Saran pencarian

Apa Fungsi dari Teleskop dalam Astronomi?

Setiap orang yang menyukai astronomi, pasti ingin memiliki teleskop. Tapi, sebelum Anda membeli teleskop pertama Anda, ada satu hal penting yang harus Anda pahami; apa fungsi teleskop sebenarnya?
Teleskop. Kredit: Shutterstock
Info Astronomy - Setiap orang yang menyukai astronomi, pasti ingin memiliki teleskop. Tapi, sebelum Anda membeli teleskop pertama Anda, ada satu hal penting yang harus Anda pahami; apa fungsi teleskop sebenarnya?

Mungkin ini pertanyaan yang aneh. Namun, faktanya adalah, kebanyakan pemula percaya bahwa fungsi teleskop adalah untuk memperbesar benda-benda langit, atau dengan kata lain untuk membuat kenampakan benda langit menjadi lebih besar. Anda mungkin salah satu yang berpikiran seperti ini juga, kan? Sayangnya, hal itu tidak benar.

Fungsi teleskop yang sebenarnya adalah, untuk mengumpulkan cahaya.

Teleskop menggunakan lensa atau cermin yang melengkung (disebut lensa/cermin objektif) untuk mengumpulkan cahaya dari benda-benda yang jauh dan untuk memfokuskan cahaya tersebut ke tampilan visual benda-benda jauh tadi.

Semakin besar lensa atau cermin objektif, semakin banyak cahaya yang bisa dikumpulkan sehingga menciptakan gambar yang lebih terang dan tajam. Gambar benda langit yang dibentuk oleh lensa atau cermin objektif akan diperbesar oleh lensa kedua yang lebih kecil yang disebut lensa okuler.

Jadi, pembesaran adalah efek dari jumlah cahaya yang dikumpulkan oleh lensa atau cermin objektif pada teleskop, dan itu tergantung pada diameter lensa atau cermin obektifnya, yang juga disebut aperture.

Kita tidak bisa secara bebas memperbesar atau memperkecil objek langit yang kita lihat dengan teleskop, karena fungsi teleskop hanya mengumpulkan cahaya tergantung dari besarnya lensa atau cermin objektifnya tadi. Analoginya adalah, ember besar bisa mengumpulkan lebih banyak tetesan air hujan daripada ember kecil.

Sebagai contoh, mari kita lihat Jupiter dengan dua teleskop, satu dengan lensa objektif yang berdiameter 2 inci dan satu lagi dengan lensa objektif berdiameter 4 inci. Masing-masing teleskop ini kita menggunakan lensa okuler yang memberi pembesaran 100 kali (atau 100x). Jadi, setiap gambar akan tampak sama ukuran sudutnya.

Perhatikan gambar berikut ini:
Jupiter dalam pandangan teleskop 2 inci (kiri) dan 4 inci dengan pembesaran 100x. Kredit: Oneminuteastronomer.com
Dengan menggunakan teleskop berdiameter 2 inci, sabuk awan terbesar di Jupiter akan terlihat jelas namun sedikit redup dan kabur. Tapi di teleskop 4 inci, sabuk awan yang sama akan tampak lebih detail dengan banyak struktur dan warna, dan sabuk awan yang lebih kecil dapat dilihat.

Keuntungan teleskop yang lebih besar dalam mengumpulkan cahaya adalah memungkinkan kita sebagai pengamat untuk melihat lebih banyak detail daripada yang bisa dilakukan melalui teleskop yang lebih kecil dengan perbesaran yang sama.

Jadi, intinya adalah, teleskop yang mengumpulkan lebih banyak cahaya memberikan pandangan yang lebih baik. Setelah membaca artikel ini, bila Anda ingin langsung membeli teleskop, cukup pilih teleskop dengan lensa atau cermin objektif terbesar yang bisa Anda beli.

Perlu dicatat dulu, harga menentukan kualitas. Teleskop dengan diameter lensa atau cermin objektif yang besar biasanya lebih mahal, lebih berat, dan dalam beberapa kasus, lebih sulit digunakan daripada teleskop yang lebih kecil.

Teleskop berlensa atau cermin objektif yang besar juga menciptakan pemandangan langit malam yang lebih sempit daripada teleskop yang lebih kecil. Jadi, Anda perlu mempertimbangkan semua ini juga. Keputusan ada di tangan Anda.

Nah, itulah fungsi teleskop yang sebenarnya. Oh iya, jangan lupa baca artikel rekomendasi 6 teleskop dengan harga terjangkau bagi pemula di sini bagi Anda yang ingin mengetahui teleskop seperti apa yang harus Anda beli.

Kunjungi juga InfoAstronomy Store untuk membeli teleskop.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com