Saran pencarian

Untuk Pertama Kali, Helium Terdeteksi di Atmosfer Planet Asing

Baru-baru ini, sekelompok astronom internasional yang dipimpin oleh Jessica Spake dari Universitas Exeter telah mendeteksi helium di atmosfer planet asing yang berjarak 200 tahun cahaya dari Bumi untuk pertama kalinya.
Ilustrasi. Kredit: ESA/Hubble, NASA, M. Kornmesser
Info Astronomy - Baru-baru ini, sekelompok astronom internasional yang dipimpin oleh Jessica Spake dari Universitas Exeter telah mendeteksi helium di atmosfer planet asing yang berjarak 200 tahun cahaya dari Bumi untuk pertama kalinya.

Planet asing tersebut termasuk dalam jenis neptunus super, yakni planet yang ukurannya lebih besar daripada planet Neptunus di tata surya kita. Dikatalogkan sebagai WASP-107b, planet ini terletak di arah rasi bintang Virgo.

Terobosan penemuan terhadap planet asing ini dilakukan menggunakan Teleskop Antariksa Hubble, yang sukses mengungkapkan banyak sekali helium di atmosfer teratas planet asing yang baru ditemukan pada tahun 2017 tersebut.

Kekuatan sinyal helium yang terdeteksi begitu besar sehingga para astronom ini percaya bahwa atmosfer teratas planet mengembang puluhan ribu kilometer ke angkasa.

Helium sendiri adalah unsur paling umum kedua di alam semesta dan telah sejak lama diprediksi menjadi salah satu gas yang paling mudah terdeteksi di planet ekstrasurya raksasa. Namun, penelitian baru ini adalah pertama kalinya unsur tersebut berhasil ditemukan.

Sekarang ini, para astronom percaya bahwa terobosan penelitian ini dapat membuka jalan bagi para astronom lain di masa yang akan datang untuk meneliti atmosfer planet asing lainnya yang terbesar di seluruh galaksi.

Jessica Spake mengatakan, "Kami berharap untuk bisa menggunakan teknik yang sama seperti ini dengan Teleskop Antariksa James Webb yang akan diluncurkan beberapa tahun lagi. Hal ini penting untuk mempelajari seperti apa planet yang memiliki atmosfer hidrogen maupun helium, dan seberapa lama planet tersebut dapat menahan ke atmosfer mereka."

WASP-107b adalah planet yang berdensitas sangat rendah. Ukurannya hampir sebesar Jupiter, tetapi massa hanya 12 persen dari massa Jupiter. Ia mengorbit bintang induknya setiap enam hari, jarak yang dekat untuk sebuah planet. Namun, menariknya, planet ini diketahui memiliki suhu yang lebih rendah dari kebanyakan jenis planet asing yang mirip dengannya, yakni hanya 500 derajat Celsius.

Dengan menganalisis spektrum cahaya dari bintang induknya yang melewati bagian atas atmosfer planet asing ini, para astronom mampu mendeteksi keberadaan helium dalam keadaan tereksitasi.

Jurnal referensi: Nature
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com