akan menghubungi kita sampai kita siap untuk dihubungi. Manusia Bumi masih dianggap terlalu primitif.

Hemm, mana dari hipotesis-hipotesis di atas yang benar? Mana yang harus kita percaya? Jawabannya: hipotesis bukan untuk dipercaya, tapi dibuktikan. Sains adalah kumpulan fakta, bukan suatu hal yang harus dipercaya.

Kita kemungkinan tidak sendirian di alam semesta. Mereka atau kita saja yang belum mampu berkomunikasi.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com