Ilustrasi. Kredit: Sci-news.com |
Studi yang dilakukan oleh kelompok ilmuwan gabungan dari Universitas Chicago dan Universitas Negeri Pennsylvania menemukan bahwa dunia berair dapat tetap berada di "sweet spot" untuk kelaikhunian bagi kehidupan, tidak seperti yang diasumsikan sebelumnya.
Tapi, pernahkah kamu membayangkan planet berair? Bila kamu pernah menonton film Interstellar (2014), maka di sana ada planet Miller yang mengorbit sebuah lubang hitam. Nah, konsep planet berair di studi ini adalah seperti itu. Planet yang dipenuhi oleh air saja namun dangkal.
Karena kehidupan membutuhkan waktu yang lama untuk berevolusi, dan karena cahaya dan panas di planet sebuah dapat berubah seiring usia bintang induk mereka bertambah, para ilmuwan biasanya mencari planet yang memiliki air dan yang berpotensi bisa menjaga iklimnya secara stabil dari waktu ke waktu. Dengan kata lain: mencari kembaran Bumi.
Mengapa hanya fokus ke eksoplanet yang mirip dengan Bumi? Bukankah kehidupan di luar sana bisa saja berbeda dengan kehidupan di Bumi? Misalnya tidak butuh air atau tidak butuh iklim yang stabil?
Memang benar. Tapi, mencari planet yang mirip Bumi untuk meneliti kemungkinan adanya kehidupan di sana akan jauh lebih mudah, bukan? Faktor inilah yang membuat banyak penelitian kehidupan ekstrasurya selalu berfokus ke pencarian planet asing mirip Bumi terlebih dahulu.
Kembali lagi ke pembahasan planet berair, menurut jurnal penelitian yang telah diterbitkan di Astrophysical Journal, ditemukan bahwa kelaikhunian sebuah planet sangat bergantung pada unsur kimiawi pada lautannya, dan diketahui pula bahwa planet berair berpotensi untuk tetap stabil unsur kimiawinya dalam waktu yang sangat lama. Dengan stabilitas ini, kehidupan bisa saja muncul.
Penelitian ini menyimulasikan planet-planet di sekitar bintang-bintang mirip Matahari, tetapi juga berlaku untuk planet-planet yang mengorbit jenis bintang lain seperti kerdil merah. Bintang kerdil merah sendiri adalah jenis bintang yang paling umum di alam semesta dan mereka memiliki kecerahan yang stabil, berpotensi memberikan lebih banyak waktu untuk sebuah planet yang mengitarinya untuk mengembangkan iklim yang stabil pula.
Salah satu planet yang mengorbit kerdil merah adalah sistem TRAPPIST-1, salah satu sistem keplanetan yang paling dekat dengan Bumi. Pada sistem ini, diketahui ada beberapa planet berair seukuran planet kita yang berada di zona habitasinya. Penelitian menunjukkan bahwa sistem itu bisa menjadi tempat yang menarik untuk mencari kehidupan.
Sejauh ini, para ilmuwan masih berfokus ke analisis yang lebih rinci mengenai atmosfer planet-planet ekstrasurya. Dan bukan tidak mungkin, suatu saat nanti kita akan menemukan planet seperti planet Miller yang memiliki kehidupan di dalamnya.
Siap untuk "kontak pertama"?