Bulan. Kredit: Wikimedia Commons |
Sebuah studi baru dari sekelompok astronom di Institut Bulan dan Keplanetan NASA baru-baru ini menunjukan bahwa Bulan purba pernah memiliki atmosfer yang tebal, yang dihasilkan oleh letusan lahar dan pelepasan gas dari gunung berapinya yang masih aktif kala itu.
Bukti pernah adanya atmosfer di Bulan berasal dari melihat "lautan" basal di permukaan Bulan yang disebut maria. Bila Anda sering mengamati Bulan, Anda pasti sering menemukan area yang lebih gelap di permukaan Bulan, nah itulah maria.
Menurut penelitian yang telah dilakukan, maria berhubungan erat dengan aktivitas vulkanik. Maria terbentuk saat lahar panas dimuntahkan gunung berapi miliaran tahun lalu di Bulan ke permukaannya, yang kini telah mendingin.
Yang menarik, analisis sampel Apollo menunjukkan bahwa lahar yang membentuk maria tersebut membawa komponen gas, seperti karbon monoksida, material pembentuk air, sulfur, dan spesies volatil lainnya.
Dengan banyaknya komponen gas yang dibawa oleh magma tadi, kemungkinan besar magma ini juga melontarkan gas ke langit-langit Bulan, membentuk "atmosfer sementara" sekitar 3 sampai 4 miliar tahun yang lalu. Para astronom ini memperkirakan atmosfer tersebut bertahan sekitar 70 juta tahun sebelum akhirnya menghilang ke luar angkasa.
Peta lahar basal di Bulan yang mengemisikan gas. Kredit: Debra Needham |
Kini, atmosfer di Bulan pada masa lalu tersebut hilang karena lepas ke luar angkasa. Hal itu disebabkan karena gravitasi Bulan yang begitu lemah sehingga tidak mampu mengikat lapisan atmosfernya dalam waktu yang lama.
Namun, Bulan saat ini diketahui memiliki lapisan molekul gas yang renggang, yang terdiri dari sodium, potasium, oksigen, argon, helium, nitrogen, karbon monoksida, karbon dioksida, dan metana. Tetapi, lapisan molekul gas di Bulan diketahui kerapatannya hanya 100 molekul per sentimeter kubik, dibanding 100 × 10¹⁸ molekul di atmosfer Bumi.
Misi selanjutnya di masa depan mungkin bakal dapat menemukan bukti lebih lanjut tentang masa lalu atmosfer Bulan. Para astronom telah menerbitkan sebuah makalah penelitian tentang temuan atmosfer masa lalu di Bulan pekan ini jurnal Earth and Planetary Science Letters.
Sumber: Phys.org.