Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Mengenal Bintang Barnard, Bintang Terdekat Keempat dari Bumi

Ada begitu banyak bintang di alam semesta. Bintang terdekat pertama dari Bumi adalah Matahari, lalu bintang ganda Alpha Centauri, bintang Proxima Centauri, dan terdekat keempat adalah bintang Barnard. Mari mengenalnya lebih dekat.
Ilustrasi bintang katai merah. Kredit: Wikimedia Commons
Info Astronomy - Ada begitu banyak bintang di alam semesta. Bintang terdekat pertama dari Bumi adalah Matahari, lalu bintang ganda Alpha Centauri, bintang Proxima Centauri, dan terdekat keempat adalah bintang Barnard. Mari mengenalnya lebih dekat.

Bintang Barnard merupakan jenis bintang kerdil merah yang massanya sangat rendah, sekitar 0,17 kali massa Matahari. Ia terletak pada jarak sekitar 6 tahun cahaya jauhnya dari Bumi di rasi bintang Ofiukus.

Berbeda dengan Alpha Centauri yang merupakan sistem dua bintang, Barnard adalah bintang tunggal. Namun, walaupun dekat, bintang ini hanya bersinar dengan magnitudo tampak +9,5, sehingga sangat redup untuk diamati dari Bumi dan bahkan tidak terlihat oleh mata telanjang. Bintang ini jauh lebih terang dalam inframerah.

Nama bintang tetangga dekat Matahari ini berasal dari nama astronom Amerika Serikat, E. E. Barnard. Walaupun ia bukan orang pertama yang mengamati bintang itu, namun pada tahun 1916 ia berhasil mengukur gerak bintang ini yang diketahui sekitar 10,3 detik busur per tahun.

Pada awalnya, bintang ini hanya dikatalogkan sebagai V2500 Oph. Namun pada tahun 2016, International Astronomical Union mengadakan Working Group on Star Names (WGSN) untuk katalog dan standarisasi nama yang tepat untuk sebuah bintang. WGSN pun menyetujui nama Bintang Barnard untuk bintang ini pada tanggal 1 Februari 2017 dan sekarang telah masuk dalam Katalog Nama Bintang IAU.

Bintang Barnard adalah salah satu kerdil merah yang paling banyak dipelajari karena kedekatan dan lokasi yang menguntungkan untuk pengamatan. Secara historis, penelitian tentang Bintang Barnard berfokus pada pengukuran karakteristik bintang, astrometri, dan juga menyempurnakan batas-batas kemungkinan planet ekstrasurya. Meskipun Bintang Barnard adalah bintang tua (usianya sekitar 11 miliar tahun), namun ia masih melontarkan suar bintang.

Posisi Bintang Barnard yang berpindah-pindah sejak 2001 hingga 2010. Kredit: Wikimedia Commons
Bintang Barnard memiliki radius 15% sampai 20% dari Matahari. Jadi, meskipun Bintang Barnard memiliki kira-kira 150 kali massa Jupiter, radiusnya hanya 1,5 sampai 2,0 kali lebih besar, karena kepadatannya jauh lebih tinggi. Suhu efektifnya adalah 3.100 kelvin, dan memiliki luminositas visual 0,0004 luminositas Matahari.

Bintang Barnard begitu redup, sehingga jika ia menggantikan Matahari sebagai pusat tata surya kita, maka bintang ini akan terlihat hanya 100 kali lebih terang daripada Bulan purnama di langit Bumi, yang sebanding dengan kecerahan Matahari bila Bumi berada pada jarak 80 AU (1 AU = 150 juta kilometer).

Seperti semua bintang, Bintang Barnard bersinar melalui fusi termonuklir, mengubah elemen cahaya (hidrogen) menjadi elemen yang lebih masif (helium), sekaligus melepaskan sejumlah besar energi. Meski begitu, massa Bintang Barnard yang lebih rendah membuatnya sekitar 2.500 kali lebih lemah energinya daripada Matahari kita.

Namun karena ia masuk dalam kategori bintang kerdil merah, Bintang Barard memiliki jangka waktu hidup yang panjang. Meskipun memiliki massa yang lebih rendah dari Matahari, ia mampu menghemat hidrogennya. Bintang ini bahkan kemungkinan masih memiliki cukup bahan bakar untuk menyala hingga puluhan juta tahun lagi, jauh lebih lama dari perkiraan umur Matahari kita.

Bila ada seseorang di sebuah planet yang mengitari Bintang Barnard, maka ia suatu hari nanti akan dapat melihat Matahari kita yang membengkak menjadi raksasa merah, lalu runtuh dan membentuk nebula planeter yang indah, dan pada akhirnya berevolusi menjadi kerdil putih yang redup.

Sayangnya, tidak ada planet yang terdeteksi di sekitar Bintang Barnard sejauh ini. Pada tahun 1960-an dan awal 1970-an, astronom Peter van de Kamp mengklaim deteksi goyangan dalam gerak bintang ini yang diakibatkan oleh sebuah planet, namun deteksi tersebut keliru sehingga mengugurkan kemungkinan adanya planet di sana.


Sumber: One Minute Astronomer, EarthSky, Britanica.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com