Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Ketika Asteroid Besar Menerobos Atmosfer Bumi

Tujuh jam setelah ditemukan, asteroid yang dikatalogkan secara resmi sebagai 2018 LA menerobos atmosfer Bumi, menciptakan kilatan cahaya seterang Matahari di langit atas Afrika Selatan dan Botswana.
Ilustrasi. Kredit: NASA
Info Astronomy - Tujuh jam setelah ditemukan, asteroid yang dikatalogkan secara resmi sebagai 2018 LA menerobos atmosfer Bumi, menciptakan kilatan cahaya seterang Matahari di langit atas Afrika Selatan dan Botswana.

Semua berawal dari Richard Kowalski, peneliti dari Catalina Sky Survey (CSS). Pada 2 Juni 2018, Kowalski melihat sebuah asteroid yang berjarak sudah begitu dekat dengan Bumi. Dengan instrumen milik CSS, Kowalski mengamati asteroid ini secara langsung pada pukul 09:32 UT (2/6), sekitar 7 jam sebelum asteroid itu memasuki atmosfer Bumi.

Bergerak pada kecepatan sekitar 17 kilometer per detik, gaya gesek dengan atmosfer membuat asteroid ini menjadi bola api yang spektakuler. Para saksi mata menggambarkan bahwa saking terangnya, kenampakan asteroid ini sama dengan Matahari. Bedanya, fenomena ini disertai dengan ledakan gemuruh.

Menurut data dari Minor Planet Center, 2018 LA memang termasuk dalam asteroid dekat Bumi yang berpotensi membahayakan (hazardous near-earth asteroid). Ia termasuk dalam jenis asteroid Apollo, jenis asteroid yang jalur lintasannya memotong orbit Bumi, dengan perkiraan diameter antara 2,1 hingga 4,6 meter.

Citra radar asteroid 2018 LA. Kredit: CSS
Setidaknya, ini merupakan kali ketiga sebuah asteroid ditemukan berada pada jalur lintasan yang berbenturan dengan Bumi. Dan ketiganya diamati oleh spesialis riset senior survei asteroid, Richard Kowalski.

Asteroid 2008 TC3 adalah yang pertama, objek sebesar 4,1 meter itu ditemukan pada 7 Oktober 2008. Sembilan belas jam, 2008 TC3 kemudian masuk ke atmosfer Bumi dan meledak di atas Gurun Nubian, Sudan, menjatuhkan lebih dari 600 meteorit dengan berat total 10,5 kilogram.

Pada tanggal 1 Januari 2014, Kowalski menemukan asteroid kedua yang berada di jalur tabrakan dengan Bumi, yang mana dikatalogkan sebagai AA 2014, asteroid Apollo lainnya yang diperkirakan berdiameter sekitar 2 hingga 4 meter. Ia ditemukan 21 jam sebelum jatuh ke Samudera Atlantik di sebelah timur laut Brasil.

Kini, para astronom memperkirakan ada satu miliar asteroid dekat Bumi yang berpotensi membahayakan. Mereka yang "kecil" ini hancur menjadi debu atau hancur menjadi pecahan-pecahan yang tidak berbahaya. Tapi kalau berukuran besar, yha bahaya juga.

Untungnya, lebih dari 70 persen pemukaan Bumi adalah perairan. Hal itu membuat kebanyakan asteroid yang masuk ke atmosfer Bumi akan berakhir di lautan. Namun, kita tampaknya belum begitu aman.

Bumi bukan tempat yang aman di alam semesta. Ia dikelilingi oleh asteroid pengancam yang siap bertamu kapan saja kalau dia mau.

Oh iya, inilah video ketika asteroid 2018 LA memasuki atmosfer Bumi:

Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com