Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Wajib Lihat! Inilah Jadwal Peristiwa Langit November 2018

November adalah bulan yang menyenangkan. Selain mungkin ulang tahunmu atau ulang tahun orang terkasihmu ada di bulan ini, November juga akan dihiasi oleh peristiwa-peristiwa langit menarik.
Kredit: Pexels
Info Astronomy - November adalah bulan yang menyenangkan. Selain mungkin ulang tahunmu atau ulang tahun orang terkasihmu ada di bulan ini, November juga akan dihiasi oleh peristiwa-peristiwa langit menarik.

Apa saja, ya, kira-kira? Berikut ini sudah kami susun jadwalnya~

5 November 2018: Hujan Meteor Taurid
November akan dibuka dengan peristiwa hujan meteor. Walaupun termasuk dalam hujan meteor minor (berintensitas rendah), Taurid tetap menarik untuk diamati.

Meteor-meteor pada hujan meteor pembuka November ini akan berasal dari remah-remah komet 2P/Encke. Pada puncaknya, kamu bisa mengamati setidaknya sekitar 10 meteor per jam, dengan catatan lokasi pengamatanmu minim polusi cahaya dan cuaca cerah.

Pengamatan bisa dilakukan mulai tengah malam, ketika titik radian hujan meteor ini (rasi bintang Taurus, asensiorekta 03h30m, deklinasi 14° LU) sudah berada pada ketinggian 67° di atas ufuk timur laut daerahmu.
 Hujan meteor Taurid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Pada puncak Taurid, Bulan akan berusia 27 hari, sehingga cahayanya tidak akan menjadi gangguan untuk pengamatan hujan meteor Taurid tahun ini. Untuk melihat banyak meteor, amatilah area langit 30 hingga 40° dari titik radiannya.

7 November 2018: Fase Bulan Baru
Bulan akan masuk fase Bulan Baru di tanggal ini pukul 23:03 WIB. Fase Bulan Baru merupakan fase ketika sudut elongasi antara Matahari dan Bulan hampir nol derajat, sehingga kita tidak akan melihat Bulan dari permukaan Bumi karena Bulan berada di antara Matahari dan Bumi.

Tapi, karena sudut kemiringan orbit Bulan terhadap Bumi yang mencapai 5 derajat, gerhana Matahari total tidak akan terjadi di tanggal ini. Fase Bulan Baru juga menandai akan bergantinya bulan Safar ke Rabiulawal dalam penanggalan Hijriah untuk tahun 1440 H.

9 November 2018: Segitiga Bulan-Merkurius-Jupiter
Di tanggal ini, kita berkesempatan melihat planet Merkurius dan Jupiter yang berada di dekat Bulan dalam pandangan dari Bumi, ketiganya akan membentuk segitiga. Karena baru saja mencapai fase Bulan Baru pada 7 November, di tanggal ini Bulan masih berada dalam fase sabit tipis, sehingga arah pengamatan adalah ke langit barat saat senja.
Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
 Bulan, Merkurius, dan Jupiter akan terpisah sejauh 4° satu sama lain pada tanggal ini. Dalam pandangan mata, kita akan melihat Jupiter bagai bintang kuning terang di arah selatan Bulan. Sementara mungkin melihat Merkurius bisa lebih sulit. Pengamatan sendiri bisa dilakukan mulai pukul 18:00 sore waktu lokal daerahmu, ketika keduanya sudah berada sedikit di atas 10° dari cakrawala barat.

Pada saat konjungsi, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -8, Merkurius dengan magnitudo -0,7, dan Jupiter dengan magnitudo -1,7. Keduanya akan tampak bertengger di depan rasi bintang Libra.

11 November 2018: Konjungsi Bulan dengan Saturnus
Setelah berkencan dengan Jupiter, Bulan akan pindah ke lain hati bertemu dengan planet Saturnus pada 11 November 2018. Bulan dan Saturnus akan tampak terpisah sejauh 2° satu sama lain, dengan Bulan sudah memasuki usia 4 hari.

Pada waktu yang hampir bersamaan, pasangan kosmis ini juga akan berada pada jarak terdekat satu sama lain di tata surya, atau dalam astronomi disebut sebagai appulse.
Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Untuk mengamatinya, mulailah pengamatan sekitar pukul 18:00 waktu lokal daerahmu. Nantinya kamu akan menemukan keduanya tampak bergandengan tangan pada ketinggian 42° di atas cakrawala barat daya. Keduanya bisa terus diamati hingga tenggelam ke cakrawala barat sekitar 3 jam 21 menit setelah Matahari terbenam.

Oh iya, pengamatan dengan mata tidak akan menampilkan cincin Saturnus. Kamu perlu menggunakan teleskop dengan magnifikasi minimal 75x untuk bisa melihat Saturnus yang lengkap dengan cincinnya serta bulan terbesarnya, Titan.

12 November 2018: Hujan Meteor Taurid
Hujan meteor Taurid lagi? Ya, betul~
Hujan meteor Taurid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Perbedaan hujan meteor Taurid ini dengan yang terjadi pada 5 November adalah titik radiannya. Untuk Taurid 12 November, titik radiannya masih di rasi bintang Taurus, namun tepatnya pada asensiorekta 04h00m, deklinasi 22° LU.

