![]() |
Bumi. Kredit: DSCOVR |
Seperti dikutip InfoAstronomy.org dari NewScientist, bulan debu tersebut merupakan sebuah gumpalan debu, yang dikenal sebagai Awan Kordylewski. Namanya sendiri diambil dari nama astronom Polandia yang pertama kali mengidentifikasinya pada tahun 1961, Kazimierz Kordylewski.
Diteorikan pertama kali pada tahun 50-an, Awan Kordylewski dikatakan bergumul pada sebuah titik di orbit Bumi yang dikenal sebagai titik Lagrange, tepatnya pada L4 dan L5, di mana gaya gravitasi antara Bumi-Bulan mampu mempertahankan posisi relatif objek apapun yang berada di sana.
Sayangnya, awan debu tersebut begitu redup, sehingga keberadaan mereka dipertanyakan. Walaupun Kordylewski sempat berhasil mengamati dua bulan debu tersebut di L5 pada tahun 1961, dan bahkan beberapa laporan ilmiah lain telah mendukungnya, tetapi bulan debu tersebut tidak selalu dapat diamati.
![]() |
Titik L5 di mana bulan debu berada. Kredit: J Sliz-Balogh |
Horváth dan rekan-rekannya berteori bahwa awan bisa muncul atau teramati jika mereka mengamatinya menggunakan filter berpolarisasi untuk memantulkan cahaya dari awan debu tersebut.
Dengan sistem filter polarisasi linier yang melekat pada lensa kamera dan detektor CCD di observatorium milik astronom lain, Judit SlÃz-Balogh di Hungaria, Horváth dan rekan-rekannya mampu mengambil cahaya terpolarisasi yang dipantulkan dari debu tersebut, yang teramati memanjang keluar dari bidang pandang kamera.
Pola yang diamati Horváth dan rekan-rekannya ini pun rupanya memang cocok dengan prediksi mereka sendiri tentang di bulan debu tersebut seharusnya berada dan pengamatan yang dilakukan oleh Kordylewski.
“Awan Kordylewski adalah dua objek yang paling sulit untuk ditemukan. Sangat menarik untuk mengonfirmasi bahwa planet kita memiliki bulan debu,” kata SlÃz-Balogh dalam sebuah pernyataan, dinukil Royal Astronomical Society.
Studi ini pun tidak berhenti begitu saja, sebab para astronom masih akan melakukan eksplorasi lebih lanjut. Karena stabilitasnya, titik Lagrange sering disebut-sebut sebagai lokasi potensial untuk menempatkan sebuah stasiun ruang angkasa yang akan menjadi basis manusia sebelum melakukan perjalanan ke Mars atau yang lebih jauh lagi
Namun, karena adanya Awan Kordylewski ini, para astronom kini harus terlebih dahulu mengetahui apakah debu di sana bisa menghadirkan ancaman terhadap stasiun ruang angkasa atau astronot di masa yang akan datang atau tidak.