Roket Falcon Heavy bersiap di lokasi peluncuran. Kredit: SpaceX |
Falcon Heavy dijadwalkan akan lepas landas dari lokasi peluncuran di Cape Canaveral, Florida, AS pada pukul 01.30 WIB, 7 Februari 2018. Roket tersebut akan memiliki jendela peluncuran 2,5 jam, dengan tanggal peluncuran cadangan (bila malam ini ada kendala) yang dijadwalkan pada hari berikutnya (8/2).
Menariknya, di dalam roket tersebut akan ada mobil Tesla Roadster milik Elon Musk, CEO SpaceX. Disisipkannya mobil dalam roket ini bukan tanpa alasan, melainkan memang untuk uji coba. SpaceX nantinya berencana mengirim mobil Tesla ke Mars.
Falcon Heavy akan menjadi roket terbesar yang pernah diluncurkan sejak peluncuran terakhir roket Saturn V pada tahun 1973. Roket jumbo ini mampu mengangkut kargo seberat 64.000 kilogram ke orbit Bumi, lebih dari dua kali lebih besar pesaing terdekatnya, roket Delta IV Heavy, namun dengan biaya yang lebih murah. Peluncurannya pun akan menjadi momen bersejarah.
Starman in Red Roaster, tulis Musk di Instagram pribadinya. Kredit: Instagram/Elon Musk |
Roket sebesar Falcon Heavy ini dirancang untuk membawa manusia ke luar angkasa lebih mudah, sekaligus membawanya kembali ke Bumi dengan selamat.
Walaupun sudah dijadwalkan, tetapi masih ada kemungkinan jadwal peluncuran perdana roket Falcon Heavy akan tertunda melampaui tanggal tersebut. Hal ini disebabkan karena kompleksitas dan pertimbangan cuaca.
Pada saat ini, kondisi cuaca terlihat cukup bagus, dan roket tersebut pun sudah melewati uji api statis rutin. Entah akan meluncur di pekan ini atau tidak, peluncuran Falcon Heavy sendiri telah diantisipasi dalam komunitas antariksa dan peroketan selama bertahun-tahun.
Falcon Heavy pertama kali diperkenalkan pada bulan April 2011 oleh Elon Musk, dan awalnya sempat akan diluncurkan pada tahun 2013 yang ternyata ditunda. Setelah lima tahun, roket ini telah banyak perubahan dan penambahan kualitas mesin, sehingga tahun 2018 menjadi tahun yang besar dan penting bagi Falcon Heavy dan tentunya SpaceX.
Bila uji coba peluncuran roket Falcon Heavy ini berhasil, rencananya ia akan digunakan untuk membawa astronot ke Bulan, cukup tepat mengingat NASA baru saja mengalihkan fokus misi dari Mars ke eksplorasi Bulan. Roket ini juga bisa digunakan untuk meluncurkan misi ilmiah ke lokasi-lokasi yang jauh dari Bumi, seperti bulan dingin milik Saturnus, Enseladus.
"Memiliki roket seperti Falcon Heavy dapat mengurangi waktu perjalanan ke lokasi-lokasi yang jauh secara signifikan, serta dapat membantu meningkatkan waktu penyelesaian misi menjadi beberapa tahun saja," kata Casey Dreier, direktur antariksa The Planetary Society, seperti dilansir Ars Technica.
Selain itu, Falcon Heavy ini juga merupakan roket berat pertama di era roket berat yang akan datang dalam beberapa tahun ke depan. Sebab tak hanya SpaceX, NASA pun kini sedang mengembangkan roket beratnya sendiri yang bernama Space Launch System (SLS), yang akan menjadi pesaing Falcon Heavy dalam ukuran tetapi biaya peluncurannya jauh lebih mahal.
Perusahaan milik Jeff Bezos, Blue Origin, diketahui juga sedang mengembangkan roket berat bernama New Glenn, yang diklaim akan sedikit lebih kuat daripada Falcon Heavy.
Seolah tak ingin kalah, Elon Musk sempat mengumumkan pada September 2017 bahwa selain memiliki Falcon Heavy, SpaceX juga sedang mengembangkan roket BFR (Big F*cking Rocket). Nantinya, BFR akan memiliki daya angkat dua kali lebih kuat dari Falcon Heavy, dan peluncuran pertama BFR dijadwalkan terjadi pada tahun 2022.
Ya, teknologi roket telah berkembang begitu cepat. Umat manusia sebentar lagi akan benar-benar memasuki era antariksa di mana kita bisa menjelajah dengan roket-roket besar.
Referensi: SpaceX