Ilustrasi. Kredit: ESO/L. Calcada |
Sebelumnya, para astronom berpikir bahwa kebanyakan galaksi memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya, tetapi mereka belum pernah memiliki data dan observasi yang cukup untuk bisa membuktikan asumsi itu.
Dari situlah studi ini dilakukan. Dalam makalah ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Astronomi dan Astrofisika, sekelompok astronom ini menggunakan sebuah instrumen ilmiah yang sangat sensitif yang terdapat pada Very Large Telescope (VLT), teleskop besar di Observatorium Selatan Eropa (ESO), Cile, untuk mempelajari lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita yang disebut sebagai Sagitarius A*.
Instrumen ilmiah itu disebut GRAVITY, yang menggabungkan cahaya dari empat teleskop VLT untuk menciptakan "teleskop super" virtual yang berdiameter 130 meter.
Menggunakan GRAVITY, tim astronom ini mampu mengamati suar radiasi inframerah yang berasal dari Sagitarius A*. Diperkirakan, suar ini berasal dari cakram akresi berupa gas panas yang mengorbit di dekat cakrawala peristiwa Sagitarius A*, titik di mana gravitasi begitu kuat sehingga tidak ada apa pun, bahkan cahaya, yang bisa lolos dari gravitasi lubang hitam.
Cakram akresi ini diperkirakan bergerak dengan kecepatan luar biasa, sekitar sepertiga kecepatan cahaya. Suar radiasi inframerah yang diamati oleh GRAVITY diketahui merupakan bagian terdalam dari cakram akresi itu, yang paling dekat dengan cakrawala peristiwanya.
Keberadaan cakram akresi itulah yang merupakan bukti bahwa lubang hitam supermasif di pusat galaksi benar-benar ada. Selain itu, pengamatan terhadap bintang-bintang di sekitar cakram akresi ini juga menambah bukti: bintang-bintang di sana mengorbit sesuatu yang tak kasat mata, sebuah medan gravitasi besar yang disinyalir merupakan sang Sagitarius A*.
Asumsi yang Rupanya Benar
Ini adalah pertama kalinya para astronom bisa mengamati materi yang mengorbit begitu dekat dengan cakrawala peristiwa lubang hitam supermasif. Ini juga merupakan pengamatan paling rinci pertama yang pernah dilakukan terhadap materi yang mengorbit lubang hitam.
“Sebelumnya, sangat membingungkan untuk bisa meneliti materi yang mengorbit lubang hitam sebab mereka bergerak pada 30% dari kecepatan cahaya. Namun, sensitivitas GRAVITY yang luar biasa telah memungkinkan kami untuk mengamatinya secara langsung dalam detail yang belum pernah ada sebelumnya,” kata Oliver Pfuhl, salah satu astronom pada studi ini, dalam pernyataannya di situs web ESO.
Sejak beberapa dekade terakhir, para astronom memang telah berasumsi bahwa lubang hitam supermasif kemungkinan ada di jantung galaksi kita, dan bahkan di sebagian besar galaksi lainnya. Pengamatan ini pun menandai pertama kalinya para astronom akhirnya dapat mengonfirmasi asumsi mereka.
Sekarang, para astronom berharap untuk mempelajari lubang hitam secara lebih rinci, termasuk bagaimana mereka dapat menembakan pancaran energi.
Ada pula sebuah proyek yang saat ini masih berjalan, yang misinya adalah untuk mencitrakan langsung Sagitarius A*. Proyek yang disebut Event Horizon Telescope (EHT) tersebut nantinya akan berusaha mendapatkan gambar pertama dari lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita.