Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Indonesia Tidak Kebagian Gerhana Matahari 13 Juli 2018

Tahun 2018 ini, setidaknya ada tiga peristiwa gerhana Matahari, yang masing-masing terjadi pada tanggal 15 Februari, 13 Juli, dan 11 Agustus. Sayangnya, tak ada satu pun dari gerhana Matahari tersebut yang teramati di Indonesia.
Gerhana matahari parsial. Kredit: Canadian Space Agency
Info Astronomy - Tahun 2018 ini, setidaknya ada tiga peristiwa gerhana Matahari, yang masing-masing terjadi pada tanggal 15 Februari, 13 Juli, dan 11 Agustus. Sayangnya, tak ada satu pun dari gerhana Matahari tersebut yang teramati di Indonesia.

Ya, setelah menjadi tuan rumah gerhana Matahari total 9 Maret 2016 silam, Indonesia belum akan kebagian peristiwa gerhana lagi sampai setidaknya akhir tahun 2019 mendatang, termasuk gerhana Matahari yang akan terjadi dalam waktu dekat ini, gerhana Matahari parsial 13 Juli 2018.

Apa itu gerhana Matahari parsial? Parsial atau sebagian merupakan peristiwa tertutupnya Matahari secara sebagian oleh Bulan. Hal ini terjadi ketika posisi Matahari-Bumi-Bulan tidak benar-benar lurus sempurna, sehingga Bulan tidak sepenuhnya menutupi wajah Matahari dalam pandangan dari Bumi.

Gerhana Matahari parsial ini hanya bisa diamati di wilayah Samudera Selatan di antara Australia dan Antartika, seperti yang ditunjukkan pada peta gerhana di bawah ini. Untuk wilayah daratan, gerhana parsial yang sangat tipis (sekitar 0,7 sampai 3,5 persen) dapat dilihat di sepanjang wilayah pesisir tenggara Australia selama sore pada hari Jumat, 13 Juli 2018.

Peta gerhana 13 Juli 2018. Kredit: Fred Espenak, NASA GSFC
Antartika menjadi lokasi terbaik untuk mengamati gerhana Matahari parsial ini, dengan persentasenya yang mencapai 33%. Tapi sayangnya, karena gerhana akan terjadi selama musim dingin di belahan Bumi selatan, sebagian besar Antartika akan mengalami "hari tanpa Matahari terbit".

Dengan kata lain, saat ini Matahari tidak terbit selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan hingga mencapai titik ekuinoks September mendatang di Benua Antartika.

Tapi walaupun Indonesia tidak kebagian gerhana Matahari parsial 13 Juli 2018, kita berkesempatan mengamati gerhana Bulan total. Yak, gerhana Matahari selalu diikuti atau mengikuti gerhana Bulan dalam waktu sekitar dua minggu.

Seperti gerhana Matahari parsial pada 13 Juli 2018 ini, yang akan diikuti oleh gerhana Bulan total berdurasi terpanjang di abad ke-21 pada tanggal 28 Juli 2018. Kemudian dua minggu setelahnya akan terjadi lagi gerhana Matahari parsial, tepatnya pada 11 Agustus 2018.

Indonesia sendiri baru bisa mengamati gerhana Matahari pada 29 Desember 2019 mendatang, yakni peristiwa gerhana Matahari cincin, dengan titik pusatnya adalah di Siak, Riau, tepatnya di 01°00' 42,28" LU; 102°15' 32,09" BT. Koordinat tersebut berada di provinsi Riau, tepatnya di seberang desa Lalang, kecamatan Sungai Apit, kabupaten Siak, provinsi Riau.

Selamat menanti gerhana Matahari (tahun depan)!


Referensi: EclipseWise, EarthSky.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com