Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Observatorium Nasional Timau Mulai Dibangun

Masih ingatkah kamu dengan rencana pembangunan sebuah observatorium di Gunung Timau, Nusa Tenggara Timur? Menurut informasi resmi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), observatorium itu kini mulai dibangun.
Kredit: InfoAstronomy.org
Info Astronomy - Masih ingatkah kamu dengan rencana pembangunan sebuah observatorium di Gunung Timau, Nusa Tenggara Timur? Menurut informasi resmi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), observatorium itu kini mulai dibangun.

Dinamai sebagai Observatorium Nasional Timau, nantinya observatorium ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Segala macam fasilitas observatorium termutakhir akan tersedia di sini sebagai langkah memulai babak baru keantariksaan Indonesia.

Pembangunan observatorium ini sendiri merupakan kerja sama antara LAPAN dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Nusa Cendana (Undana), serta tentunya juga Pemeritah Kabupaten Kupang.

Observatorium Nasional Timau ini akan dibangun di sebuah kawasan Hutan Lindung Gunung Timau, Amfoang Tengah, Kupang, NTT, dengan posisi ketinggian 1.300 mdpl. Tentunya, pembangunan ini telah melalui perizinan khusus, serta telah melalui riset panjang untuk menentukan lokasi yang jauh dari permukiman penduduk agar bisa mencegah kebocoran polusi cahaya.

Amfoang sendiri dipilih sebagai lokasi pembangunan observatorium ini karena alasan cuaca. Di sana merupakan area kering, dengan persentase memiliki malam bercuaca cerah mencapai 70%. Hal itu menjadi faktor yang sangat penting untuk pengamatan dan riset astronomi. Amfoang masih gelap, jauh dari polusi cahaya kota.

Berbeda dengan Observatorium Bosscha yang berada di Lembang, Kabupaten Bandung, yang mana kini area sekitar sudah tidak gelap lagi, tercemar polusi cahaya, membuat pengamatan benda-benda langit pun menjadi sangat terganggu dan tidak ideal.

Masterplan. Kredit: LAPAN
Observatorium Nasional Timau bakal menempati kawasan inti seluas 47 hektar dan kawasan buffer seluas 330 hektar (mencakup kawasan hutan lindung). Nantinya, akan tersedia pula area khusus untuk peneliti, area pengamatan publik secara terbatas, maupun area untuk wisata edukasi.

Untuk peralatan atau instrumen, Observatorium Nasional Timau bakal dilengkapi teleskop dengan aperture 3,8 meter dalam sebuah kubah; teleskop dengan aperture 1,2 meter yang juga di dalam kubah; serta teleskop optik yang terdiri dari 4 teleskop dengan diameter 50 cm dan 4 teleskop dengan diameter 30 cm yang diletakkan dalam satu gedung dengan atap geser.

Ada pula teleskop radio, yang terdiri dari 3 teleskop berdiameter 50 cm untuk pengamatan multi panjang gelombang dan resolusi tinggi. Dan terakhir, ada teleskop bertujuan khusus, yakni untuk pengamatan patroli Objek Dekat Bumi. Semua teleskop di Observatorium Nasional Timau juga dirancang dengan sistem robotik.

Dengan pembangunan yang baru saja dimulai ini, diharapkan Observatorium Nasional Timau sudah mulai beroperasi pada tahun 2020 mendatang.

Pembangunan observatorium ini sangat penting bagi Indonesia. Selain untuk memenuhi amanat UU Nomor 21 Tahun 2013 tentang keantariksaan, observatorium ini juga menjadi salah satu agenda prioritas Presiden (Nawa Cita), yaitu membangun Indonesia melalui pemerataan pembangunan antar-wilayah, terutama Kawasan Timur Indonesia.

Semoga pembangunannya berjalan dengan lancar. Siap untuk memiliki observatorium terbesar se-Asia Tenggara?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com