Jupiter dan bulannya. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Pada awalnya, para astronom sebenarnya tidak mencari satelit alami atau bulan baru yang mengelilingi planet raksasa gas tersebut. Sebaliknya, mereka sedang mencari Planet Kesembilan, objek yang belum dikonfirmasikan keberadaannya hingga kini namun diperkirakan mengorbit Matahari di luar orbit Neptunus.
Saat sedang mencari Planet Kesembilan, kebetulan Jupiter berada di dekat area langit tempat para astronom mencari planet hipotesis tersebut. Pengamatan yang dilakukan pada area langit itupun mendeteksi gerakan halus dari bulan-bulan kecil baru yang mengelilingi Jupiter.
"Jupiter kebetulan sedang berada di area langit dekat dengan area pencarian Planet Kesembilan, jadi kami secara tidak sengaja menemukan bulan-bulan baru yang mengelilingi Jupiter," kata pemimpin studi ini, Scott Sheppard, dari Carnegie Institution for Science.
Sheppard melihat bulan-bulan baru milik Jupiter tersebut pertama kali pada musim semi tahun 2017, tetapi butuh satu tahun penuh untuk melakukan beberapa pengamatan agar bisa mengonfirmasi bulan-bulan ini dan sepenuhnya melacak orbit bulan-bulan baru tersebut. Diketahui, seluruh bulan baru ini mengorbit planet Jupiter lebih jauh dari empat bulan Galilea (Io, Europa, Ganimede, dan Kalisto).
Bulan-bulan baru Jupiter. Kredit: Carnegie Institution for Science |
Selanjutnya, dua bulan lainnya berada dalam kelompok dalam, yang mengorbit lebih dekat ke planet Jupiter dalam gerak orbit prograde, yakni yang bergerak ke arah yang sama dengan putaran Jupiter.
Kemungkinan besar, bulan-bulan dalam kelompok dalam ini merupakan sisa-sisa dari bulan yang lebih besar yang juga terpecah. Mereka semua membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk menyelesaikan sekali putaran penuh mengelilingi Jupiter.
Sementara itu, sisa satu bulan lainnya rupanya paling unik. Para astronom menggambarkan bulan kedua belas ini sebagai "eksentrik". Kurang dari satu kilometer lebarnya, objek mungil itu mengelilingi Jupiter pada orbit prograde, tetapi ia berada pada kelompok luar yang semuanya bergerak retrograde.
Para astronom pun menamai bulan kedua belas tersebut sebagai Valetudo, nama seorang dewa Romawi yang berarti cicit dari Jupiter, dewi kesehatan dan kebersihan.
"Valetudo seperti mengemudi di jalan raya yang berada sisi jalan yang salah," kata Sheppard. "Ia sedang bergerak prograde, sementara semua objek lain di sekitarnya bergerak retrograde. Dengan demikian tabrakan mungkin terjadi di masa yang akan datang."
Selamat atas anak-anak barunya, Jupiter~
Referensi: Astronomy