Kredit foto: Pexels.com |
2 Maret 2018: Bulan Purnama
Ya, Maret 2018 akan dibuka dengan peristiwa langit berupa Bulan purnama. Ini merupakan salah satu fase Bulan, yang terjadi kala Matahari-Bumi-Bulan berada segaris lurus. Namun, karena orbit Bulan yang miring sekitar 5 derajat dalam mengelilingi Bumi, maka gerhana Bulan tidak terjadi, sehingga hanya wajah Bulan saja yang tampak seluruhnya tersinari Matahari.Bulan purnama 2 Maret 2018 akan terjadi pada pukul 07.53 WIB. Dengan begitu, waktu terdekat untuk mengamatinya adalah menjelang Bulan masuk purnama, yakni pada dini hari. Sebab, pada pukul 07.53 WIB, Bulan sudah terbenam.
Pada saat Bulan mencapai fase purnama, ia akan berada pada deklinasi +09°33' di rasi bintang Leo. Jaraknya dari Bumi akan sekitar 368.000 kilometer. Ini juga akan menjadi Bulan purnama pertama pada Maret 2018, lho!
8 Maret 2018: Konjungsi Bulan dengan Planet Jupiter
Pernahkah Anda mengamati planet Jupiter? Pada 8 Maret 2018, Bulan akan menjadi pemandu kosmis dalam menemukan keberadaan planet termasif di tata surya kita tersebut di langit malam. Sebab, kedua benda langit ini akan tampak berdekatan, persis seperti pada gambar di bawah ini:Kredit: InfoAstronomy.org/Stellarium |
Dalam pandangan mata telanjang, Jupiter hanya akan tampak bagaikan bintang kuning terang di dekat Bulan. Anda butuh teleskop untuk mengamati Jupiter lebih jelas, ya.
9 Maret 2018: Fase Bulan Kuartir Akhir
Sepekan setelah Bulan purnama, di tanggal ini Bulan sudah bergerak dalam orbitnya mengelilingi Bumi sehingga akan tampak separuh saja (karena separuh lainnya sedang membelakangi Matahari, sehingga tampak gelap).Dari Indonesia, Bulan akan secara astronomis masuk fase kuartir akhir pada pukul 18.21 WIB. Walau begitu, Bulan baru akan terbit pukul 23.43 waktu setempat daerah Anda, atau sekitar 6 jam 15 menit sebelum Matahari terbit. Bulan bisa terus diamati sampai 12 jam setelahnya.
10 Maret 2018: Konjungsi Bulan dengan Planet Mars
Kredit: InfoAstronomy.org/Stellarium |
Dari Indonesia, pasangan kosmis ini akan terbit pada pukul 00.08 waktu setempat daerah Anda, atau 5 jam 49 menit sebelum Matahari terbit. Mereka berdua akan mencapai ketinggian 70° di atas cakrawala tenggara sebelum memudar dari pandangan saat fajar menyingsing sekitar pukul 05.43 waktu setempat daerah Anda.
Pada saat konjungsi, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -11,7, sementara Mars dengan magnitudo 0,7. Keduanya berada di rasi bintang Ofiukus. Sayangnya, Bulan dan Mars akan terlalu luas terpisah untuk muat dalam satu bidang pandang teleskop, namun tetap bisa terlihat dengan mata telanjang.
11 Maret 2018: Konjungsi Bulan dengan Planet Saturnus
Setelah berkencan dengan Mars, Bulan akan bertemu dengan Saturnus di langit Bumi. Sang planet bercincin akan berada sejauh 2°13' dari Bulan pada saat konjungsi terjadi. Dengan begitu, Bulan akan membantu Anda untuk menemukannya.Terbit bersama pada pukul 00.58 waktu setempat, atau 4 jam 59 menit sebelum Matahari terbit, kita baru bisa melihat keduanya mulai pukul 02.00 dini hari. Saat itu, Bulan dan Saturnus akan berada di atas 10 derajat dari cakrawala timur daerah Anda.
