Saran pencarian

Pembentukan Bintang yang Mengubah Bentuk Galaksi

Selama beberapa dekade terakhir, para astronom dibuat bingung mengenai apa yang menyebabkan adanya variasi bentuk galaksi. Namun sekarang, sekelompok tim astronom berhasil mengungkap adanya peran dari pembentukan bintang dalam membentuk struktur sebuah galaksi.
Ilustrasi pembentukan bintang yang mengubah bentuk galaksi. Kredit: NAOJ
Info Astronomy - Selama beberapa dekade terakhir, para astronom dibuat bingung mengenai apa yang menyebabkan adanya variasi bentuk galaksi. Namun sekarang, sekelompok tim astronom berhasil mengungkap adanya peran dari pembentukan bintang dalam membentuk struktur sebuah galaksi.

Galaksi besar dibagi ke dalam bentuk spiral, seperti Bimasakti kita sendiri, dan sebuah galaksi elips.

"Galaksi elips besar diyakini terbentuk dari tumbukan antargalaksi," kata Dr Ken-ichi Tadaki, pemimpin studi ini dari Observatorium Astronomi Nasional Jepang. "Tapi, belum pasti apakah semua galaksi elips telah mengalami tabrakan galaksi. Mungkin ada peristiwa alternatif."

Bertujuan untuk memahami metamorfosis galaksi, Tadaki dan rekan-rekannya mengamati beberapa galaksi yang berjarak 11 miliar tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Karena cahaya butuh waktu untuk bergerak dari benda-benda yang jauh untuk menjangkau kita, dengan mengamati galaksi 11 miliar tahun cahaya, secara tidak langsung tim astronom ini sedang melihat alam semesta 11 miliar tahun yang lalu, atau 3 miliar tahun setelah Big Bang.

Masa-masa 3 miliar tahun setelah Big Bang ini diketahui sesuai dengan zaman puncak di mana banyak sekali pembentukan galaksi; sebuah "nenek moyang" dari galaksi-galaksi yang terbentuk pada zaman sekarang.

Menerima cahaya samar yang telah menempuh perjalanan 11 miliar tahun ini merupakan kerja keras. Tim memanfaatkan kekuatan tiga teleskop untuk mengetahui bentuk galaksi-galaksi kuno tersebut. Pertama, mereka menggunakan Teleskop Subaru AMO.9-m di Hawaii dan mengamati 25 galaksi pada zaman ini.

Kemudian mereka menargetkan galaksi-galaksi tersebut untuk pengamatan dengan Teleskop Antariksa Hubble dan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA). Para astronom menggunakan Hubble untuk menangkap cahaya dari bintang-bintang yang memberi tahu kita "arus" bentuk galaksi, sementara ALMA digunakan untuk mengamati awan gas dan debu yang dingin dalam panjang gelombang submillimeter.

Dengan menggabungkan data-data pengamatan dari tiga teleskop yang berbeda ini, para astronom akhirnya dapat mengetahui bentuk galaksi 11 miliar tahun yang lalu dan bagaimana perkembangannya.

Pada masa 3 miliar tahun setelah Big Bang itu, populasi galaksi di sana berbentuk hampir seperti cakram yang rata, namun mengandung gas dan debu yang terkonsentrasi di pusatnya, yang dengan cepat membentuk bintang-bintang baru. Tadaki mengatakan bahwa pembentukan bintang tersebut menciptakan tonjolan di pusat galaksi hingga begitu besar, hingga pada akhirnya membentuk galaksi menjadi elips.

"Di sini, kami memperoleh bukti kuat bahwa inti galaksi yang padat dapat terbentuk tanpa adanya tabrakan galaksi, yang juga dapat dibentuk oleh pembentukan bintang yang intens di jantung sebuah galaksi," kata Tadaki. Peristiwa ini dianalogikan seperti ragi yang membuat roti mengembang atau membesar.

Hampir 100 tahun yang lalu, astronom Amerika Edwin Hubble menemukan skema klasifikasi morfologi untuk galaksi. Sejak saat itu, banyak astronom telah mencurahkan banyak usaha untuk memahami asal-usul variasi dalam bentuk galaksi. Dengan memanfaatkan teleskop yang paling canggih, para astronom modern telah melangkah lebih dekat untuk memecahkan misteri galaksi tersebut.


Sumber: Phys.org, The Astrophysical Journal, NAOJ.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.