Meteor terang pada hujan meteor Geminid 2011. Kredit: Wally Pacholka |
Hujan meteor Geminid sendiri mencapai puncaknya pada malam tanggal 13 hingga dini hari tanggal 14 Desember 2017. Yang menarik, asal-muasal hujan meteor ini yang merupakan sebuah asteroid bernama 3200 Phaethon bakal berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.
Asteroid 3200 Phaethon memang merupakan asteroid berperiode pendek dalam mengitari Bumi. Batu antariksa ini mendekati Bumi dalam orbit 523,5 hari.
Lalu, apa yang akan terjadi? Tidak ada yang tahu pasti berapa banyak meteor yang bisa Anda lihat. Namun biasanya, ketika komet atau asteroid dari induk sebuah hujan meteor berada di dekat Bumi, hujan meteor bisa lebih spektakuler.
3200 Phaethon adalah benda angkasa yang sangat menarik dan misterius, ia bisa disebut asteroid, tapi tidak bisa disangkal juga bahwa ia adalah komet. Dengan kata lain, 3200 Phaethon adalah hibrida komet asteroid.
Bila biasanya hujan meteor merupakan puing-puing es yang ditinggalkan oleh sebuah komet, lain halnya dengan Geminid yang diketahui berasal dari hibrida komet asteroid aneh ini, yang oleh beberapa astronom disebut sebagai komet batu.
Asteroid diketahui lebih keras, atau lebih kaya akan logam, daripada komet. Orbit asteroid pun cenderung lebih melingkar, sementara komet cenderung memiliki orbit yang lebih memanjang. Di sini, 3200 Phaethon, dengan nama "asteroid"-nya, justru memiliki orbit yang lebih menyerupai komet daripada asteroid.
Asteroid ini juga memiliki embusan debu misterius, dan bahkan memiliki ekor debu samar. Menurut penelitian, ekor debu tersebut kemungkinan terbentuk akibat dari panas Matahari yang menyebabkan retakan pada permukaan 3200 Phaethon, mirip dengan retakan pada dasar danau yang kering di musim kemarau.
Retakan pada permukaan 3200 Phaethon lantas menyebar, bertahan di jalur bekas orbitnya dalam mengelilingi Matahari. Ketika Bumi melintasi bekas jalur ini, retakan tadi yang terdiri dari batuan seukuran kelereng hingga sebesar bola kasti pun masuk ke atmosfer Bumi, lalu terbakar sebagai meteor.
3200 Phaethon adalah asteroid pertama yang ditemukan melalui sebuah wahana antariksa pada tanggal 11 Oktober 1983. Kala itu, astronom Simon F. Green dan John K. Davies melihat benda angkasa ini saat meneliti data dari Infrared Astronomical Sattelite (IRAS). Mereka mengatakan bahwa benda angkasa itu mirip asteroid.
Lantas, benda angkasa yang baru mereka temukan pun dikatalogkan sementara sebagai 1983 TB. Dua tahun kemudian, pada tahun 1985, dengan menggunakan konvensi untuk memberi nama asteroid, para astronom menetapkan nomor dan namanya: 3200 Phaethon.
Saat ini, asteroid ini tergolong sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya bagi Bumi. Ada dua hal yang membuatnya berbahaya. Pertama, 3200 Phaethon berukuran besar, sekitar 5 kilometer lebarnya, cukup besar untuk menyebabkan kerusakan regional yang signifikan jika menabrak Bumi.
Kedua, asteroid ini diketahui mampu mendekati Bumi secara periodik. Pada tahun 2017 ini saja, asteorid tersebut akan berada pada jarak 26 kali jarak Bumi-Bulan, dan diperkirakan akan lebih dekat lagi pada titik endekatan di tahun-tahun berikutnya.
Pada malam puncak hujan meteor Geminid 2017 mendatang, meteor-meteor akan memancar dari dekat bintang Castor di rasi bintang Gemini. Menariknya, pada malam itu, 3200 Phaethon tidak akan jauh dari Gemini, komet batu ini akan berada di rasi bintang tetangga, Perseus. Sayangnya, dengan magnitudo yang diperkirakan +10,7, membuatnya terlalu redup untuk dilihat dengan mata tanpa bantuan alat optik.
Akankah intensitas kemunculan meteor pada puncak hujan meteor Geminid tahun ini lebih tinggi? Patut ditunggu!
Bagi Anda yang ingin mengamati hujan meteor Geminid, simak caranya di sini: infoastronomy.org/geminid2017