RX J1131-1231. Kredit: Universitas Oklahoma |
Per tanggal 1 Februari 2018, setidaknya telah ada total 3.728 planet ekstrasurya yang telah dikonfirmasi keberadaannya di 2.794 sistem bintang, dengan 622 sistem bintang di antaranya memiliki lebih dari satu planet ekstrasurya yang mengitarinya.
Kini, duo astrofisikawan asal Universitas Oklahoma telah berhasil menemukan, untuk pertama kalinya, populasi planet di luar galaksi Bimasakti. Planet-planet yang disebut sebagai planet ekstragalaksi. Mereka menggunakan metode yang dikenal sebagai lensa mikro gravitasi, yakni sebuah fenomena astronomi yang terjadi akibat efek pelensaan gravitasi.
Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang berukuran kecil, seperti benda-benda bermassa planet hingga seukuran bintang kecil. Dalam penelitian ini, para astrofisikawan Universitas Oklahoma sukses mendeteksi benda-benda di galaksi lain yang memiliki massa setara massa Bulan hingga sebesar massa Jupiter.
Metode lensa mikro gravitasi didasarkan pada efek lensa gravitasi. Benda masif (yang bertindak sebagai lensa) akan membengkokan cahaya dari objek latar belakang yang terang (yang menjadi sumber pengamatan). Efek ini dapat menghasilkan distorsi cahaya objek latar belakang yang awalnya redup, menjadi diperbesar dan lebih cerah, sehingga bisa dideteksi dan diamati.
Walaupun lensa mikro gravitasi disebabkan oleh efek fisika yang sama dengan lensa kuat dan lensa lemah, namun lensa mikro dilakukan dengan teknik pengamatan yang sangat berbeda. Pada pengamatan dengan lensa kuat dan lensa lemah, massa lensa tersebut cukup besar (bisa massa galaksi atau bahkan gugus galaksi) sehingga distorsi cahaya bisa diamati dengan teleskop resolusi tinggi seperti Teleskop Antariksa Hubble.
Lensa mikro, sementara itu, memiliki massa yang terlalu rendah. Lensa mikro adalah efek di mana cahaya yang berasal dari bintang jauh atau quasar dibengkokan oleh gravitasi benda perantara seperti bintang lain atau lubang hitam di latar depannya dalam pandangan dari Bumi.
Jika sumber cahaya diposisikan persis di belakang perantara, maka perantara itu akan bertindak sebagai "lensa". Lensa komis raksasa ini akan membentuk struktur cakram cahaya saat sinar dari sumber tersebut melewati semua sisinya.
Kecerahan struktur cakram yang terbentuk tersebut akan dipengaruhi oleh adanya objek bermassa planet di dekat bintang lensa. Inilah kemudian yang digunakan untuk menentukan keberadaan planet tersebut yang seharusnya terlalu jauh untuk dideteksi bila tanpada lensa mikro gravitasi.
"Kami sangat gembira dengan penemuan ini, sebab ini adalah pertama kalinya umat manusia bisa menemukan planet di luar galaksi kita," kata Dai. Planet-planet ekstragalaksi tersebut diketahui berada pada galaksi yang berjarak 3,8 miliar tahun cahaya jauhnya dari Bumi.
Galaksi tersebut terletak hampir berada di antara Bumi dan quasar RXJ 1331-1231, dengan quasar tersebut berjarak 3 miliar tahun cahaya lebih jauh. Bila Anda melihat gambar di atas, empat bintik terang yang melingkari satu bintik redup di tengahnya merupakan sang quasar yang terdistorsi. Planet-planet ekstragalaksi sendiri terdeteksi berada di galaksi yang ada di tengah gambar di atas.
"Sayangnya, tidak ada kemungkinan untuk mengamati planet-planet ini secara langsung, bahkan dengan teleskop terbaik sekalipun," kata Guerras. "Namun demikian, kami bisa mempelajarinya, mengungkap kehadiran mereka dan bahkan memperkirakan ukuran massa mereka."
"Sayangnya, tidak ada kemungkinan untuk mengamati planet-planet ini secara langsung, bahkan dengan teleskop terbaik sekalipun," kata Guerras. "Namun demikian, kami bisa mempelajarinya, mengungkap kehadiran mereka dan bahkan memperkirakan ukuran massa mereka."
Lalu, bagaimana para astrofisikawan ini bisa yakin bahwa ada planet ekstragalaksi yang mereka temukan? Dengan menggunakan data dari Observatorium Sinar-X Chandra, Dain dan Guerras menemukan bahwa ada pergeseran energi yang tak biasa pada cahaya quasar, yang mana hal ini hanya bisa dijelaskan oleh keberadaan planet-planet di galaksi yang mendistorsi quasar.
Tentu saja, "akal sehat" akan selalu tidak mempercayai bahwa ada planet di luar galaksi yang baru saja ditemukan, tapi memiliki kumpulan bukti selalu merupakan hal yang bagus.
Penelitian ini telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal.
Referensi: Siaran pers Universitas Oklahoma