Gargantua, ilustrasi paling mendekati lubang hitam. Kredit: Wikimedia Commons |
Lubang hitam sendiri bisa menambah massanya dari mengudap material-material di sekitarnya dengan tarikan gravitasinya. Namun, setiap lubang hitam memiliki batas ukuran tergantung pada laju pertumbuhannya, yang secara teoritis tidak pernah terlampaui.
Hal ini membuat lubang hitam yang baru ditemukan ini menjadi sangat aneh. Diperkirakan terbentuk 2 miliar tahun setelah Big Bang, lubang hitam ini sangat besar. Sehingga bahkan jika mereka terbentuk segera setelah kelahiran alam semesta, dan tumbuh pada kecepatan yang ekstrem, mereka akan perlu memulai hidupnya dengan massa ribuan kali dari massa Matahari.
Bagaimana bisa hal ini terjadi?
Dr. Christian Wolf dari Australian National University mengatakan ini adalah masalah berat bagi fisika. Wolf mengepalai tim astronom yang telah menerbitkan jurnal ilmiahnya di Publikasi Masyarakat Astronomi Australia. Mereka meneliti sang lubang hitam, yang dikatalogkan sebagai J215728.21-360215.1 (panggil saja Unyil, biar lebih mudah diingat).
Unyil tumbuh begitu cepat. "Lubang hitam ini tumbuh sangat cepat sehingga quasarnya bersinar ribuan kali lebih terang daripada seluruh galaksi," kata Wolf seperti dilansir IFLScience.
Jika kita memindahkan monster kosmis ini ke pusat galaksi Bimasakti kita, maka ia akan muncul 10 kali lebih terang dari Bulan purnama di langit Bumi. Masih menurut studi Wolf dan rekan-rekannya, tingkat pertumbuhan lubang hitam ini mencapai setengah massa Matahari setiap hari.
Walau begitu, Wolf mengatakan bahwa massa Unyil belum dikonfirmasi, sehingga kemungkinan belum tepat. Massanya masih dihitung dengan mengamati kecepatan gas yang mengorbitinya. Namun, laju pertumbuhannya memang lebih mudah ditentukan dari kecerahannya.
Unyil ditemukan dari data satelit Gaia milik Agensi Antariksa Eropa yang kini sedang aktif mempelajari pergerakan bintang. Wolf berharap pengamatan lebih lanjut akan mengungkapkan detail-detail dan misteri lubang hitam raksasa ini.