Saran pencarian

Para Astronom Temukan Planet Pengembara Lengkap dengan Auroranya

Pernah dengar istilah planet pengembara? Baru-baru ini, sebuah planet pengembara yang cukup unik ditemukan. Tak hanya planetnya saja, para astronom juga mengamati adanya aurora di sana.
Ilustrasi. Kredit: Caltech/Chuck Carter/NRAO/AUI/NSF.
Info Astronomy - Pernah dengar istilah planet pengembara? Baru-baru ini, sebuah planet pengembara yang cukup unik ditemukan. Tak hanya planetnya saja, para astronom juga mengamati adanya aurora di sana.

Planet pengembara merupakan planet yang mengambang bebas di alam semesta, ia tidak memiliki bintang induk sehingga tidak mengorbit sesuatu. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak objek aneh semacam ini yang telah ditemukan.

Sekarang, yang lebih aneh lagi telah ditemukan. Seperti yang dibahas dalam makalah baru di The Astrophysical Journal pada 31 Juli 2018, ada sebuah planet yang mungkin tidak terikat dengan gravitasi bintang manapun, tetapi masih cukup energik, dengan medan magnet yang empat juta kali lebih kuat dari medan magnet Bumi, sehingga bisa menciptakan aurora yang lebih kuat daripada aurora di Bumi.

Dinamakan SIMP J01365663+0933473 (ya, memang panjang banget), planet pengembara baru ini berjarak hanya 20 tahun cahaya dari Bumi, cukup dekat, secara astronomis. Para astronom menemukannya menggunakan teleskop Very Large Array (VLA), sebuah teleskop besar di Gurun Atacama, Cile.

Para astronom mengatakan itu adalah pengamatan radio pertama dari objek bermassa planet yang terletak di luar tata surya kita dan pertama kalinya para ilmuwan mengukur medan magnet salah satu planet pengembara ini.

SIMP J01365663+0933473 pertama kali diamati pada tahun 2016, dan baru-baru inilah pada akhirnya sifat dan karakteristiknya diketahui dengan lengkap. Ia awalnya dianggap sebagai sebuah kerdil coklat, objek yang massanya lebih kecil dari bintang tetapi lebih besar dari planet. Namun, pengamatan tambahan menunjukkan bahwa ia merupakan planet gas dengan massa 12,7 kali massa dan 1,2 kali radius Jupiter.

Menurut Melodie Kao, pemimpin studi ini dari Arizona State University, "Objek ini (memiliki massa) tepat di batas antara planet dan kerdil coklat, dan memberi kita beberapa kejutan yang berpotensi membantu kita memahami proses magnetik pada bintang dan planet sekaligus."

Mungkin, hal yang paling mengejutkan dari SIMP J01365663+0933473 adalah medan magnetnya yang kuat, yang sekitar empat juta kali lebih kuat dari Bumi. Sebagai perbandingan, medan magnet Jupiter, yang terkuat di tata surya, hanya 20.000 kali lebih kuat daripada Bumi. Medan magnet ekstrem ini menghasilkan aurora yang menakjubkan di planet pengembara itu.

Lalu, bagaimana aurora terbentuk? Bukankah planet pengembara ini tanpa bintang sehingga tidak ada partikel bermuatan dari bintang yang berinteraksi dengan medan magnetnya?

Tunggu dulu~ Menurut hasil studi, pembentukan aurora di planet pengembara ini mungkin lebih mirip dengan pembentukan aurora di Jupiter daripada Bumi; yakni bukan terbentuk akibat interaksi dengan bintang induk, melainkan dari satelit-satelit alami atau bulan-bulan yang mengitarinya. Aurora di Jupiter sendiri terbentuk terutama oleh partikel bermuatan yang berasal dari Io, salah satu bulannya yang aktif secara vulkanik.

"Objek ini menarik karena mempelajari mekanisme dinamika magnetiknya dapat memberi kita wawasan baru tentang bagaimana aurora bisa terbentuk di sebuah planet ekstrasurya," kata Kao. "Kini kita tahu bahwa mekanisme ini tidak hanya dapat bekerja pada sebuah planet berbintang induk maupun kerdil cokelat saja, tetapi juga di planet pengembara."

Penemuan baru tentang planet pengembara ini tidak hanya akan membantu para astronom belajar lebih banyak tentang medan magnet planet, khususnya planet ekstrasurya, tetapi juga memberikan cara lain untuk menemukan planet pengembara.

Gregg Hallinan, salah satu astronom dalam studi ini dari Caltech berkata, "Mendeteksi SIMP J01365663+0933473 dengan VLA melalui emisi radio membuat kita mungkin memiliki cara baru untuk mendeteksi planet asing, termasuk planet pengembara yang sulit dipahami dan tidak mengorbit bintang induk ini."

Lalu, mungkinkah ada kehidupan di planet-planet pengembara? Menurut David Bennett, ilmuwan senior NASA, "Jika ingin memahami kemungkinan adanya kehidupan di planet lain, dibutuhkan lebih dari sekadar menemukan planet dengan ukuran yang sama dengan Bumi atau yang berada di zona laik huni.

"Ada banyak hal yang membuat sebuah planet menjadi laik huni. Mulai dari atmosfernya, sejarahnya, kandungan airnya, dan hal-hal itu dapat kembali ke bagaimana ia terbentuk. Jika kita benar-benar ingin mencari kehidupan, kita perlu memahami proses yang terlibat dalam pembentukan planet."

Bacaan lanjutan: The Strongest Magnetic Fields on the Coolest Brown Dwarfs
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com