Ilustrasi. Kredit: NASA |
Planet yang dikatalogkan secara resmi sebagai WASP-104b tersebut adalah jenis planet yang dikenal sebagai Jupiter panas. Lebih tepatnya, Jupiter panas yang sangat aneh.
Jupiter panas sendiri merupakan planet raksasa gas dengan massa yang mirip planet Jupiter di tata surya kita, tetapi mereka mengorbit sangat dekat dengan bintang induknya, yang periode orbitnya bahkan bisa kurang dari 10 hari saja. Bandingkan dengan Bumi yang butuh 365 1/4 hari.
Karena kedekatan ini, planet-planet tersebut memiliki suhu yang sangat panas. Mereka memang bukan jenis planet yang langka, tetapi mereka memiliki karakteristik yang membuat mereka sedikit misterius. Salah satunya adalah, planet Jupiter panas relatif gelap. Sebagian besar dari mereka hanya mencerminkan sekitar 40 persen cahaya bintang yang diterimanya.
Bahkan sebelumnya, para astronom pernah menemukan planet yang dikatalogkan sebagai WASP-12b, planet yang menyerap setidaknya 94 persen cahaya yang ia terima dari bintangnya. Kini, yang lebih gelap ditemukan lagi, WASP-104b. Menurut peneliti di Universitas Keele di Inggris, ia menyerap lebih dari 97 hingga 99 persen cahaya!
"Dari semua planet gelap yang pernah kami temukan, ini adalah yang tergalap sejauh ini," kata pemimpin penelitian ini yang juga seorang astrofisikawan, Teo Mocnik, dilansir New Scientist. "Aku pikir (planet ini masuk) tiga besar (yang tergelap)."
Alasan ilmiah mengapa planet WASP-104b begitu gelap ini mungkin ada hubungannya dengan jarak sang planet yang dekat dengan bintangnya, yang termasuk dalam jenis bintang kerdil kuning, berjarak sekitar 466 tahun cahaya jauhnya dari Bumi kita di arah rasi bintang Leo.
Seperti kebanyakan Jupiter panas, WASP-104b mengalami penguncian gravitasi, yang berarti hanya satu sisi planetnya saja yang selalu menghadap ke arah bintang induknya. Dengan kata lain, WASP-104b memiliki sisi siang hari permanen dan sisi malam yang juga permanen.
Hal tersebut tampaknya membuat WASP-104b memiliki atmosfer yang tebal dan buram, yang kemungkinan besar mengandung natrium dan kalium atomik. Kedua unsur itu diketahui sangat baik dalam menyerap cahaya, sehingga membuat sang planet sangat gelap.
Lalu, bagaimana para astronom bisa menemukan planet ini padahal ia sangat gelap? Setidaknya ada beberapa metode dalam menemukan planet asing, baik yang terang maupun yang gelap.
Dalam penemuan WASP-104b ini, para astronom menggunakan metode transit. Mereka mengamati cahaya sebuah bintang yang jauh. Bila cahaya dari bintang tersebut mengalami sedikit peredupan, dan peredupan itu berlangsung periodik, maka kemungkinan ada planet yang mengorbitinya. Dari sini, bisa dihitunglah massa planetnya, dan bahkan bisa diketahui unsur kimia pada atmosfernya.
Sekadar informasi tambahan, jarak antara WASP-104b dengan bintang induknya diketahui sekitar 4,3 juta kilometer, sehingga ia hanya membutuhkan 1,75 hari untuk menyelesaikan satu orbit penuh.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam arXiv dan sedang menunggu peer-review.