Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Pluto dan Ceres adalah Suadara Kembar?

Pluto dan Ceres, dua planet kerdil di tata surya, sepertinya memiliki banyak kesamaan. Terletak di Sabuk Kuiper, Pluto berukuran besar dan memiliki beberapa bulan, sementara Ceres yang berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter berukuran tiga kali lebih kecil.
Pluto (kiri) dan Ceres (kanan). Skala diabaikan. Kredit: NASA
Info Astronomy - Pluto dan Ceres, dua planet kerdil di tata surya, sepertinya memiliki banyak kesamaan. Terletak di Sabuk Kuiper, Pluto berukuran besar dan memiliki beberapa bulan, sementara Ceres yang berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter berukuran tiga kali lebih kecil.

Campuran es batu dan air mendominasi lansekap Ceres, sementara es metana dan nitrogen menutupi hampir sebagian besar permukaan Pluto. Atmosfer tipis dan redup menggantung di atas Pluto, sementara para astronom hanya melihat jejak gas di atas Ceres.

Tapi, bila dilihat lebih dekat, ternyata planet-planet kerdil ini seperti saudara kembar yang hilang. Jejak amonia yang baru ditemukan pada Ceres mengisyaratkan adanya hubungan yang lebih dekat dengan Pluto yang juga memilikinya.

Belum lagi, keduanya juga memiliki gunung berapi sedingin es yang didukung oleh cairan di bawah permukaannya. Para astronom pun mulai menganggap mereka kembar, keduanya diperkirakan terbentuk di tempat yang sama pada saat yang sama namun berpisah segera setelah terbentuk.

Satu lagi kesamaan: Wahana antariksa NASA yang telah mengunjungi kedua planet kerdil ini pada tahun 2015, wahana antariksa New Horizons ke Pluto dan wahana antariksa Dawn mulai mengorbit Ceres, berhasil mendapatkan data kedua planet kerdil ini, yang sebagian besar memang mirip.

"Jika Anda mengambil Pluto dan memasukkannya ke sabuk asteroid (tempat di mana Ceres saat ini berada), mungkin Pluto akan menjadi lebih mirip Ceres," kata astronom Will Grundy, salah satu penyidik utama misi New Horizons.

Terpisah Saat Lahir

Menurut sebuah model penelitian yang berhasil dilakukan sekelompok astronom, diketahui Ceres awalnya berada sangat dekat dengan Pluto, sebelum akhirnya ia terpisah dari saudara kembarnya akibat terdorong oleh gravitasi planet yang lebih besar.

Model Grand Track yang membuat Ceres menjauhi Pluto. Kredit: NASA/JHUAPL/SwRI
Tata surya awal adalah tempat yang kacau, dan para astronom sekarang menduga banyak planet mungkin telah berkelana sebelum akhirnya memiliki orbit normal seperti saat ini. Dua model, yang keduanya dirancang pada tahun 2000-an, paling sesuai dengan data orbital.

Model pertama, dikenal sebagai hipotesis Grand Tack, menunjukkan bahwa Jupiter dan Saturnus awalnya masuk ke dalam ke tata surya bagian dalam, sebelum ketidakseimbangan gravitasi mengirim mereka kembali ke orbit mereka saat ini yang lebih jauh dari Matahari.

Model kedua, dikenal sebagai model Nice, mengemukakan keempat raksasa gas (dari Jupiter sampai Neptunus) pada awalnya memiliki orbit kecil yang dekat satu sama lain, yang pada akhirnya mereka saling menyebar dan menjauh perlahan ke apa yang kita lihat sekarang.

Kedua model tersebut saling mendukung. Sean Raymond, salah satu astronom di balik Grand Tack, mengatakan bahwa model ini dirancang untuk bekerja dengan model Nice. "Mereka saling mendukug satu sama lain," katanya.

Model Nice yang membuat Ceres menjauhi Pluto. Kredit: NASA/JHUAPL/SwRI
Dalam kekacauan awal tata surya kita, seribu objek seperti Pluto mungkin terbentuk di bagian tepi tata surya di mana Neptunus mengorbit saat ini, termasuk Ceres yang juga terbentuk di sana. Kemudian, ketika planet-planet raksasa gas saling menjauh, mereka bertanggungjawab dalam membuat objek-objek kerdil ini menyebar ke mana-mana.

"Pluto bergerak semakin ke tepian tata surya, sementara Ceres masuk ke tata surya bagian dalam," kata ilmuwan keplanetan, William McKinnon. Dia mengusulkan teori migrasi Ceres di tahun 2008, sebbuah petunjuk pertama dari hubungan saudara antara Ceres dan Pluto.

