Citra sinar-X gelombang gas panas dari gugus galaksi Perseus. Kredit: NASA/Goddard/Stephen Walker et al. |
Para ilmuwan yang melakukan penelitian ini mengatakan bahwa gelombang tersebut terbentuk miliaran tahun yang lalu, setelah sebuah gugus galaksi kecil menyerempet gugus galaksi Perseus sehingga menyebabkan persediaan gas yang melimpah dalam ruang yang sangat besar.
"Perseus adalah salah satu gugus galaksi terdekat yang paling masif dan yang paling terang dalam sinar-X, jadi data Chandra telah memberi kita detail yang tak tertandingi," kata peneliti utama, Stephen Walker di Goddard Flight Space Center NASA, Maryland, AS. "Gelombang gas panas yang kami identifikasi menunjukkan bahwa aktivitas penggabungan antar-gugus galaksi seperti ini masih terus berlangsung."
Gugus galaksi memang merupakan struktur terbesar di alam semesta yang terikat oleh gravitasi. Memiliki lebar sekitar 11 juta tahun cahaya dan terletak pada jarak sekitar 240 juta tahun cahaya jauhnya dari Bumi, gugus galaksi Perseus dihuni oleh galaksi-galaksi raksasa dan gas-gas panas yang mudah dideteksi melalui sinar-X.
Data sinar-X sudah cukup bagi para ilmuwan untuk mengetahui bagaimana gelombang gas panas tersebut bergerak dalam gugus galaksi dan mengetahui tentang bagaimana gelombang tersebut mulai terbentuk dan berkembang hingga kini.
Dalam penelitian ini, tim astronom yang dipimpin Walker tersebut mengumpulkan data dari 16 hari observasi. Data tersebut telah sukses membuat Walker dan rekan-rekannya untuk membuat gambar terperinci dari gugus galaksi Perseus dan gelombang gas panasnya tersebut. Para peneliti di NASA kemudian menyaring dan mewarnai gambar tersebut sehingga gelombang gas panas dan pola lainnya dapat diidentifikasi di dalam gugus galaksi.
Saat data dari Observatorium Sinar-X Chandra ini digabungkan dengan data yang dikumpulkan oleh instrumen pengamatan lainnya, hasilnya menunjukkan bahwa gugus galaksi Perseus memiliki pusat yang suhunya relatif dingin daripada bagian luar atau tepi yag tiga kali lebih hangat.
Dalam simulasi superkomputer, ketika gugus galaksi yang lebih kecil bersinggungan dengan gugus galaksi Perseus miliaran tahun yang lalu, peristiwa itu mengakibatkan adanya gangguan gas pada Perseus. Inilah yang menyebabkan munculnya gelombang gas panas besar seukuran dua kali galaksi Bimasakti.
Jurnal penelitian dari temuan ini akan muncul dalam Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society edisi Juni 2017 mendatang, namun abstraksinya sudah tersedia secara daring di sini.
Sumber: NASA, Chandra X-ray Observatory.