Saran pencarian

Istilah Astronomi Hari Ini: Barisenter

Pernah dengar istilah "barisenter"? Setiap objek di tata surya, mulai dari si raksasa Matahari sampai remah-remah komet, bisa memberikan tarikan gravitasi pada objek yang lain.
Ilustrasi. Kredit: InfoAstronomy.org
Info Astronomy - Pernah dengar istilah "barisenter"? Setiap objek di tata surya, mulai dari si raksasa Matahari sampai remah-remah komet, bisa memberikan tarikan gravitasi pada objek yang lain.

Tata surya pada dasarnya adalah seperti permainan tarik tambang yang besar. Jika ada satu objek langit yang terlihat mengorbiti objek langit lainnya, mereka sebenarnya saling mengorbiti satu sama lain, mengitari sebuah titik pusat massa, atau titik kesetimbangan yang dikenal sebagai barisenter dalam astronomi.

Interaksi semacam ini terjadi karena gaya gravitasi saling menguntungkan. Ketika satu objek angkasa menarik yang lain, objek yang lain itu akan merespon dalam tarikan yang sama sampai titik kesetimbangan mereka ditemukan.

Dengan kata lain, dalam kasus tata surya, semua planet sebenarnya tidak mengitari Matahari, melainkan Matahari dan planet-planet itu mengitari barisenternya masing-masing. Hemm, baru tahu kan~

Di sini, saya akan mencoba mendemonstrasikan konsep barisenter dengan beberapa benda di Bumi. Pertama, ambilah sebuah penggaris, dan cobalah menyeimbangkannya dengan jari telunjukmu. Nah, pada penggaris, titik pusat massanya ada di tengah, kan? Pusat massa juga disebut pusat gravitasi.
Sekarang, bandingkan ini dengan sebuah palu. Jika kamu meletakkan jarimu di tengah palu untuk menyeimbangkannya, apa yang akan terjadi? Ya, palu akan jatuh.

Itu dikarekanakan pusat massa tidak selalu berada di tengah atau pusat objek karena beberapa bagian dari suatu objek mungkin memiliki lebih banyak massa daripada bagian lain. Dalam hal palu, kepala palu merupakan bagian yang lebih besar massanya, membuat pusat massanya sangat dekat dengan ujung kepala palu tersebut.
Kesimpulan yang disa diambil dari dua contoh ini adalah: (a) Dua benda langit dengan massa yang berbeda akan mencari titik kesetimbangan mereka, dan (b) Pusat massa akan selalu berada lebih dekat ke objek yang lebih masif, atau bermassa lebih besar.

Di ruang angkasa, dua atau lebih objek yang mengorbit satu sama lain juga memiliki pusat massa seperti yang sudah disinggung di atas. Dalam kasus Bulan dan Bumi, di mana Bumi lebih masif daripada Bulan, pusat massanya berada di dalam Bumi. Jadi ketika Bulan mengorbit pusat massa ini, di sisi lain Bumi sebenarnya juga bergerak mengitari pusat massa itu.

Matahari memiliki massa yang besar. Sementara massa Bumi lebih kecil darinya. Itu berarti, Matahari seperti kepala palu, membuat barisenter antara Bumi dan Matahari berada sangat dekat dengan inti Matahari. Maka, itulah mengapa kita mengatakan bahwa Bumi mengorbit Matahari: biar lebih sederhana.
Ilustrasi barisenter. Kredit: NASA
Barisenter tata surya kita juga secara konstan berubah posisi. Yang mana posisinya tergantung sejauh apa sebuah planet mengitari Matahari. Barisenter tata surya dapat berkisar dari dekat inti Matahari (untuk planet-planet yang dekat dengan Matahari) hingga berada di luar permukaan Matahari (untuk planet-planet yang lebih jauh).

Nah, ketika Matahari mengitari barisenter yang bergerak ini, ia akan bergoyang-goyang. Dan hal itu dimanfaatkan para astronom juga untuk mencari planet asing, lho.

Barisenter tidak hanya ada di tata surya, melainkan juga terjadi di bintang-bintang lain. Bila sebuah bintang memiliki planet, sang bintang akan bergoyang-goyang juga karena mengitari barisenternya. Seberapa besar goyangan bintang itu menunjukkan seberapa jauh jarak sang planet dari bintang induknya.

Semoga menambah wawasan!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com