Akan ada setidaknya 10 meteor per jam bila kamu mengamatinya di lokasi dengan polusi cahaya yang minim dan tentunya cuaca cerah. Pengamatan tidak butuh teleskop dan kamu bisa mengamatinya mulai tengah malam sampai Matahari terbit.

16 November 2018: Konjungsi Bulan dengan Mars
Planet Merah akan tampak berada berdekatan dengan Bulan dalam pandangan dari Bumi di tanggal ini. Bulan yang masih dalam fase sabit itu akan berada sejauh 1° dari Mars di tanggal ini. Keduanya akan berada pada ketinggian 81° di atas cakrawala selatan saat Matahari terbenam. Bisa diamati hingga pukul 23:53 waktu setempat daerahmu.
Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Pada saat konjungsi, Bulan akan tampak bersinar dengan magnitudo -11,9, sementara Mars akan muncul dengan warna merahnya yang khas dengan magnitudo -0,3. Keduanya akan berada di depan rasi bintang Akuarius.

Oh iya, pasangan kosmis ini terlalu luas terpisah agar pas dalam satu bidang pandang teleskop, tetapi kamu masih bisa melihatnya dengan mata telanjang atau melalui sepasang teropong kecil.

18 November 2018: Hujan Meteor Leonid
Berbeda dengan Taurid yang termasuk dalam hujan meteor minor, Leonid merupakan hujan meteor mayor (berintensitas tinggi). Ia bahkan termasuk dalam salah satu hujan meteor terbaik setiap tahunnya, lho.

Berasal dari remah-remah komet 55P/Tempel-Tuttle, kamu berkesempatan melihat hingga 20 meteor per jam pada puncaknya, tentu syaratnya masih sama: minim polusi cahaya dan cuaca cerah.
Hujan meteor Leonid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Pengamatan pun wajib dilakukan dengan mata telanjang dan paling baik dimulai pukul 3 dini hari. Tapi sayangnya, puncak Leonid tahun ini bertepatan dengan Bulan yang berusia 11 hari, fase yang sangat dekat dengan Bulan purnama, sehingga cahayanya mungkin akan sangat mengganggu karena meredupkan meteor-meteor yang lewat.

23 November 2018: Fase Bulan Purnama
Pada tanggal ini, Bulan akan masuk fase purnama. Secara astronomis, fase Bulan yang mencapai 99,8% ini akan terjadi pada pukul 12:41 WIB, namun kita baru bisa melihat Bulan yang baru akan terbit pada saat Matahari terbenam.

Pada saat masuk fase purnama, Bulan akan terletak pada deklinasi +16°04', di depan rasi bintang Taurus. Jaraknya dari Bumi akan mencapai sekitar 372.000 kilometer, sehingga ia akan muncul dengan diameter sudut selebar 32'02".

26 November 2018: Konjungsi Superior Jupiter
Saatnya mengucapkan selamat tinggal kepada kenampakan Jupiter di langit barat saat senja. Sebab pada tanggal ini, Jupiter akan mengalami konjungsi superior (berada di seberang Matahari dalam pandangan dari Bumi).

Pada momen konjungsi superior ini, Jupiter akan muncul pada sejauh 0°39' dari Matahari dalam pandangan dari Bumi, membuatnya benar-benar tidak dapat diamati selama beberapa pekan ke depan karena ia menghilang dalam silau Matahari.

Di waktu yang sama, Jupiter juga akan berada pada jarka yang paling jauh dari Bumi, yakni sekitar 6,35 AU (1 AU = 150 juta kilometer). Itu tentu saja disebabkan karena kedua planet akan terletak di sisi yang berlawanan di bidang tata surya.

Selama beberapa pekan dan bulan berikutnya, Jupiter akan muncul kembali, tetapi berpindah menjadi di langit timur saat sebelum Matahari terbit. Dan karena Jupiter termasuk planet luar, secara bertahap ia akan menjadi planet yang bisa diamati pada malam hari.

30 November 2018: Puncak Kecerahan Venus
Rindu Venus? Setelah mengalami konjungsi inferior (berada di antara Matahari dan Bumi) pada 26 Oktober 2018 kemarin, Venus berangsur-angsur kembali muncul di langit timur sebelum Matahari terbit. Dan pada tanggal ini, ia akan muncul paling cerah.
Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Kecerahan Venus sendiri tergantung pada dua faktor: kedekatannya dengan Bumi dan fasenya. Fase Venus bervariasi tergantung pada posisinya relatif terhadap Bumi. Ketika lewat di antara Bumi dan Matahari, misalnya, sisi yang membelakangi Bumi sepenuhnya tidak terlihat, mirip seperti fase Bulan Baru.

Sebaliknya, ketika ia terletak berlawanan dengan Bumi dalam orbitnya, melewati di belakang Matahari, ia akan tampak sepenuhnya diterangi, seperti Bulan purnama. Namun, pada saat yang sama, Venus berada di jarak paling jauh dari Bumi, sehingga justru Venus purnama lebih redup.

Nah, Venus mencapai titik paling cerah ketika ia masih di fase sabit. Mengapa demikian? Sebab inilah fase di mana Venus berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Fase sabit itu akan terjadi pada 30 November, membuat Venus akan muncul dengan magnitudo -4,3, menjadikannya benda langit paling terang ketiga setelah Matahari dan Bulan.

Nah, itulah peristiwa langit yang bisa diamati sepanjang November ini. Mana yang paling kamu tunggu-tunggu?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com