Mengamati planet. Kredit: Martin Marthadinata |
Penasaran ada apa saja di langit Mei ini? Berikut jadwalnya:
5 Mei 2018: Konjungsi Bulan dengan Saturnus
Mei akan diawali dengan kedekatan antara Bulan dengan sang planet bercincin, Saturnus. Keduanya akan tampak sejauh 1°41' satu sama lain pada tanggal ini pukul 03.16 WIB. Dengan begitu, inilah saat terbaik untuk mengamati planet Saturnus karena ada Bulan sebagai pemandu.Kita sudah bisa melihat Bulan dan Saturnus terbit berbarengan di langit arah timur pukul 22.00 waktu setempat daerah masing-masing. Dalam pandangan kasat mata, Saturnus akan muncul bagaikan bintang kuning terang yang tidak berkelap-kelip. Kamu butuh teleskop untuk bisa mengamati Saturnus lengkap dengan cincinnya.
Konjungsi Bulan-Saturnus. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
6 Mei 2018: Hujan Meteor Eta Akuarid
Setelah Lyrid telah mencapai puncaknya pada 23 April kemarin, di Mei ini giliran Eta Akuarid yang akan mencapai puncaknya pada 6 Mei 2018. Sesuai namanya, Eta Akuarid adalah peristiwa hujan meteor yang akan tampak muncul dari rasi bintang Akuarius.Akan muncul setidaknya 40 meteor per jam pada puncaknya nanti dengan catatan kamu mengamatinya di area yang gelap dan bebas polusi cahaya. Meteor-meteor yang berasal dari debris Komet Halley ini bisa diamati mulai dini hari sampai Matahari terbit.
Hujan meteor Eta Akuarid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
6 Mei 2018: Konjungsi Bulan dengan Mars
Setelah mengawali Mei dengan bertemu Saturnus, pada 6 Mei Bulan akan tampak berdekatan dengan Planet Merah alias Mars. Peristiwa konjungsi ini akan mencapai puncaknya pada siang hari pukul 14.26 WIB, namun kita baru bisa mengamatinya mulai pukul 23.00 waktu setempat ketika mereka berdua baru terbit.
Bulan dan planet Mars akan terpisah sejauh 2°44' satu sama lain pada konjungsi ini. Dengan cahaya Bulan yang mencapai magnitudo -12,1 dan Mars magnitudo -0,5. Dalam kasat mata, Mars hanya akan muncul bagai bintang merah terang di dekat Bulan. Keduanya bertengger di rasi bintang Sagitarius.
Konjungsi Bulan-Mars. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
8 Mei 2018: Fase Bulan Separuh Akhir
Fase Bulan separuh akhir atau last quarter akan terjadi di tanggal ini, tepatnya pada pukul 09.10 WIB. Dengan begitu, Bulan baru akan terbit pada menjelang tengah malam dan bisa terus diamati hingga tengah hari bolong.
9 Mei 2018: Oposisi Jupiter
Apa itu oposisi? Kebalikan dari konjungsi, oposisi memiliki arti "berseberangan". Dalam hal ini, planet Jupiter akan berada pada titik berseberangan di langit Bumi terhadap posisi Matahari. Dengan kata lain, kedudukannya adalah Matahari-Bumi-Jupiter berada dalam satu garis lurus.
Peristiwa oposisi Jupiter terhadap Matahari ini memiliki dampak yang bagus bagi kenampakan Jupiter. Karena secara otomatis sang planet termasif di tata surya kita ini berada di jarak terdekatnya dengan Bumi, maka kenampakannya akan jauh lebih terang, dan dalam pandangan teleskop juga akan lebih jelas.
Titik oposisi akan dicapai Jupiter pada pukul 07.28 WIB, namun kita baru bisa mengamati Jupiter di langit timur saat Matahari terbenam di barat sore harinya. Planet ini bisa teramati sepanjang malam sebagai bintang kuning terang tak berkelap-kelip bila diamati dengan kasat mata saja.
Oposisi Jupiter 2018. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Pada peristiwa ini, Jupiter akan berada pada jarak 4,40 AU dari Bumi, atau sekitar 658 juta kilometer. Diameter sudutnya akan mencapai 43,8 detik busur dan ia akan bersinar pada magnitudo -2,5. Lebih terang daripada Sirius!
