Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Waspada Hoaks, Tak Ada Bulan Hijau pada 20 April

Sudahkah Anda mendapatkan pesan siaran di grup-grup aplikasi obrolan yang mengatakan bahwa akan terjadi fenomena "Bulan Hijau" pada 20 April 2018 mendatang? Bila sudah, di sini kami ingin mencoba meluruskannya.
Ilustrasi. Kredit: EarthSky.org
Info Astronomy - Sudahkah Anda mendapatkan pesan siaran di grup-grup aplikasi obrolan yang mengatakan bahwa akan terjadi fenomena "Bulan Hijau" pada 20 April 2018 mendatang? Bila sudah, di sini kami ingin mencoba meluruskannya.

Fenomena Bulan Hijau atau Green Moon adalah murni hoaks, atau berita bohong. Bulan tidak akan pernah bisa berubah warna menjadi hijau (kecuali kita menanam pohon di sana, sehingga Bulan akan dipenuhi oleh hutan belantara yang hijau).

Hoaks ini termasuk sebagai "hoaks periodik", pasti muncul tiap tahunnya. Dimulai pada tahun 2016, yang menyatakan bahwa pada 4/20, yang mana juga dikenal sebagai "Weed Day", Bulan akan berubah warna menjadi hijau yang aneh. Fenomena ini dikatakan terakhir kali terjadi 420 tahun yang lalu. Sejak itu, setiap tahun, hoaks ini muncul.

Bagaimana kita bisa membuktikan kalau ini hoaks? Mudah saja, informasi hoaks Bulan Hijau yang tersebar menampilkan gambar Bulan penuh atau Bulan purnama. Di sini lah hoaks bisa terungkap. Sebab, pada 20 April 2018 mendatang, Bulan tidak sedang dalam fase purnama, melainkan baru berusia empat hari setelah Bulan Baru (New Moon), yang berarti ia akan muncul dalam fase sabit.

Menurut informasi dari situs web Time and Date, Bulan purnama sendiri akan terjadi pada akhir April, tepatnya pada tanggal 30. Dengan fakta bahwa Bulan purnama tidak terjadi pada tanggal "fenomena Bulan Hijau", maka bisa dipastikan bahwa fenomena tersebut tidaklah benar.

Tapi, bisakah Bulan sebenarnya berubah warna? Jawabannya, bisa. Bulan tidak selalu tampak kuning keabu-abuan seperti yang tiap malam kita lihat, tetapi juga bisa berubah warna menjadi merah, yakni pada saat fase totalitas gerhana Bulan total. Bila Anda sempat mengamati gerhana Bulan total 31 Januari 2018 kemarin, Anda telah menjadi saksi berubahnya warna Bulan menjadi merah.

Fenomena Bulan yang tampak merah sering dijuluki sebagai "Bulan Darah" atau "Blood Moon", yang mana terjadi saat Bulan sepenuhnya melintasi bayangan gelap Bumi (yang dikenal sebagai umbra).

Warna merah pada Bulan Darah disebabkan oleh pembiasan cahaya Matahari yang bergerak melalui atmosfer Bumi. Warna merah dari cahaya Matahari tidak akan dihamburkan oleh atmosfer Bumi karena termasuk cahaya gelombang pendek, melainkan akan dibiaskan ke arah ujung spektrum, yakni bayangan umbra Bumi tadi.

Lalu bagaimana dengan Bulan Hijau? Mengutip Snopes, hoaks terjadinya Bulan Biru karena disebabkan oleh adanya planet Uranus yang muncul di dekat Bulan. Secara astronomis, hal tersebut tidak bisa terjadi.

Uranus merupakan planet terjauh ketujuh dari Matahari, yang jarak terdekatnya dari Bumi saja mencapai 19 AU atau 158 menit cahaya, yang mana jarak tersebut setara dengan 2,8 miliar kilometer. Uranus tidak pernah mencapai jarak sedekat Bulan (380.000 kilometer).

Jadi, sayangnya fenomena Bulan Hijau memang hanya bohong belaka. Tapi jangan bersedih, masih ada fenomena-fenomena astronomis lainnya yang benar akan terjadi di tahun 2018 ini, silakan simak jadwalnya di sini.
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com