Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Mengenal Apep, Ular Kosmis yang Siap Meledak

Sekelompok astronom internasional baru-baru ini telah mengambil gambar seekor ular kosmik, yang sebenarnya adalah sebuah struktur gas dan debu yang berputar-putar mengelilingi sistem tiga bintang raksasa.
Apep. Kredit: ESO
Info Astronomy - Sekelompok astronom internasional baru-baru ini telah mengambil gambar seekor ular kosmik, yang sebenarnya adalah sebuah struktur gas dan debu yang berputar-putar mengelilingi sistem tiga bintang raksasa.

Tampak cantik, sistem ini rupanya tidak akan bertahan lama. Ledakan dahsyat sedang menunggu waktu untuk terjadi. Dua dari tiga bintang dalam sistem ini adalah bintang Wolf-Rayet, bintang sekarat yang sangat panas yang telah mencapai masa akhir kehidupannya.

Bintang-bintang Wolf-Rayet inilah yang menumpahkan lapisan terluar mereka dalam angin bintang yang kuat. Karena mereka berputar sangat cepat, maka terbentuklah struktur seperti ular kosmis yang para astronom amati saat ini.

Seperti yang dilaporkan dalam jurnal Nature Astronomy, angin bintang dari kedua bintang Wolf-Rayet tersebut bergerak pada kecepatan 12 juta kilometer per jam.

Sistem bintang ini sendiri dijuluki Apep. Namanya diambil dari dewa ular Mesir yang mengalami kekacauan. Para astronom sangat tertarik dengan sistem bintang seperti Apep ini karena ingin mengamati kematian (baca: ledakan supernova) yang akan sangat spektakuler.

Model komputer menunjukkan bahwa bintang-bintang Wolf-Rayet dalam sistem bintang Apep yang berputar cepat ini tidak hanya akan meledak dalam supernova, tapi juga akan mengalami ledakan sinar gamma durasi panjang, yang merupakan salah satu ledakan paling energik di alam semesta.

Sistem bintang Apep ini, menurut para astronom, merupakan yang pertama dalam jenisnya yang berhasil ditemukan di galaksi Bimasakti.

Penemuannya berhasil dilakukan berkat pengamatan menggunakan Very Large Telescope (VLT) milik Observatorium Selatan Eropa. Menggunakan VLT, para astronom juga mampu mengukur bahwa debu di tepi sistem bergerak dengan laju yang lebih lambat, yakni 2 juta kilometer per jam. Hal ini rupanya mengisyaratkan perbedaan intrinsik antara dua bintang Wolf-Rayet yang ada.

Sayangnya, para astronom tidak bisa mendapatkan perkiraan jarak yang presisi karena sistem bintang Apep dipenuhi debu antarbintang. Namun, diperkirakan ketiga bintang ini berjarak kira-kira 8.000 tahun cahaya hingga 15.000 tahun cahaya. Sebuah jarak yang aman dari Bumi agar semburan sinar gamma tidak akan mengenai kita di permukaan Bumi.

Saat ini, para astronom masih terus mengamati Apep, dan belum diketahui dengan pasti kapan Apep akan meledak. Tapi bila ia meledak saat kamu membaca artikel ini, kamu dan kita semua baru akan menyadarinya 8.000 hingga 15.000 tahun mendatang.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com