Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Ketika Empat Planet Raksasa Mengorbit Bintang Muda

Seperti apa sebenarnya definisi dari sistem bintang yang "normal"? Jika menurutmu sebuah sistem bintang normal seharusnya seperti tata surya kita, tampaknya hal tersebut keliru.
Ilustrasi. Kredit: ALMA

Info Astronomy - Seperti apa sebenarnya definisi dari sistem bintang yang "normal"? Jika menurutmu sebuah sistem bintang normal seharusnya seperti tata surya kita, tampaknya hal tersebut keliru.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para astronom di Universitas Cambridge baru-baru ini menemukan empat planet gas raksasa, yang mirip dengan Jupiter dan Saturnus, mengorbit bintang yang berusia masih sangat belia yang disebut CI Tau. Hemm, apa yang aneh?

Menurut teori saat ini, planet besar seharusnya terbentuk terakhir dalam sebuah sistem bintang, ketika bintang induknya sudah berusia cukup matang dan stabil. Tapi pada sistem CI Tau, planet-planet besarnya justru telah terbentuk saat sang bintang masih muda.

Selain tidak biasa dalam hal usia, sistem bintang CI Tau juga memiliki jalur orbit planet yang menarik: salah satu planet dalam sistem ini memiliki orbit ekstrem yang membawanya lebih dari seribu kali lebih jauh dari bintang induknya daripada planet terdalam.

CI Tau sendiri berjarak sekitar 500 tahun cahaya dari Bumi di arah rasi bintang Taurus. Diperkirakan baru berusia 2 juta tahun, CI Tau masuk dalam kategori "bayi" dalam rentang usia bintang. Sebagai perbandingan, Matahari kita sendiri kini diperkirakan sudah berusia sekitar 5 miliar tahun.

Jadi, CI Tau tampaknya terlalu muda untuk memiliki jenis planet raksasa gas. Atau, selama ini kita salah mengira "sistem bintang yang normal"?

Model pembentukan sistem bintang terbaik yang diketahui sejauh ini adalah seperti ini: Awan dan debu antarbintang yang berputar-putar mengalami keruntuhan, lalu bagian pusatnya tumbuh dan bertambah padat hingga menjadi bintang dengan proses fusi yang dimulai pada intinya.

Bintang yang baru terbentuk tersebut meninggalkan cakram akresi yang mengelilinginya, sebuah sisa-sisa gas dan debu yang terus berputar. Seiring waktu, dari cakram akresi ini, mulailah gas dan debu di sana menggumpal dan membentuk planet, bulan, dan asteroid lainnya, hingga tidak ada lagi cakram tersebut yang tersisa.
Cakram akresi pada bintang HL Tau. Kredit: ALMA
Namun, proses pembentukan sistem bintang seperti yang dijelaskan di atas tadi diperkirakan memakan waktu yang sangat lama, lebih dari 2 juta tahun. Sebuah bintang seperti Matahari kita saja butuh waktu sekitar 1 juta tahun untuk terbentuk, planet-planet gas seperti Jupiter dan Saturnus membutuhkan waktu antara 10 dan 100 juta tahun untuk terbentuk, dan planet-planet terestrial seperti Bumi memakan waktu lebih lama lagi.

Bagaimana bisa CI Tau memiliki empat planet raksasa gas tapi usianya masih sangat muda?

Ini bukan pertama kalinya CI Tau menarik perhatian para astronom. Pada 2016, para astronom menemukan sebuah planet yang dikategorikan sebagai Jupiter panas di sana, yakni planet seukuran Jupiter tapi mengorbit terlalu dekat dengan bintang induknya sehingga atmosfernya sangat panas.

Penemuan itu pun menggegerkan dunia perastronomian, menjadikan CI Tau sebagai bintang pertama dari usianya yang masih muda yang sudah memiliki planet raksasa gas panas. Bagaimana tidak geger, para astronom dibuat bingung mengenai bagaimana bisa planet Jupiter panas bisa ada terlalu dekat dengan bintang berusia bayi?

Dalam penelitian baru ini, para astronom mencoba meneliti CI Tau lagi. Mereka menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) untuk meneliti sistem bintang CI Tau. Tapi, apa yang mereka temukan justru menambah misteri sistem bintang tersebut.

Alih-alih berhasil mengungkap misteri planet Jupiter panas yang telah ditemukan sejak tahun 2016 tadi, para astronom justru menemukan 3 planet raksasa gas lainnya yang mengorbit bintang CI Tau, yang salah satu planetnya berada pada orbit yang seribu kali lebih jauh dari bintang CI Tau daripada planet terdalam, Jupiter panas yang disebutkan tadi.

Jadi apa artinya semua ini?

Untuk saat ini, para astronom masih belum yakin mengenai teori-teori terhadap sistem CI Tau. Sekitar 1% dari bintang-bintang di alam semesta diperkirakan memiliki planet Jupiter panas, tetapi sebagian besar Jupiter panas mengorbit bintang yang ratusan kali lebih tua dari CI Tau. Bingung, bingung dah tuh~

"Model pembentukan planet yang diketahui saat ini cenderung berfokus pembentukan jenis planet yang telah sering kita amati, sehingga penemuan baru seperti ini tidak selalu sesuai dengan model," kata Profesor Cathie Clarke dari Institut Astronomi Cambridge, penulis utama studi ini.

"Planet bermassa besar memang seharusnya terbentuk lebih dahulu pada sistem bintang muda, tetapi proses ini seharusnya berjalan sangat lambat dan sang planet seharusnya berada pada jarak yang jauh dari bintang. Apa yang diamati pada sistem CI Tau adalah hal yang sama sekali berbeda."

Walau membingungkan, hal inilah yang membuat sains begitu menarik dan efektif. Astronom mengamati sesuatu dan membuat teori untuk menjelaskannya. Mereka terus mengamati, dan beberapa penemuan memperkuat teori tersebut, sementara beberapa lainnya menantangnya.

Dengan kata lain, sebuah teori harus terus diperbarui dan seiring waktu mewakili sampel pengamatan yang lebih besar dan lebih besar. Sesungguhnya pengetahuan kita mengenai alam semesta yang luas ini masih sangat sempit.
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com