Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Ada Apa di Pusat Setiap Galaksi?

Saat melihat gambar sebuah galaksi, kita sering melihat ada bagian terang di setiap pusatnya. Mengapa pusat galaksi begitu terang padahal katanya ada lubang hitam supermasif?
Info Astronomy - Saat melihat gambar sebuah galaksi, bagian pusatnya tampak begitu terang. Tahukah kamu mengapa pusat galaksi begitu terang padahal katanya ada lubang hitam supermasif di sana? Bukankah seharusnya gelap?

Mari kita kembali ke tahun 1974, ketika fisikawan Inggris bernama Sir Martin Rees mengusulkan gagasan bahwa lubang hitam supermasif kemungkinan ada di pusat tiap galaksi di alam semesta.

Dalam 20 tahun terakhir, keberadaan lubang hitam supermasif yang diusulkan oleh Sir Martin Rees tersebut rupanya benar, bahkan sudah banyak bukti yang ditemukan.

Salah satu buktinya adalah, para astronom melihat bahwa bintang-bintang, gas, dan material lainnya di area pusat galaksi bergerak dengan gerakan orbit yang tidak biasa, yang mana hal tersebut terpengaruh oleh objek bergravitasi besar yang tak terlihat.

Namun, walaupun ada lubang hitam supermasif di sana, bukan berarti pusat galaksi harus gelap, lho. Lubang hitam supermasif pun juga bukan semacam "vacuum cleaner" yang akan menghisap apapun di seluruh galaksi.

Pada pusat galaksi kita sendiri, diketahui ada sebuah lubang hitam supermasif yang bermassa 4,6 juta kali massa Matahari kita yang dikenal sebagai Sagitarius A*. Meski massanya besar, Sagitarius A* rupanya masih tidak ada apa-apanya bila dibandingkan banyaknya jumlah bintang di area sekitarnya.
Sebenarnya, apa itu lubang hitam supermasif? Sederhananya, lubang hitam adalah sejumlah besar massa yang dikemas ke dalam ruang kecil, jauh lebih kecil daripada sebuah objek yang terbuat dari atom atau partikel-partikel lainnya. Nah, karena ukuran lubang hitam sangat kecil tapi massanya sangat besar, maka kepadatan lubang hitam jadi sangat tinggi, membuatnya memiliki tarikan gravitasi yang kuat sehingga cahaya pun tidak bisa lolos.

Walau begitu, lubang hitam tidak seekstrem yang sering kita bayangkan. Ia tidak menghisap apapun yang ada di sekitarnya. Karena faktanya, lubang hitam memiliki apa yang dikenal sebagai horizon peristiwa, batas yang menandai titik tidak bisa kembali setelah terhisap lubang hitam.

Bila kita berada di luar horizon peristiwa itu, lubang hitam akan sama seperti benda lain dengan massa yang sama. Ia tidak memiliki kekuatan magis untuk menyedot sesuatu. Gravitasinya bekerja dengan cara yang sama seperti gravitasi dari benda-benda lain di alam semesta.

Sebagai contoh, jika Matahari tiba-tiba digantikan oleh lubang hitam dengan massa yang sama persis: maka Bumi kita akan aman-aman saja dari tarikan lubang hitamnya, dan justru akan tetap mengorbit lubang hitam tersebut.

Sagitarius A*, lubang hitam supermasif di pusat Bimasakti, bekerja dengan cara yang sama pula. Dengan massa 4,6 juta kali massa Matahari, Sagitarius A* diketahui berdiameter hanya 25 juta kilometer, kurang dari setengah ukuran orbit Merkurius.

Setiap bintang yang memasuki horizon peristiwa Sagitarius A* akan dihisap. Tetapi, setiap bintang yang terletak pada jarak yang jauh atau berada di luar horizon peristiwanya, maka hanya akan mengorbit dengan sangat cepat.

Nah, pusat galaksi tampak terang karena dihuni bintang-bintang kuning berusia tua. Selain itu, bintang-bintang ini berjumlah sangat banyak, dan terkumpul dalam area yang sempit. Bayangkan saja, dalam 1 parsec (3,26 tahun cahaya) dari pusat galaksi, perkiraan jumlah kepadatan bintang adalah sekitar 10 juta bintang per parsec kubik.

Hal itu jelas sangat berbeda dengan kepadatan bintang di lingkungan sekitar Matahari kita, yang hanya sekitar 0,2 bintang per parsec kubik. Nah, karena bintang-bintang sangat rapat satu sama lain di pusat galaksi, jarak rata-rata antara bintang-bintang tersebut diperkirakan hanya 1.000 AU (sekitar satu minggu cahaya).

Jika Matahari terletak di dalam pusat galaksi, kita akan melihat satu juta bintang di langit malam yang lebih terang daripada Sirius!

Sampai di sini, kita tahu bahwa terlalu banyak bintang-bintang terang di pusat galaksi yang berada di luar horizon peristiwa Sagitarius A*. Hal itulah yang membuat pusat galaksi kita, dan galaksi-galaksi lainnya, tampak terang, bukan gelap karena ada lubang hitam.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com