Kredit: Pexels.com |
1-3 April: Jatuhnya Tiangong-1
Menurut data dari LAPAN per 1 April 2018, stasiun antariksa Tiangong-1 milik Tiongkok akan jatuh pada perkiraan tanggal antara 1 sampai 3 April 2018 ini. Dengan data terbaru diprediksi waktu jatuh Tiangong-1 adalah pada 2 April 2018 pukul 07.15 WIB +/- 6 jam.Dengan rentang ketidakpastian sebesar ini, stasiun antariksa nirawak berbobot delapan ton tersebut masih mungkin jatuh di daerah mana saja di antara lintang 43 derajat LU hingga 43 derajat LS, yang mana wilayah tersebut termasuk Indonesia.
Tiangong-1 diumumkan akan mengalami jatuh kembali ke Bumi (re-entry) sejak tanggal 4 Mei 2017. Pihak badan antariksa Tiongkok kala itu menyampaikan informasi ini kepada Komite PBB untuk penggunaan aktivitas antariksa secara damai (United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space – UNCOPUOS).
Stasiun antariksa yang menjadi laboratorium pengorbit Bumi tersebut mengalami kerusakan dan hilang kendali sejak 16 Maret 2016. Ia merupakan stasiun antariksa pertama milik Tiongkok yang diluncurkan pada 30 September 2011.
Jadi, tetap waspada di sepanjang tanggal ini ya.
2 April: Konjungsi Planet Mars dengan Planet Saturnus
Ya, bagi Anda yang belum tahu, kita bisa melihat planet-planet tata surya dari Bumi. Namun, karena mereka letaknya jauh, maka mereka hanya akan tampak bagaikan bintang terang yang tidak berkelap-kelip.Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Dari Indonesia, pasangan kosmis ini akan cenderung terlihat di langit fajar, namun mereka sudah akan terbit pada pukul 23.32 waktu setempat daerah Anda, atau sekitar 6 jam 24 menit sebelum Matahari terbit.
Keduanya bakal mencapai puncak ketinggian 73° dari atas cakrawala selatan daerah Anda sebelum akhirnya memudar dari pandangan saat fajar menyingsing sekitar pukul 05.32 waktu setempat. Saat konjungsi terjadi, Mars akan bersinar dengan magnitudo 0,3 sementara Saturnus dengan magnitudo 0,3. Keduanya akan muncul di depan rasi bintang Sagitarius.
Baik Mars dan Saturnus keduanya bisa diamati dengan mata telanjang. Namun, bila Anda ingin melihat keduanya lebih jelas (terutama melihat cincin Saturnus), maka Anda perlu teleskop. Sayangnya, mereka akan terlalu terpisah untuk masuk dalam satu bidang pandang teleskop, jadi tidak bisa dilihat langsung secara berdampingan.
3 April: Konjungsi Planet Jupiter dengan Bulan
Bila Anda melihat Bulan pada 3 April 2018, Anda berkesempatan untuk melihat planet Jupiter yang muncul di dekatnya. Sebab, Bulan dan Jupiter berkonjungsi, terpisah sejauh 3°45' satu sama lain di langit Bumi.Dalam pandangan mata, Jupiter akan tampak bagaikan bintang kuning terang saja di dekat Bulan. Anda butuh teleskop untuk bisa mengamatinya lebih jelas lengkap dengan empat satelit alami terbesarnya, Ganimede, Io, Europa, dan Kalisto.
Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Pada momen konjungsi ini, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -12,5 dan Jupiter dengan magnitudo -2,4. Keduanya bertengger di depan rasi bintang Libra.
8 April: Segitiga Bulan-Mars-Saturnus
Di tanggal ini, pemandangan kosmis menarik akan tersaji. Tengoklah arah timur pada sekitar pukul 00.30 waktu setempat daerah Anda untuk menemukan Bulan, planet Mars, dan Saturnus yang akan membentuk formasi segitiga yang unik.Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Namun, karena bidang edar ketiga benda langit tersebut berbeda-beda, walau berada segaris lurus, ketiganya justru membentuk formasi segitiga, tidak saling menghalangi satu sama lain. Oh iya, peristiwa ini hanya peristiwa biasa yang tidak berdampak munculnya bencana alam.
