Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Melihat Gerhana Bintang Algol

Pernahkah kamu mengamati bintang Algol? Ia adalah sistem tiga bintang yang saling mengorbit. Jika kamu tahu letaknya, kamu dapat melihat bintang ini tampak kelap-kelip karena mereka saling menggerhanai satu sama lain dalam pandangan dari Bumi.
Ilustrasi. Kredit: L. Calcada/ESO
Info Astronomy - Pernahkah kamu mengamati bintang Algol? Ia adalah sistem tiga bintang yang saling mengorbit. Jika kamu tahu letaknya, kamu dapat melihat bintang ini tampak kelap-kelip karena mereka saling menggerhanai satu sama lain dalam pandangan dari Bumi.

Gerhana bintang ini berputar seperti jarum jam dengan interval 68 jam, 48 menit, dan 59,9 detik, atau 2,86736 hari. Karena seluruh gerhana bintang akan memakan waktu 9 jam 40 menit dari awal hingga selesai, seluruh gerhana itu pun dapat dilihat dalam satu malam.

Untuk menemukan Algol di langit malam, temukanlah rasi bintang Perseus sebab ia ada di sana. Terletak di dekat bentuk W rasi bintang Kassiopeia, Algol berada pada deklinasi +40° 57′ 20″. Agar lebih mudah menemukannya, kamu bisa menggunakan aplikasi peta langit saja.

Apa perbedaan kenampakan bintang ini saat gerhana terjadi dan tidak terjadi? Amati saja perubahan kecerahan cahayanya. Biasanya, Algol muncul 3,3 kali lebih terang daripada saat puncak gerhana bintang terjadi, di mana magnitudo visualnya saat itu bisa mencapai 2,1, hampir sama terang dengan bintang terdekat Almach di rasi bintang Andromeda. Tetapi, ketika gerhana terjadi, magnitudo visual Algol menjadi sekitar 3,3.

Orang pertama yang menemukan bahwa Algol bisa menurun kecerahannya adalah seorang ahli matematika Italia, Geminiano Montanari dari Bologna sekitar tahun 1667. Pada saat itu, satu-satunya bintang serupa Algol adalah Mira, yang cahayanya turun-naik secara bervariasi selama berbulan-bulan.

Variabilitas Algol ditemukan kembali pada tahun 1782 oleh astronom amatir Inggris John Goodricke, ketika ia masih berusia 18 tahun. Dia mengamati bintang itu secara sistematis dan menentukan periodenya. Hebatnya, ia juga dengan tepat menyarankan alasan variasi kecemerlangan: Sebuah objek besar yang redup mengorbit bintang dan secara berkala menghalangi sebagian besar cahayanya dari pandangan kita.

Tapi, pengamatan di era modern mengungkapkan hal lain. Begini cara kerja peredupan Algol:

Sistem bintang Algol terletak sekitar 90 tahun cahaya dari Bumi, dan sebenarnya terdiri dari dua bintang dalam sistem biner. Bintang yang lebih terang, Algol A adalah bintang kebiruan yang 90 kali lebih bercahaya dari Matahari kita.

Sementara itu, bintang yang redup, Algol B, adalah bintang kuning yang "redup" jika dibandingkan dengan bintang Algol A biru yang lebih terang. Tapi, bila Algol B dibandingkan dengan Matahari kita, maka ia masih tiga kali lebih bercahaya.

Pengamatan terbaru menunjukkan rupanya ada bintang lain dalam sistem ini, Algol C, yang mengorbiti pasangan A dan B sekali setiap 1,86 tahun. Algol C adalah bintang putih yang empat kali lebih terang dari Matahari.

Nah, tiga bintang ini saling menggerhanai satu sama lain dalam pandangan dari Bumi. Algol A menggerhanai Algol B, Algol B juga menggerhanai Algol A, sementara Algol C bisa menggerhanai keduanya.

Nama Algol sendiri berasal dari Arab, "al-ghul", yang memiliki artri sebagai iblis perempuan. Tetapi, nama itu tampaknya tidak ada hubungannya dengan perilaku bintang. Itu hanya karena posisi Algol berada pada kepala Gorgon Medusa yang terputus dalam mitologi rasi bintang Yunani kuno.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com