Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Mengamati Aurora pada Planet di Sistem Bintang Tetangga

Tak hanya di Bumi, aurora ternyata kemungkinan juga bisa terbentuk di sebuah planet yang berjarak 4,2 tahun cahaya jauhnya, Proxima b, yang mengorbit bintang Proxima Centauri. Lalu, bagaimana aurora bisa terbentuk di sana?
Ilustrasi aurora di planet ekstrasurya Proxima b. Kredit: ESO/M. Kornmesser/IFLScience
Info Astronomy - Tak hanya di Bumi, aurora ternyata kemungkinan juga bisa terbentuk di sebuah planet yang berjarak 4,2 tahun cahaya jauhnya, Proxima b, yang mengorbit bintang Proxima Centauri. Lalu, bagaimana aurora bisa terbentuk di sana?

4,2 tahun cahaya itu jarak yang relatif jauh, di mana 1 tahun cahaya setara dengan 9,4 triliun kilometer. Namun, sebuah penelitian baru-baru ini telah mengungkapkan adanya aurora pada Proxima b, planet ekstrasurya terdekat ke Bumi, yang dapat memberi tahu kita tentang potensi planet ini.

Diterbitkan di The Astrophysical Journal, penelitian tersebut menunjukkan bahwa jika Proxima b memiliki atmosfer yang kaya akan oksigen dan nitrogen, seperti Bumi, kita mungkin bisa melihat cahaya hijau yang merupakan aurora di planet tersebut.

Adalah Rodrigo Luger dari Universitas Washington di Seattle, AS yang memimpin studi ini dalam rangka mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi atmosfer Proxima b. "Pancaran aurora (di Proxima b) setidaknya diperkirakan 100 kali lebih terang daripada di Bumi," kata Luger dilansir Space.com. "Proxima b adalah planet yang ideal untuk mendeteksi aurora luar Bumi, bahkan luar tata surya."

Di tata surya kita, dua planet terestrial memiliki medan magnet, yakni Bumi dan Merkurius. Medan magnet berperan dalam pembentukan aurora. Saat partikel bermuatan dari Matahari meletup dan mengarah ke Bumi, medan magnet akan mengalirkan partikel bermuatan itu ke kedua kutub Bumi. Dan saat bertemu atmosfer Bumi, partikel bermuatan dari Matahari itu akan berpendar dalam cahaya yang dikenal sebagai aurora.

Dengan pendeteksian aurora di Proxima b, hal ini menimbulkan adanya pertanyaan mengenai apakah Proxima b medan magnet dan atmosfer atau tidak. Sejauh ini yang kita tahu, Proxima b memiliki massa sekitar 1,3 kali massa Bumi, dan mengorbit bintang kerdil merah Proxima Centauri hanya dalam periode 11,3 hari di zona laik huni.

Kedekatan Proxima b dengan bintang induknya ini membuat partikel bermuatan dari Proxima Centauri akan lebih intens menumbuk Proxima b daripada yang Matahari lakukan ke Bumi. Ditambah lagi, Proxima Centauri adalah bintang yang lebih aktif dari Matahari. Hal ini kemungkinan bisa membentuk aurora di kedua kutub Proxima b, tapi mungkin juga bisa lebih parah: partikel bermuatan dari Proxima Centauri telah mengikis atmosfer Proxima b.

Dari dua kemungkinan itu, para astronom belum tahu jawabannya.

Tapi jika planet ini memiliki medan magnet yang cukup kuat, maka akan memungkinkan atmosfernya bertahan dan aurora bisa terbentuk di sana. Dengan adanya oksigen dan nitrogen di atmosfer, maka akan muncul dengan karakteristik yang sama dengan aurora di Bumi; tampak dengan cahaya hijau.

Sayangnya, kita belum memiliki teleskop yang bisa mendeteksi aurora secara langsung di Proxima b. Teleskop terbaik untuk melakukannya di masa depan kemungkinan adalah Thirty Meter Telescope (TMT) di Hawaii, yang baru saja disetujui untuk konstruksi, dan diharapkan bisa digunakan pada 2020-an.

Pengamatan aurora secara langsung di Proxima b nantinya dapat membantu kita memahami lebih dalam tentang atmosfer planet ini, apakah benar-benar laik huni atau tidak, dan lebih banyak lagi yang saat ini belum terjawab karena keterbatasan teknologi pengamatan.


Sumber: Space.com, The Astrophysical Journal.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.