Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Apa yang Terjadi Sebelum Big Bang?

Sebelum ada manusia, dinosaurus berjalan di Bumi. Sebelum ada Bumi, hanya ada awan gas dan debu besar yang mengambang di alam semesta. Sebelum ada alam semesta... hemm, para astronom belum yakin apa yang terjadi sebelum Big Bang melahirkan alam semesta. Tapi, ada beberapa teori yang menarik.
Alam semesta. Kredit: ESA/Hubble, NASA
Info Astronomy - Sebelum ada manusia, dinosaurus berjalan di Bumi. Sebelum ada Bumi, hanya ada awan gas dan debu besar yang mengambang di alam semesta. Sebelum ada alam semesta... hemm, para astronom belum yakin apa yang terjadi sebelum Big Bang melahirkan alam semesta. Tapi, ada beberapa teori yang menarik.

Teori-teori tersebut berbeda, ada pula yang bahkan begitu liar, tetapi semua astronom sangat setuju bahwa Big Bang setidaknya terjadi. Teori Big Bang mengatakan bahwa alam semesta kita dimulai sebagai titik gravitasi dengan kepadatan tak terbatas yang disebut singularitas.

Kemudian, dalam sepertriliun triliunan detik, titik tersebut meledak ke luar, mengembang dan mengembang dan terus mengembang dengan kecepatan yang lebih cepat daripada kecepatan cahaya, dalam fenomena yang disebut inflasi.

Jadi, Big Bang dianggap mengawali semua hal di alam semesta. Dan hal itu pun menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru: apa yang terjadi sebelum Big Bang? Apa yang menyebabkan adanya singularitas?

Berikut adalah beberapa teori utama untuk menjelaskan apa yang terjadi sebelum Big Bang:

Big Bounce
Menurut teori ini, ada alam semesta sebelum alam semesta kita yang runtuh menjadi singularitas, yang pada akhirnya membentuk alam semesta baru yang kita huni saat ini.

Pertama kali diusulkan pada tahun 1960 oleh ilmuwan Robert Dicke dan James Peebles, teori Big Bounce menyatakan bahwa alam semesta kita tidak terbatas, serta memiliki siklus ekspansi lalu runtuh yang tidak pernah berakhir (dan itu berarti kita hanya tinggal menunggu keruntuhan alam semesta kita untuk membentuk alam semesta baru).

Walau begitu, teori ini tidak diterima semua kalangan ilmuwan begitu saja. Beberapa kritikus mengatakan bahwa prinsip-prinsip entropi tidak memungkinkan alam semesta bisa runtuh menjadi singularitas dan lalu membentuk alam semesta baru lagi.

Tidak Pernah Ada Singularitas
Berbeda dengan Big Bounce, teori yang satu ini menyatakan bahwa tidak pernah ada yang namanya singularitas. Sebaliknya, semua energi di alam semesta terikat pada struktur ruang.

Dikenal sebagai hipotesis inflasi, gagasan ini mengatakan bahwa fluktuasi dalam apa yang disebut "bidang inflaton" menyebabkan adanya gelombang energi besar di suatu bidang alam semesta, yang membuatnya berkembang sangat cepat pada suatu waktu miliaran tahun yang lalu.

Percepatan pengembangan itu akan meninggalkan bukti dalam bentuk gelombang gravitasi primordial, yang jejaknya bisa ditemukan dalam radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis. Para astronom mungkin belum menemukan bukti untuk yang satu ini, tetapi kebanyakan ahli kosmologi berpendapat bahwa teori ini dapat menjelaskan entropi rendah alam semesta.

Multiverse
Apa jadinya bila alam semesta kita hanyalah salah satu dari banyak alam semesta lain yang dikenal sebagai multiverse? Teori ini sebenarnya merupakan bagian dari hipotesis inflasi di atas, dan mengatakan bahwa unsur-unsur yang menyebabkan inflasi juga mengarah pada penciptaan sekelompok alam semesta lain yang berentropi rendah.

Sayangnya, semua alam semesta pada multiverse akan tertutup satu sama lain, jadi kita tidak akan pernah bisa mendeteksi mereka. Hal itu jelas tidak memuaskan bagi beberapa ilmuwan, sehingga teori ini masih harus banyak dipelajari lagi.

Pada akhirnya, kita mungkin tidak pernah tahu pasti apa yang terjadi sebelum alam semesta dimulai. Sejauh ini, para astronom masih banyak melakukan riset untuk setidaknya memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta pra-Big Bang.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com