Kredit: InfoAstronomy.org/Stellarium |
15 Maret 2018: Elongasi Tertinggi Merkurius
Inilah saat yang tepat untuk menemukan planet Merkurius! Menjadi planet terdekat dengan Matahari, Merkurius menjadi begitu sulit untuk diamati karena selalu berada dekat dengan silau Matahari. Walau begitu, ada saat-saat tertentu ketika Merkurius berada jauh dari silau Matahari, yakni pada sudut elongasi tertingginya.Namun, jangan berharap akan mudah menemukan Merkurius. Ia takkan tampak besar, namun justru sangat kecil. Anda perlu mata yang jeli, serta pandangan ke arah barat yang bebas dari pohon, bangunan tinggi, maupun pegunungan. Sebab, Merkurius akan begitu rendah di atas cakrawala.
Kredit: InfoAstronomy.org/Stellarium |
17 Maret 2018: Fase Bulan Baru
Fase Bulan Baru atau New Moon merupakan fase ketika Matahari-Bulan-Bumi berada segaris lurus. Lagi-lagi, karena bidang orbit Bulan yang miring saat mengitari Bumi, tidak setiap fase Bulan Baru akan terjadi gerhana Matahari, termasuk Bulan Baru pada 17 Maret 2018.Saat masuk fase ini, Bulan akan berlalu dekat Matahari sehingga ia akan "hilang" dalam silau cahaya Matahari selama beberapa hari, membuat ia tidak bisa teramati karena sisi terangnya sedang membelakangi Bumi. Secara astronomis, Bulan Baru akan terjadi tepat pada pukul 20.13 WIB.
20 Maret 2018: Ekuinoks Maret
Apa itu ekuinoks? Ekuinoks Maret merupakan sebuah penanda dari hari pertama musim semi bagi siapa saja yang tinggal di belahan Bumi utara, dan hari pertama musim gugur bagi siapa saja yang tinggal di belahan Bumi selatan.Pada hari ekuinoks, waktu di seluruh Bumi akan hampir sama tepat 12 jam untuk siang dan 12 jam untuk malam. Kata "ekuinoks" sendiri merupakan serapan dari bahasa Latin "equinox", yang artinya aequus (sama) dan nox (malam).
Ilustrasi perputaran sumbu Bumi. Kredit: In-the-sky.org |
Ekuinoks Maret akan terjadi pada tanggal 20 pukul 23.03 WIB.
24 Maret 2018: Fase Bulan Kuartir Awal
Sepekan setelah fase Bulan Baru, di tanggal ini fasenya sudah semakin besar, yakni akan tampak separuh dari permukaan Bumi. Dari Indonesia, Bulan kuartir awal secara astronomis akan terjadi pukul 22.36 WIB.Walau begitu, Bulan sudah terlihat pada ketinggian 63° dari cakrawala utara sekitar pukul 18.15 waktu setempat. Bulan separuh bisa terus diamati hingga ia tenggelam ke arah cakrawala barat sekitar pukul 23.54 waktu setempat, atau 5 jam 53 menit setelah Matahari terbenam lebih dulu.
31 Maret 2018: Bulan Purnama
Ya, setelah dibuka dengan Bulan purnama, Maret 2018 juga akan ditutup dengan Bulan purnama. Adanya dua Bulan purnama pada Maret ini disebabkan karena Februari hanya memiliki 28 hari. Bulan purnama 2 Maret seharusnya milik Februari jika saja ia memiliki jumlah 30 hari.Secara astronomis, Bulan akan masuk fase purnama pada pukul 19.31 WIB. Walau begitu, kita sudah bisa melihat Bulan terbit di langit timur bersamaan dengan terbenamnya Matahari di langit barat. Bulan purnama bisa diamati sepanjang malam pada tanggal ini.
Nah, itulah jadwal peristiwa langit yang tentunya bisa kita amati di Indonesia.
Mau beli teleskop agar pengamatan lebih maksimal? Kami menjualnya di InfoAstronomy Store.
Selamat observasi!