Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Badai Baru Seukuran Bumi Ditemukan di Planet Neptunus

Baru-baru ini, sekelompok astronom berhasil menemukan sebuah badai baru yang hampir seukuran planet Bumi kita di atmosfer planet Neptunus. Apa yang membuat terbentuknya badai sebesar itu?
Neptunus dengan badai barunya. Kredit: Keck Observatory
Info Astronomy - Baru-baru ini, sekelompok astronom berhasil menemukan sebuah badai baru yang hampir seukuran planet Bumi kita di atmosfer planet Neptunus. Apa yang membuat terbentuknya badai sebesar itu?

Sekelompok astronom ini dipimpin oleh Ned Molter dari Universitas California, Berkeley, AS. Dengan menggunakan Observatorium Keck di Hawaii, Molter dan rekan-rekannya mampu melihat badai besar ini dengan sekali pandangan saja.

Setelah diamati dan diteliti lebih lanjut, badai ini diketahui memiliki diameter sekitar 9.000 kilometer, atau sekitar sepertiga radius Neptunus. Dan uniknya, badai tersebut teramati bergejolak di area sekitar ekuator Neptunus, wilayah pada sebuah planet yang biasanya tidak dapat terbentuk badai seperti ini.

"Melihat munculnya badai yang besar di lintang ekuator seperti ini sangat mengejutkan," kata Molter dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari IFLScience.com. "Biasanya, area ekuator ini benar-benar sepi dari badai. Dengan melihat adanya badai yang begitu besar di ekuator, hal ini sangat spektakuler."

Sebelumnya, badai di planet Neptunus (maupun planet-planet lainnya termasuk Bumi) memang biasanya terlihat lebih dekat ke daerah kutub, sekitar 15 sampai 60 derajat ke utara atau selatan dari ekuator planet. Tapi dengan adanya badai di ekuator Neptunus, hal ini dianggap sebagai badai pertama di ekuator.

Dalam penelitian ini juga diketahui, kecepatan badai di ekuator Neptunus tersebut bisa mencapai 1.600 kilometer per jam, yang mana lebih dari 10 kali lebih kuat dari badai terkencang di Bumi. Bayangkan bila badai tersebut terjadi di Bumi!

Hasil pengamatan badai di ekuator Neptunus. Kredit: UC Berkeley, Keck Observatory
Badai ini diperkirakan digerakkan oleh pusaran gelap di dalam Neptunus. Atau mungkin juga terbentuk dari awan konvektif yang besar yang bergolak di atmosfer Neptunus. Bila benar demikian, maka badai raksasa ini bisa hilang dalam waktu sekitar seminggu ke depan.

Badai di Neptunus yang paling terkenal adalah Bintik Gelap Raksasa (Great Dark Spot), yang berhasil dicitrakan oleh wahana antariksa Voyager 2 pada tahun 1989. Bintik Gelap Raksasa tersebut diketahui membentang hingga 13.000 kilometer.

Walaupun tidak sebesar badai di Jupiter, yang bisa bertahan selama ratusan tahun, badai-badai besar di Neptunus biasanya hanya bertahan beberapa tahun saja. Dan badai terbaru di ekuator ini mengisyaratkan kemunculan badai baru setelah badai-badai lama telah hilang.

"Ini menunjukkan bahwa ada perubahan drastis dalam dinamika atmosfer Neptunus, dan mungkin ini adalah peristiwa cuaca musiman yang dapat terjadi setiap beberapa dekade sekali di planet tersebut," kata Imke de Pater, salah satu rekan Molter dalam penelitian ini.

Belajar lebih banyak tentang atmosfer Neptunus dapat membantu kita memahami lebih banyak pula tentang sirkulasi globalnya. Dengan semakin banyak planet asing seukuran Neptunus yang ditemukan, penelitian seperti ini juga bisa memberikan wawasan lebih banyak tentang atmosfer planet asing tersebut.


Sumber: EurekAlert.
Dukung kami untuk terus aktif
Merasa artikel ini bermanfaat untuk kamu? Mau kami bisa terus menerbitkan artikel astronomi bermanfaat lainnya? Kami butuh dukunganmu!

Beri Dukungan
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.