Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Planet dengan Dua Bintang Induk Disebut Lebih Laik Huni

Dengan dua matahari yang menggantung di langit, planet Tatooiner yang menjadi rumah Luke Skywalker di "Star Wars" tampak seperti kering dan merupakan dunia gurun pasir. Dan dalam kehidupan nyata, kita kini akhirnya tahu bahwa sistem dua bintang memang bisa mendukung planet laik huni.
Ilustrasi, bukan foto nyata. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Dengan dua matahari yang menggantung di langit, planet Tatooine yang menjadi rumah Luke Skywalker di "Star Wars" tampak seperti kering dan merupakan dunia gurun pasir. Dan dalam kehidupan nyata, kita kini akhirnya tahu bahwa sistem dua bintang memang bisa mendukung planet laik huni.

Menurut penelitian menggunakan Teleskop Antariksa Kepler baru-baru ini, planet yang mengitari dua bintang bisa menjadi cukup ramah bagi kehidupan jika terletak pada jarak yang tepat dari dua bintang induknya, dan belum tentu merupakan planet gurun pasir seperti Tatooine.

Dikutip dari studi lanjutan dalam jurnal Nature Communications pada 12 April 2017, jika berada dalam rentang jarak tertentu dari dua bintang induknya, planet yang mengitarinya bisa jadi memiliki permukaan yang tertutup air dalam bentuk cair, dan disinyalir dapat mempertahankan air tersebut untuk waktu yang lama.

"Ini berarti bahwa sistem bintang ganda merupakan kandidat yang sangat baik untuk menjadi tuan rumah bagi planet-planet laik huni," kata Max Popp, anggota asosiasi peneliti dari Princeton University di New Jersey, AS dan Max Planck Institute Meteorologi di Hamburg, Jerman.

Popp dan rekannya, Siegfried Eggl, seorang sarjana postdoctoral di Caltech telah menciptakan model untuk meneliti sebuah planet di sistem Kepler 35. Sistem ini merupakan sistem bintang ganda yang terdiri dari dua bintang, yakni Kepler 35A dan Kepler 35B.

Di sistem tersebut, ada sebuah planet yang dinamai Kepler 35b, planet raksasa sekitar delapan kali ukuran Bumi dengan orbit 131,5 hari Bumi. Untuk studi mereka, Popp dan Eggl mengabaikan pengaruh gravitasi planet ini dan menambahkan air yang menutupi permukaan Kepler 35b.

Dari model penelitian ini, Popp dan Eggl meneliti bagaimana iklim planet ini akan berperilaku saat sang planet mengorbit dua bintang induk dengan periode antara 341 dan 380 hari.

Popp dan Eggl menemukan bahwa di zona laik huni di sistem bintang ganda seperti Kepler 35, membuat planet berair tadi akan memiliki banyak variasi dalam suhu permukaannya. Suhu permukaan rata-rata global sebuah planet dalam sistem ganda akan naik dan turun sebanyak 2 derajat Celcius dalam setahun.

Walau begitu, menurut model penelitian Popp dan Eggl, bila sebuah planet berada lebih dekat dengan bintang ganda induknya (di tepi dalam zona laik huni), suhu permukaan rata-rata global pada planet tersebut ternyata akan sama tetap dan hampir konstan. Itu karena uap air akan mampu bertahan di atmosfer planet dan bertindak sebagai penyangga untuk menjaga kondisi permukaan tetap nyaman.

Dan seperti planet yang berada di sistem bintang tunggal, sebuah planet yang terletak di tepi luar zona laik huni bintang ganda pada akhirnya akan berakhir menjadi planet "bola salju". Sebuah planet yang benar-benar tertutup dengan es.

Hasil penelitian lain dari model penelitian iklim Popp dan Eggl adalah, planet berair yang mengorbit dua bintang akan memiliki cakupan awan yang lebih sedikit. Itu berarti langit planet tersebut bakal lebih cerah untuk melihat dua matahari terbenam dan melihat miliaran bintang di langit malamnya.


Sumber: NASA, Kepler.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.