Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Matahari, Si Bintang Terdekat Bumi

Ketika kita membicarakan tentang bintang, kita biasanya mengabaikan fakta bahwa bintang terdekat dari Bumi adalah Matahari. Mari kita mengenal Matahari sebagai bintang.
Matahari. Kredit: NASA/SOHO
Info Astronomy - Ketika kita membicarakan tentang bintang, kita biasanya mengabaikan fakta bahwa bintang terdekat dari Bumi adalah Matahari. Mari kita mengenal Matahari sebagai bintang.

Matahari bukan hanya objek yang dominan di langit pada siang hari, tetapi ia juga merupakan sumber energi dan panas yang menyinari dan mendukung kehidupan di Bumi. Selain itu, Matahari juga memberikan kesempatan yang sangat baik bagi para astronom untuk memperdalam pemahaman tentang fenomena bintang.

Matahari merupakan objek terbesar di tata surya kita, ia mengandung lebih dari 99% massa total tata surya. Namun, Matahari bukan bintang termasuk bintang yang besar di tata surya. Pengamatan menunjukkan bahwa Matahari merupakan bintang yang biasa-biasa saja. Ia memiliki massa, luminositas, dan suhu yang termasuk dalam jenis bintang menengah.

Dengan massa mencapai 2 x 10^30 kg, suhu atmosfer 5.500 derajat Celsius, dan luminositas 4 x 10^20 megawatt, Matahari tergolong dalam tipe bintang deret utama. Luminositas Matahari yang begitu terang ini berasal dari reaksi fusi hidrogen menjadi helium yang terjadi di inti Matahari.

Ya, Matahari terutama terdiri dari hidrogen dan helium (masing-masing sekitar 75% dan 25% dari total massanya), dengan ada pula unsur-unsur yang lebih berat lainnya. Unsur-unsur yang lebih berat ini adalah konstituen utama dari planet-planet terestrial dan planet-planet jovian di tata surya, yang mana mereka memiliki komposisi yang hampir identik dengan Matahari.

Kedekatan Bumi dengan Matahari, selain berdampak baik bagi kehidupan, hal ini juga memungkinkan para astronom untuk mempelajari fenomena di atmosfer Matahari, yang terlalu kecil atau terlalu redup bila diamati pada bintang lainnya.

Bintik Matahari dan Siklus Matahari

Matahari dalam pandangan dari Bumi. Kredit: Mike Toormina
Beberapa fitur yang paling menarik dan kompleks yang bisa diamati pada atmosfer teratas adalah bintik matahari. Pertama kali diamati oleh Galileo Galilei dengan teleskopnya pada tahun 1613, bintik matahari muncul seperti bintik-bintik gelap kecil di permukaan Matahari.

Diketahui, bintik matahari terbentuk akibat dari aktivitas magnetis yang begitu hebat di atmosfer Matahari, yang mengakibatkan terhambatnya konveksi, membentuk daerah bersuhu lebih rendah dari area sekitarnya, yakni sekitar 3.700 derajat Celsius. Sebuah bintik matahari umumnya bisa bertahan selama satu bulan lamanya.

Pengamatan menunjukkan bahwa jumlah bintik matahari dan lokasinya di piringan Matahari bervariasi secara semi-periodik dalam siklus Matahari yang berlangsung selama 11 tahun sekali. Pada awal siklus, bintik matahari biasanya terbentuk sekitar 30 derajat dari ekuator Matahari.

Selanjutnya pada pertengahan siklus, jumlah bintik matahari yang diamati berada pada puncaknya, dan biasanya muncul di sekitar 15 derajat dari ekuator Matahari. Ketika menjelang akhir siklus, jumlah bintik matahari menurun drastis, dan biasanya hanya terbentuk dekat dengan ekuator Matahari.

Keluaran energi dari Matahari tidaklah konstan, melainkan bervariasi dengan siklus Matahari tadi. Jumlah keluaran energi terkecil jelas terjadi pada saat aktivitas bintik matahari juga kecil. Masa-masa tersebut dikenal sebagai minimum surya.

Jilatan Suar Surya

Tak hanya bintik matahari, fitur lainnya pada bintang terdekat Bumi kita ini adalah suar surya atau solar flare. Suar surya sendiri merupakan peristiwa ledakan luar biasa pada Matahari yang terjadi ketika energi yang tersimpan di medan magnet Matahari (biasanya di atas bintik matahari) tiba-tiba dilepaskan.

Para ilmuwan mengklasifikasikan suar surya sesuai dengan kecerahannya dalam panjang gelombang sinar-X. Setidaknya, ada tiga kategori: pertama suar kelas-X; peristiwa suar surya terbesar yang dapat memicu pemadaman gelombang radio di seluruh dunia dan badai radiasi yang bertahan lama di atmosfer teratas Bumi bila menghantam planet kita.

Kedua, ada suar surya kelas-M, peristiwa yang termasuk dalam ukuran sedang. Suar surya kelas ini umumnya menyebabkan pemadaman gelombang radio singkat serta mempengaruhi daerah kutub Bumi, seperti menampilkan adanya aurora. Ketiga, suar surya kelas-C. Suar surya paling tidak berbahaya, bahkan terkadang tidak berdampak apa-apa terhadap Bumi.

Nah, itulah sedikit informasi mengenai Matahari. Semoga artikel yang singkat ini bisa menambah wawasan untuk Anda. Jadi, sekarang sudah tahu kan bintang apa yang bisa dilihat dengan sangat jelas pada siang hari?


Sumber: Universitas Cornell. ESA.
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com