Galaksi kerdil Awan Magellan Besar. Kredit: NASA |
Terdengar seperti berita kecelakaan? Faktanya, tabrakan galaksi merupakan hal yang umum terjadi di alam semesta. Galaksi Andromeda saja saat ini sedang bergerak mendekat ke Bimasakti, dan keduanya akan bertabrakan dalam 4-5 miliar tahun mendatang.
Temuan kedua galaksi satelit Bimasakti yang sedang mengalami tabrakan ini dilakukan oleh sekelompok astronom dari Universitas Michigan. Mereka menemukan bahwa wilayah tenggara, atau "sayap", dari Awan Magellan Kecil tampak bergerak menjauh dari galaksi kerdil tersebut, memberikan bukti pertama bahwa Awan Magellan Kecil sedang bertabrakan dengan saudaranya si Besar.
"Ini benar-benar salah satu hasil yang menarik," kata profesor astronomi Sally Oey, pemimpin utama studi ini. "Kita benar-benar dapat melihat bahwa bagian 'sayap' (Awan Magellan Kecil) mengalami pemisahan dan bergerak menjauh dari galaksi kerdil tersebut."
Bersama dengan tim astronom lainnya, Oey melalukan pengamatan tambahan untuk mengamati bintang-bintang "pelarian", atau bintang-bintang yang bergerak cepat ke luar dari galaksi karena akibat efek gravitasi, pada Awan Magellan Kecil menggunakan Gaia, sebuah teleskop antariksa baru yang mengorbit Bumi milik European Space Agency (ESA).
Gaia dirancang untuk mengamati dan memetakan bintang-bintang di seluruh galaksi selama beberapa tahun ke depan. Tujuannya: untuk bisa mengetahui pergerakan bintang-bintang secara real-time. Dengan begitu, para astronom nantinya dapat mengukur bagaimana bintang bergerak di alam semesta.
Grafik pergerakan bintang di Awan Magellan Kecil. Kredit: UM |
Pada awalnya, beberapa tahun yang lalu, tim astronom dari Universitas Arizona, AS sudah lebih dulu mengamati tabrakan ini, namun kala itu mereka masih belum yakin apakah kedua galaksi kerdil tersebut benar-benar bertabrakan atau hanya lewat satu sama lain saja.
Bila yang terjadi adalah peristiwa tabrakan galaksi, maka akan menyebabkan wilayah "sayap" dari Awan Magellan Kecil akan bergerak menuju Awan Magellan Besar. Sedangkan jika dua galaksi hanya lewat satu sama lain, bintang-bintang pada "sayap" tadi akan bergerak ke arah tegak lurus saja.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Oey ini berhasil mengungkapkan bahwa area "sayap" pada Awan Magellan Kecil memang sedang bergerak menjauh menuju Awan Magellan Besar, yang mana mengonfirmasi bahwa tabrakan sedang terjadi.
Adakah Efek Bagi Bimasakti?
Dalam peper studinya yang diterbitkan di The Astrophysical Journal, galaksi Bimasakti tidak akan merasakan efek yang signifikan terhadap tabrakan antara dua galaksi satelitnya. Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil, masing-masing berjarak sekitar 158.200 tahun cahaya dan 200.000 tahun cahaya dari Bumi, sangat jauh.
Dalam beberapa juta tahun mendatang, manusia generasi selanjutnya mungkin akan melihat kedua galaksi kedil tersebut sudah mengalami merger, menyatu menjadi galaksi yang lebih besar, namun tetap mengelilingi Bimasakti. Ya, mereka akan tetap menjadi galaksi satelit.
Galaksi satelit sendiri adalah galaksi pendamping yang lebih kecil yang bergerak dalam orbit yang terikat oleh gravitasi galaksi yang lebih masif, atau yang juga dikenal sebagai galaksi primer. Dalam kasus ini, Bimasakti adalah sang galaksi primer.
Galaksi satelit mengelilingi galaksi primer dengan cara yang sama seperti planet-planet dalam tata surya kita mengelilingi Matahari. Galaksi satelit umumnya termasuk dalam kategori galaksi kerdil, namun tidak semua galaksi kerdil adalah galaksi satelit karena beberapa galaksi kerdil banyak ditemukan hidup menyendiri.
Bimasakti kita diketahui memiliki beberapa galaksi kerdil yang secara gravitasi terikat dengannya, yang kesemuanya dimasukkan ke subkelompok Bimasakti. Setidaknya, ada 59 galaksi kedil yang dikonfirmasi berada dalam jarak 420 kiloparsec (1,4 juta tahun cahaya) dari Bimasakti, tetapi tidak semuanya merupakan galaksi satelit Bimasakti.
Galaksi satelit terbesar milik Bimasakti adalah Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil ini, yang mana saat ini mereka sedang mengalami tabrakan.