Akses artikel Premium dengan menjadi member BelajarAstro KLUB, daftar di sini!

Saran pencarian

Bentangan Galaksi Bimasakti di Langit Malam Ijen

Pengamatan bentangan galaksi Bimasakti memang sudah bisa dilakukan sejak April hingga Oktober setiap tahunnya. Anda hanya butuh mencari lokasi pengamatan yang gelap gulita atau yang masih bebas polusi cahaya.
Bentangan galaksi Bimasakti di langit malam Ijen. Kredit: Martin Marthadinata
Info Astronomy - Pada 27-30 April 2017 kemarin, kami mengadakan star party atau pengamatan langit malam di kawasan Ijen, Baluran, hingga Bromo bersama klub astronomi Jejak Pengamat Langit. Pengamatan tersebut berlangsung lancar dan kami mendapatkan banyak foto-foto Bimasakti yang membentang indah di langit.

Pengamatan bentangan galaksi Bimasakti memang sudah bisa dilakukan sejak April hingga Oktober setiap tahunnya. Anda hanya butuh mencari lokasi pengamatan yang gelap gulita atau yang masih bebas polusi cahaya.

Bila Anda amati dengan seksama foto bentangan galaksi Bimasakti di atas, tahukah Anda apa sebutan untuk daerah gelap di area pusat galaksi kita tersebut? Selama berabad-abad, para pengamat langit mengebutnya sebagai Great Rift atau Dark Rift.

Bentangan galaksi Bimasakti sangat mudah untuk dilihat bila diamati di lokasi pengamatan dan langit yang gelap. Galaksi kita akan membentang di langit dari satu arah langit ke arah langit lainnya. Jika Anda ingin melihat Dark Rift, itu pun juga sangat mudah, asalkan Anda sadar Anda tidak mencari objek yang terang. Dark Rift merupakan jalur debu gelap di antara pita Bimasakti yang panjang dan berbintang.

Anda bisa melihat Bimasakti beserta Dark Rift-nya di arah selatan dari sekitar bulan Juni atau Juli hingga sekitar bulan Oktober. Dalam pandangan mata telanjang, bentangan Bimasakti akan terlihat seputih susu. Langit tidak benar-benar hitam seperti tinta di antara bintang-bintang bentangan Bimasakti.

Area Dark Rift dimulai tepat di atas rasi bintang Sagitarius. Ikuti jalur bentangan galaksi Bimasakti sampai Anda dapat melihat daerah hitam di bentangan tersebut sebelum Anda sampai ke rasi bintang Cygnus, yang memiliki bentuk salib.

Bimasakti di langit Bumi Perkemahan Patulding, Ijen. Kredit: Martin Mathadinata/JejakLangit.com
Lalu, mengapa ada area gelap tersebut? Debu molekuler adalah alasan mengapa area tersebut tampak gelap. Bintang-bintang diketahui terbentuk dari awan gas dan debu besar. Ketika kita melihat ke arah Dark Rift pada bentangan galaksi Bimasakti, kita sebenarnya melihat ke dalam daerah pabrik bintang di galaksi kita.

Protobintang (atau bintang yang baru terbentuk) menghasilkan debu molekuler yang gelap tersebut, yang tidak memungkinkan cahaya dalam spektrum visual dapat bersinar terang. Namun, dengan kemajuan teleskop yang dapat melihat dalam berbagai gelombang cahaya, seperti sinar-X atau inframerah, sekarang kita tahu bahwa ada aktivitas pembentukan bintang di daerah tersebut.

Jangan lupa, musim kemarau ini kami akan kembali mengadakan star party bersama klub astronomi Jejak Pengamat Langit, siapapun bisa daftar dan ikut kegiatannya nanti. Ikuti akun Instagram @jejaklangitcom untuk mengetahui info terkini tentang kegiatan kami.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.