13 Mei 2018: Hujan Meteor Alfa Skorpiid
Termasuk dalam jenis hujan meteor minor, itu artinya ia memiliki intensitas yang rendah pada puncaknya. Berasal dari debris yang ditinggalkan oleh asteroid 2004 BZ74, hujan meteor Alfa Skorpiid akan muncul dari arah rasi bintang Skorpius.
Akan ada sekitar 5 meteor per jam pada puncaknya tanggal 13 Mei, itu juga bila kamu mengamatinya di lokasi yang bebas polusi cahaya dan cuaca cerah. Untungnya, Bulan sudah berusia 27 hari, sehingga cahayanya tidak akan terlalu menyilaukan untuk bisa meredupkan meteor-meteor yang lewat.
Hujan meteor ini bisa diamati dengan kasat mata di seluruh Indonesia selama cuaca cerah.
Hujan meteor Alfa Skorpiid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
15 Mei 2018: Fase Bulan Baru
Bagi kamu umat Muslim, fase Bulan baru pada Mei ini mungkin akan terasa spesial. Sebab, ini menandakan bahwa bulan dalam penanggalan Hijriah akan berganti, dari Syaban menjadi Ramadan.
Secara astronomis, fase Bulan baru akan terjadi pada 15 Mei 2018 pukul 18.49 WIB. Di fase ini, Bulan tidak teramati karena berada di titik konjungsi dengan Matahari, sehingga area terangnya sedang membelakangi Bumi (ingat, Bulan tidak memancarkan cahaya!).
18 Mei 2018: Konjungsi Bulan dengan Venus
Di awal-awal puasa, kita akan disuguhi dengan pemandangan Bulan sabit yang tampak bersebelahan dengan planet Venus. Menariknya lagi, peristiwa ini bisa disaksikan saat momen berbuka puasa.
Konjungsi Bulan-Venus. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Nantinya, planet Venus akan muncul seperti bintang paling terang di dekat Bulan. Bulan akan berada di rasi bintang Gemini dengan magnitudo -9,9, dan Venus di rasi bintang Auriga dengan magnitudo -4,0.
27 Mei 2018: Konjungsi Bulan dengan Jupiter
Sepuluh hari setelah berkencan dengan Venus, Bulan yang sudah mendekati fase purnama akan tampak berada dekat dengan planet Jupiter, persis seperti yang terjadi pada malam tanggal 30 April 2018 kemarin.
Bulan dan planet Jupiter akan berada pada titik asensio rekta yang sama, dengan Bulan akan berada sejauh 3°57' di arah utara planet Jupiter. Dari Indonesia, pasangan ini bisa diamati mulai sekitar pukul 17.54 waktu setempat daerahmu, saat mereka sudah berada setinggi 22° di atas cakrawala timur.
Keduanya kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 22.22 waktu setempat, yakni di ketinggian 80° di atas cakrawala selatan. Bulan dan Jupiter bisa terus diamati hingga waktu sahur.
Pada saat Bulan mencapai fase penuh, ia akan terletak pada deklinasi -17°18' di rasi bintang Ofiukus. Posisi Bulan juga akan lebih condong ke selatan. Jaraknya dari Bumi diperkirakan mencapai 398.000 kilometer.
Nah, itulah dia jadwal peristiwa langit yang akan terjadi sepanjang Mei 2018. Mana yang paling kamu tunggu? Kalau saya, peristiwa langit di 24 Mei!
Keduanya kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 22.22 waktu setempat, yakni di ketinggian 80° di atas cakrawala selatan. Bulan dan Jupiter bisa terus diamati hingga waktu sahur.
Konjungsi Bulan-Jupiter. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
29 Mei 2018: Fase Bulan Purnama
Bulan purnama untuk Mei ini akan terjadi pada tanggal 29, tepatnya pada pukul 21.21 WIB. Tentunya, di fase ini Bulan akan tampak penuh karena posisinya berada 180 derajat dari posisi Matahari di langit Bumi kita.Pada saat Bulan mencapai fase penuh, ia akan terletak pada deklinasi -17°18' di rasi bintang Ofiukus. Posisi Bulan juga akan lebih condong ke selatan. Jaraknya dari Bumi diperkirakan mencapai 398.000 kilometer.
Nah, itulah dia jadwal peristiwa langit yang akan terjadi sepanjang Mei 2018. Mana yang paling kamu tunggu? Kalau saya, peristiwa langit di 24 Mei!