Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Seberapa Laik Huni Titan?

Ketika kita membicarakan tentang misi penjelajahan luar angkasa, planet Mars mungkin menjadi topik utama. Tapi, tahukah kamu mengenai Titan, bulan terbesar Saturnus, yang juga berpotensi menjadi tujuan penjelajahan manusia di masa depan?
Titan dipotret oleh wantariksa Cassini. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Ketika kita membicarakan tentang misi penjelajahan luar angkasa, planet Mars mungkin menjadi topik utama. Tapi, tahukah kamu mengenai Titan, bulan terbesar Saturnus, yang juga berpotensi menjadi tujuan penjelajahan manusia di masa depan?

Titan adalah satu-satunya satelit alami yang memiliki atmosfer. Ia berukuran lebih besar daripada Merkurius. Bahkan, jika Titan mengorbit Matahari (bukan sebagai bulannya Saturnus), bisa saja ia dianggap sebagai planet.

Titan telah lama menjadi perhatian para ilmuwan dunia. Terlebih sejak tahun 2005 silam, saat wahana antariksa Huygens milik Agensi Antariksa Eropa (ESA) sukses mendarat di permukaannya, menjadikannya satu-satunya wahana antariksa yang pernah mendarat di anggota tata surya bagian luar.

Huygens berhasil menemukan apa yang sudah diduga oleh banyak ilmuwan, yakni melihat dunia yang, dalam banyak hal, sangat mirip Bumi. Titan memiliki laut, hujan, dan bahkan salju. Tetapi, bukannya air, laut, hujan dan salju di sana terdiri atas metana dan etana. Hal itu pun membuatnya menjadi kandidat yang bagus untuk koloni permanen umat manusia nantinya.

Bulan dan Mars sering disebut sebagai tempat yang paling memungkinkan di mana umat manusia akan hidup di luar Bumi. Namun, meski jauh lebih dekat daripada Titan, baik Bulan dan Mars memiliki atmosfer yang tipis. Hal itu cukup bermasalah, sebab dapat menghadirkan radiasi yang berbahaya bagi siapapun yang ada di permukaannya.

Tanpa atmosfer yang cukup tebal untuk melindungi permukaannya dari radiasi Matahari yang mematikan, setiap koloni manusia di Bulan dan Mars idealnya harus berada di bawah tanah. Namun, bila kita menjelajahi Titan, kita bisa merasa aman karena Titan memiliki atmosfer padat dan medan magnet. Di sana, dengan begitu, minim radiasi.

Titan juga merupakan satu-satunya objek di tata surya, selain Bumi, yang dikenal memiliki sejumlah besar cairan di permukaannya. Laut, sungai, danau, gletser, semua ada. Yang membedakannya dengan Bumi, seperti yang sudah disinggung di atas, tak ada air di sana. Yang ada hanya metana dan etana, yang tersedia dalam bentuk cair karena suhu di sana mencapai -179,5° Celsius.

Dengan kata lain, di Titan terdapat banyak sumber hidrokarbon cair (dan padat). Titan memiliki semua bahan bakar yang dibutuhkan koloni manusia. Bahkan, ia memiliki ratusan kali lebih banyak gas alam daripada semua cadangan gas alam yang ada di Bumi.

Ilustrasi perairan hidrokarbon di Titan. Kredit: Kees Veenenbos
Tapi, bagaimana dengan oksigen? Apakah ada oksigen di sana? Bukankah manusia perlu oksigen untuk hidup? Faktanya, Titan sudah menjadi rumah bagi semua elemen yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan seperti yang kita ketahui.

Misi wahana antariksa Cassini sempat merilis data menarik pada tahun 2014, yang menyatakan bahwa Titan memiliki lautan air di bawah permukaannya. Persediaan air yang melimpah ini, pada gilirannya, akan menyediakan oksigen untuk bernapas.

Selain itu, Titan adalah rumah bagi atmosfer paling kaya nitrogen, sehingga koloni manusia nantinya hanya perlu menambahkan oksigen, menggunakan nitrogen yang ada sebagai penyangga, untuk menciptakan udara yang bisa dihirup. Atmosfer Titan teridiri dari 98% nitrogen.

Meskipun Titan memang tidak ramah-ramah sekali untuk kehidupan manusia yang terbiasa hidup nyaman di Bumi, ia tetap dianggap sebagai rumah bagi semua yang diperlukan untuk membangun koloni atau kehidupan yang sepenuhnya mandiri, yang sangat penting mengingat jarak yang sangat jauh dari Bumi (1,2 miliar km).

Titan menyediakan semua pupuk yang dibutuhkan oleh manusia untuk menumbuhkan makanan. Atmosfernya yang kaya nitrogen, dikombinasikan dengan berlimpahnya metana dan amonia, semuanya bisa digunakan untuk menanam sayuran dan membangun ekosistem yang mandiri, berbeda dengan di Bumi.

Intinya adalah, Titan cukup laik huni bagi kehidupan manusia. Kita hanya perlu beradaptasi bila suatu saat mendarat di sana. Manusia bisa berjalan bebas di permukaan Titan karena tekanan udaranya tidak meremukkan tulang, asalkan mereka memiliki baju astronot untuk perlindungan terhadap suhu dingin di Titan yang sampai ke ubun-ubun.

Titan benar-benar dunia yang luar biasa; ia merupakan bulan atau satelit alami paling unik di tata surya kita, serta seperti rumah dengan lingkungan yang paling ramah selain Bumi. Tertarik untuk menjelajahi Titan bersamaku?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com