8 April: Fase Bulan Separuh Akhir
Fase Bulan separuh akhir akan terbit di tanggal ini, membuat Bulan akan dominan di langit dini hari karena baru terbit pada tengah malam. Fase yang juga dikenal sebagai perbani akhir ini akan membuat Bulan tampak separuh bagiannya saja, sementara separuh lainnya sedang malam hari (tak disinari Matahari).Secara astronomis, fase Bulan separuh akhir akan terjadi pukul 14.19 WIB di tanggal ini.
16 April: Fase Bulan Baru
Apa itu fase Bulan baru? Pada fase ini, posisi Matahari-Bulan-Bumi akan segaris lurus. Namun, karena bidang orbit Bulan yang miring sekitar 5 derajat terhadap Bumi, maka peristiwa gerhana Matahari total tidak terjadi. Sebagai gantinya, kita tidak bisa melihat Bulan karena bagian terangnya sedang membelakangi Bumi.Fase ini pun disebut sebagai Bulan baru. Secara astronomis, Bulan baru pada 16 April 2018 akan terjadi tepat pukul 08.58 WIB. Dalam kalender Hijriah, fase ini adalah fase akhir dari bulan Rajab, yang satu hari setelahnya sudah masuk bulan Syaban.
18 April: Segitiga Bulan-Venus-Pleiades
Bulan sabit tipis, planet Venus, dan gugus bintang Pleiades akan membentuk formasi segitiga pada tanggal ini. Untuk mengamatinya, cukup nikmati senja lebih dulu. Sampai pada suasana langit mulai gelap karena Matahari sudah terbenam, fokuskan pandangan ke arah barat.Bila pandangan ke barat tidak terhalang awan, bangunan tinggi, atau pegunungan, Anda akan cukup beruntung untuk melihat ketiga benda langit ini seperti pada gambar peta langit di bawah ini:
Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
23 April: Fase Bulan Separuh Awal
Tujuh hari setelah fase Bulan baru, Bulan akan masuk ke fase separuh atau perbani awal. Di tanggal ini, Bulan sudah terbit pada tengah hari, sehingga ia akan mencapai posisi langit atas kepala saat Matahari terbenam.Secara astronomis, Bulan akan masuk fase separuh awal pada pukul 04.47 WIB.
23 April: Hujan Meteor Lyrid
Prospek pengamatan tahun ini: sangat baik! Tahun ini, hujan meteor Lyrid bertepatan dengan fase Bulan separuh awal, yang mana ia akan terbenam saat tengah malam. Hal ini akan membuat kondisi langit setelah tengah malam akan cukup gelap, sehingga meteor-meteor redup bisa teramati dengan baik.Hujan meteor adalah peristiwa masuknya meteoroid-meteoroid ke atmosfer Bumi. Meteoroid ini berasal dari puing-puing yang ditinggalkan oleh komet di sepanjang bekas jalur orbitnya. Untuk Lyrid, asal-muasalnya adalah dari komet C/1861 G1 (Thatcher). Tiap tanggal 23 April, Bumi melintasi bekas jalur komet tersebut.
Lyrid sebenarnya terjadi pada rentang tanggal 19 sampai 25 April, namun puncaknya adalah pada 23 April ini, di mana diperkirakan akan muncul 10 meteor per jam (dengan catatan Anda mengamatinya di area bebas polusi cahaya).
Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org |
Walau begitu, hujan meteor Lyrid tetap menarik untuk diamati. Tak perlu teleskop, cukup gunakan jaket hangat, seduh kopi, dan bersantailah di kursi santai sambil menatap langit semalaman hingga Matahari terbit.
30 April: Fase Bulan Purnama
Bulan purnama akan menutup serangkaian peristiwa langit yang terjadi pada April 2018 ini. Seperti biasa, Bulan purnama jelas bisa diamati di seluruh Indonesia mulai Matahari terbenam hingga Matahari terbit esok hari.Secara astronomis, Bulan purnama akan terjadi pada 30 April 2018 pukul 08.00 WIB.
Nah, itulah jadwal peristiwa langit yang akan terjadi pada April 2018. Seluruh data informasi artikel ini kami rangkum dari https://in-the-sky.org. Selamat mengamati langit!