Namun, masih ada kemungkinan bahwa Ceres memang sudah terbentuk di tempat yang sekarang ia berada, di sabuk asteroid. Tapi kemudian, hal itu terasa janggal. Ceres merupakan "asteroid yang paling tidak biasa" di sabuk asteroid. Ia sendiri menyumbang sekitar sepertiga massa sabuk asteroid, dan interiornya sangat berbeda dari tetangganya di area tersebut.

Ditambah lagi, pengamatan terbaru tentang permukaan amonia Ceres juga memberi petunjuk ke arah asal-muasal Ceres yang kemungkinan dari tempat Pluto di mana kini berada.

Sedangkan untuk migrasi Pluto, Neptunus mungkin adalah pelakunya. Ketika raksasa es tersebut bergerak ke luar, ia juga mendorong objek-objek kerdil di dekatnya ke luar, menggiring mereka untuk semakin ke tepian tata surya. Bila Neptunus mendorong Pluto, maka Jupiter dan Saturnus lah yang membawa Ceres ke sabuk asteroid.

Dunia-dunia yang Aktif

Planet-planet kerdil ini ternyata aktif. Alih-alih mengamati seonggok batuan beku yang dingin dan mati, wahana antariksa Dawn dan New Horizons melihat bahwa kedua planet kerdil ini lengkap dengan tanda-tanda aktivitas dari keduanya yang sedang berlangsung.

Meskipun air dan es akan menguap dengan cepat pada Ceres karena ia tidak memiliki atmosfer, Dawn masih melihat tanda-tanda keberadaan es di beberapa kawahnya. Pluto, yang jauh dari Matahari, secara aktif mendinginkan permukaannya dengan cairan yang mengalir dari bawah dan membeku di permukaannya.

Kedua dunia ini juga aktif secara vulkanis, mereka memiliki kriovolkano atau gunung berapi es yang menyemburkan lahar dingin. Ceres hanya memiliki satu kriovolkano, sebuah tonjolan seperti kubah sekitar setengah dari ukuran Gunung Everest yang dikenal sebagai Ahuna Mons. Sementara Pluto memiliki sepasang di belahan selatannya, yang secara informal bernama Wright Montes dan Piccard Montes.

Di Ceres, material esnya terdiri dari air garam dan lumpur beku, sementara di Pluto lebih banyak mengandung amonia beku. Ya, pada suhu permukaan yang sangat dingin seperti di Pluto, amonia membeku menjadi es yang sangat padat.

Kedua dunia ini juga menunjukkan bahwa kriovolkanonya baru saja meletup. Di Ceres, lereng Ahuna Mons tampak ada bekas kehadiran es air yang meledak keluar dari dalamnya. Sementara adanya tekstur aneh di dataran sekitar kriovolkano di Pluto menunjukkan baru saja ada lava dingin yang mengalir di sana. Namun, para astronom belum yakin seberapa aktif kriovolkano di Ceres maupun di Pluto saat ini.

Pluto vs Ceres. Kredit: Mark Garlick (kiri); NASA/JPL-Caltech/UCLA/MPS/DLR/IDA (kanan)

Panas dan Dingin

Jika Pluto dan Ceres sangat mirip, mengapa mereka terlihat sangat berbeda saat ini? Jawabannya adalah, lokasi, lokasi, dan lokasi. Pluto menghabiskan waktunya jauh dari Matahari, di mana suhu berkisar sekitar 119 derajat Celsius. Lain halnya dengan Ceres yang relatif lebih dekat dengan Matahari, sehingga suhunya bisa memanas hingga -38 derajat Celsius (lebih hangat dari pada musim panas di stasiun Vostok Antartika).

"Di Ceres, Anda masih bisa berjalan-jalan di permukaannya dengan memakai jaket (dan kantung oksigen tentu saja)," kata ilmuwan keplanetan New Horizons, Carey Lisse. "Tapi di Pluto, Anda tidak bisa melakukan itu. Anda harus menambahkan lapisan ganda tebal di dalam pesawat ruang angkasa Anda. Bila keluar pesawat, niscaya Anda mati beku."

Perbedaan mendasar dalam suhu ini menyebabkan banyak perbedaan antara dua dunia saat ini. Zat yang paling rentan, seperti es metana dan nitrogen yang ditemukan di Pluto, akan cepat menguap di permukaan Ceres yang lebih hangat.

Nah, itulah sedikit informasi tentang kemiripan Pluto dan Ceres. Keduanya bagaikan saudara kembar yang hilang karena terpisah saat lahir.


Sumber: Discover Magazine
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com