Kiri: Nova saat sebelum erupsi. Kanan: Nova di puncak kecerlangan. Kredit: Survei OGLE |
Eits, jangan salah beranggapan dulu. Nova tidak ada hubungannya dengan supernova yang mana merupakan peristiwa ledakan bintang. Nova adalah ledakan nuklir kataklismik yang disebabkan oleh akresi hidrogen ke permukaan sebuah kerdil putih.
Ini terjadi di permukaan bintang kerdil putih yang berada di dalam sistem bintang ganda berdekatan. Pasangannya adalah bintang raksasa merah yang jejarinya mengembang sedemikian besar hingga terjadi aliran material ke kerdil putih tersebut.
Material dari bintang raksasa merah yang masih kaya hidrogen itu mencapai permukaan kertil putih yang sangat panas maka terjadilah sebuah ledakan di permukaan bintang yang tiba-tiba cerlang. Itulah mengapa para astronom zaman dahulu mengatakan bintang yang tiba-tiba cerlang disebut "bintang baru", padahal kerdil putih sendiri merupakan bintang mati.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society menyebutkan bahwa nova yang dikatalogkan sebagai SMCN 2016-10a ini kemungkinan besar terjadi di Awan Magellan Kecil, salah satu galaksi satelit yang mengelilingi Bimasakti. Nova ini diperkirakan berada pada jarak sekitar 200.000 tahun cahaya.
Nova sendiri memang sering terjadi di galaksi kita, dengan tingkat rata-rata sekitar 35 nova setiap tahunnya, namun SMCN 2016-10a adalah nova pertama yang terdeteksi di galaksi kerdil Awan Magellan Kecil (galaksi selain Bimasakti) sejak 2012.
Karena luminositasnya yang dapat diketahui, nova cukup menjanjikan untuk digunakan sebagai lilin standar penentu jarak di alam semesta. Selain nova, ada lilin penentu jarak yang jauh lebih terang lagi, yaitu Supernova Tipe Ia. Lilin penentu jarak sangat penting karena bisa digunakan untuk menentukan jarak galaksi-galaksi yang sangat jauh.
Sumber: Royal Astronomical Society, Phys.org.