Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

40 Tahun Peluncuran Voyager 1

Hari ini menandai 40 tahunnya wahana antariksa nirawak Voyager 1 diluncurkan ke luar angkasa. Diluncurkan 16 hari setelah saudara kembarnya, Voyager 2, wahana antariksa Voyager 1 menjadi bagian dari program Voyager untuk mempelajari tata surya bagian luar.
Ilustrasi wahana antariksa Voyager yang berada di luar angkasa. Kredit: Wikimedia Commons
Info Astronomy - Hari ini menandai 40 tahunnya wahana antariksa nirawak Voyager 1 diluncurkan ke luar angkasa. Diluncurkan 16 hari setelah saudara kembarnya, Voyager 2, wahana antariksa Voyager 1 menjadi bagian dari program Voyager untuk mempelajari tata surya bagian luar.

Setelah beroperasi sejak 5 September 1977, wahana antariksa Voyager 1 kini masih berkomunikasi dengan Deep Space Network di Canberra, Australia, untuk menerima perintah rutin dan pengiriman data. Berada pada jarak 139 AU (2,08×10^10 km) dari Matahari per tanggal 1 Juli 2017, Voyager 1 resmi menjadi wahana antariksa buatan manusia terjauh dari Bumi.

Tujuan awal misi Voyager 1 sebenarnya merupakan terbang lintas dekat planet Jupiter, Saturnus, dan satelit alami terbesar Saturnus, Titan. Kala itu, Voyager 1 sukses mempelajari cuaca, medan magnet, dan cincin dari dua planet raksasa gas tersebut. Ini juga merupakan sebuah misi pertama yang memberikan gambaran rinci tentang satelit-satelit kedua planet raksasa gas utama di tata surya, terutama Titan.

Setelah menyelesaikan misi utamanya dengan terbang lintas dekat Saturnus pada tanggal 20 November 1980, Voyager 1 memanfaatkan gravitasi Saturnus sebagai "ketapel" gravitasi untuk meninggalkan tata surya lebih cepat tanpa perlu banyak bahan bakar.

Berkat "ketapel" gravitasi itulah kini misi Voyager 1 terus berlanjut untuk menjelajahi daerah dan batas-batas heliosfer luar tata surya. Hingga pada tanggal 25 Agustus 2012, Voyager 1 melintasi heliopause, menjadikannya wahana antariksa pertama yang memasuki ruang antarbintang dan mempelajari medium antarbintang secara presisi.

Misi lanjutan wahana antariksa Voyager 1 ini diperkirakan akan berlanjut hingga sekitar tahun 2025, ketika generator termoelektrik radioisotopnya tidak lagi mampu memasok cukup tenaga listrik untuk mengoperasikan instrumen ilmiahnya, sehingga ia akhirnya akan berhenti berkomunikasi dengan Bumi melalui Deep Space Network.

Komponen Voyager 1

Voyager 1 dibangun oleh Jet Propulsion Laboratory. Wahana antariksa ini memiliki 16 pendorong bertenaga hidrazin, giroskop stabilisasi sebanyak tiga sumbu, dan instrumen referensi untuk menjaga antena radio Voyager 1 untuk terus-menerus mengarah ke Bumi.

Secara kolektif, instrumen ini merupakan bagian dari Attitude and Articulation Control Subsystem (AACS). Wahana antariksa Voyager 1 juga dibekali 11 instrumen ilmiah untuk mempelajari benda-benda langit seperti planet saat ia melintasi alam semesta.

Untuk komunikasi, sistem komunikasi radio Voyager 1 dirancang untuk digunakan sampai dan melampaui batas tata surya. Sistem komunikasi mencakup antena parabola setinggi 3,7 meter untuk mengirim dan menerima gelombang radio melalui tiga stasiun Deep Space Network di Bumi.

Wahana antariksa Voyager 1 biasanya mentransmisikan data ke Bumi melalui Deep Space Network Saluran 18, menggunakan frekuensi 2,3 GHz atau 8,4 GHz, sementara sinyal dari Bumi ke Voyager disiarkan pada frekuensi 2,1 GHz.

Ketika Voyager 1 tidak dapat berkomunikasi langsung dengan Bumi, perekam digital tape (DTR) dapat merekam sekitar 64 kilobyte data untuk transmisi di lain waktu. Sinyal dari Voyager 1 butuh waktu 19 jam untuk mencapai Bumi, begitupun sebaliknya.

Masa Depan Voyager 1

Voyager 1 diperkirakan akan tiba di Awan Oort, lokasi di mana cikal-bakal komet berada, kurang lebih sekitar 300 tahun mendatang dan memakan waktu sekitar 30.000 tahun untuk melewatinya. Meskipun tidak sedang menuju arah bintang tertentu, dalam sekitar 40.000 tahun, Voyager 1 diperkirakan akan mencapai jarak 1,6 tahun cahaya, yakni lokasi keberadaan bintang Gliese 445 di rasi bintang Camelopardalis.

Jika Voyager 1 tidak bertabrakan dengan benda apapun (dan tidak diambil oleh alien yang kebetulan menemukannya), ia akan terus bergerak semakin jauh ke dalam alam semesta, membawa pesan kemanusiaan dalam Piringan Emas-nya.

Ya, wahana antariksa Voyager 1 (dan Voyager 2) disematkan sebuah Piringan Emas, yang merupakan piringan berisi data audio-visual berlapis emas. Jika wahana-wahana antariksa ini ditemukan oleh bentuk kehidupan cerdas dari sistem planet lain, maka "mereka" bisa melihat foto-foto dari Bumi beserta bentuk kehidupannya pada Piringan Emas tersebut.

Piringan Emas ini berbagai informasi ilmiah, termasuk ucapan-ucapan pidato dari orang-orang seperti Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Presiden Amerika Serikat. Ada pula "Sounds of Earth" yang mencakup suara ikan paus, bayi menangis, ombak memecah batu karang, dan koleksi musik (termasuk suara gamelan Jawa), serta ucapan salam dalam 55 bahasa dunia yang berbeda termasuk bahasa Indonesia.

Teruslah mengeksporasi alam semesta, Voyager 1!


Sumber: NASA, Space.com, National Geographic.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.