Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Rencana Penjelajahan Manusia di Mars Mulai Disusun

Gagasan untuk membangun basis manusia di Mars dan menjadi spesies antarplanet telah menjadi pembicaraan para ilmuwan sejak beberapa dekade terakhir. Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan mulai menyusun rencananya.
Mars. Kredit: NASA
Info Astronomy - Gagasan untuk membangun basis manusia di Mars dan menjadi spesies antarplanet telah menjadi pembicaraan para ilmuwan sejak beberapa dekade terakhir. Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan mulai menyusun rencananya.

Pada tanggal 10 September 2018, para ilmuwan dari École polytechnique fédérale de Lausanne (EPFL), sebuah universitas dan pusat penelitian di Swiss, menyusun panduan langkah demi langkah untuk menciptakan fasilitas penelitian yang berkelanjutan di Mars.

Dalam rencana tersebut, mereka menguraikan bagaimana kita bisa tiba di Mars, mendirikan kemah, dan menciptakan lingkungan yang laik huni untuk jangka panjang. Dengan rencana ini, para ilmuwan nantinya bisa mulai melakukan perjalanan umat manusia ke Planet Merah yang sudah lama ditunggu-tunggu.

Tetapi, seperti halnya proyek besar lainnya, perlu waktu bertahun-tahun untuk mencapai hasil yang diinginkan, sehingga walaupun rencana sudah disusun sejak sekarang, penyelesaiannya masih perlu dilakukan hingga beberapa dekade mendatang.

Lokasi, Lokasi, Lokasi
Langkah pertama untuk membangun koloni manusia di Mars, tentu saja, adalah mencari tahu di mana para astronot Mars nantinya memiliki peluang terbaik untuk bertahan hidup. Untuk mendarat di Mars, para ilmuwan cenderung menyarankan astronot masa depan nanti untuk mendarat di kutub planet tetangga Bumi kita tersebut.

Alasannya sederhana: Mars diketahui mengandung endapan es yang telah terbentuk selama ribuan tahun. Endapan ini diduga mengandung es air dalam jumlah besar, yang berpotensi untuk diekstrak dan diubah menjadi air cair. Tahu di mana letak endapan tersebut? Di kedua kutubnya.

Kutub juga memiliki sumber daya alam lainnya, seperti karbon dioksida, besi, aluminium, silikon dan belerang, yang dapat digunakan untuk membuat benda-benda seperti kaca, batu bata, dan plastik. Dan dengan sedikit kerja keras, para astronot Mars nantinya bahkan bisa menggunakan hidrogen dan metanol yang tersedia di sana untuk menciptakan bahan bakar kendaraan dan roket.

Namun, baik sumber daya maupun lingkungan hidup yang sesuai, tidak akan tersedia secara langsung. Jadi, alih-alih mengirim manusia pada misi pertama, para ilmuwan menyarankan untuk lebih dulu mengirim armada robot untuk mulai membangun fasilitas tersebut.

Membangun Basis Kemah di Mars
Basis kemah dalam rencana ini terdiri dari tiga unit: inti pusat, tiga kapsul, dan kubah besar yang melengkung. Inti pusat akan memiliki tinggi 12,5 meter dan lebarnya 5 meter. Inti tersebut akan berfungsi sebagai tempat tinggal yang kecil, tetapi cukup untuk para astronot di sana.
Ilustrasi basis kemah di Mars. Kredit: EPFL
Sementara itu, tiga kapsul nantinya akan mengelilingi inti pusat dan akan berfungsi sebagai pengunci udara, bagian yang menghubungkan inti dan permukaan Mars untuk meminimalkan perubahan tekanan udara antara keduanya.

Terakhir, sebuah kubah yang terbuat dari bahan serat polisilin yang sangat besar. Kubah ini juga berfungsi sebagai habitat para astronot, serta juga akan berfungsi sebagai perisai radiasi raksasa dan membantu mengatur tekanan udara.

Musim Panas Mars yang Tanpa Akhir
Nantinya, setelah armada robot telah menjelajahi situs pendaratan manusia dan menciptakan fasilitas serta tempat yang aman bagi manusia, enam orang astronot pertama akan memulai perjalanan mereka ke Planet Merah.

Peluncuran dan perjalanan itu sendiri akan dilakukan selama musim panas terjadi di kutub Mars. Hal ini dimaksudkan agar para astronot tersebut hanya menempuh waktu perjalanan sesingkat-singkatnya, paling lama hanya 288 hari.

Namun, di sisi lain, musim panas di Mars begitu mencekam dan berlangsung sangat lama. Sehingga para astronot ini nantinya jelas akan perlu mengemas banyak hal penting untuk persiapan, seperti makanan yang banyak, baterai cadangan, hingga reaktor yang dapat mengubah unsur-unsur alami Mars.

Dalam rencana ini, misinya bukan merupakan misi satu arah. Dengan kata lain, para astronot tersebut nantinya akan pulang kembali ke Bumi setelah tinggal di basis kemah Mars selama sekitar sembilan bulan. Mereka akan mengguankan sumber daya di Mars tadi sebagai bahan bakar roketnya nanti.

Ya, rencana untuk membangun basis penelitian di Mars terdengar cukup sederhana dan sempurna di atas kertas, tetapi jelas pada praktiknya akan luar biasa sulit. Setidaknya, menurut rencana ini, sekitar 110 metrik ton peralatan wajib dibawa untuk membangun basis kemah tersebut, dan saat ini kita tidak memiliki roket yang mampu membawa beban seberat itu.

Dan karena ini adalah proyek yang sangat besar, pasti akan ada penghalang yang tak terduga yang dapat menghentikan atau memperlambat rencana tersebut. Tetapi terlepas dari itu, memiliki rencana terperinci adalah sebuah pencapaian yang bagus, dan jauh lebih baik daripada hanya duduk-duduk, bengong, memimpikan kehidupan manusia di Mars.

Untuk detail lebih lanjut tentang rencana EPFL, kamu bisa membaca rilisnya di Acta Astronautica.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com