![]() |
Ilustrasi. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Mikrolensa gravitasi merupakan sebuah metode yang sangat mujarab untuk mendeteksi planet-planet ekstrasurya baru mengelilingi bintang selain Matahari. Teknik ini cukup sensitif dalam penemuan planet asing yang mengorbit di luar "zona dingin" bintang induk seperti bintang kerdil merah kelas-M ataupun kerdil cokelat.
Zona tersebut adalah zona yang paling diminati oleh para astronom karena di luar garis ini, pembentukan planet paling aktif terjadi. Oleh karena itu, memahami distribusi planet ekstrasurya di zona ini bisa menawarkan wawasan penting dalam memahami pembentukan planet.
Temuan planet MOA-2016-BLG-227Lb dilakukan pada tanggal 5 Mei 2016 oleh sekelompok astronom yang dipimpin oleh Naoki Koshimoto dari Universitas Osaka di Microlensing Observation in Astrophysics (MOA) menggunakan teleskop MOA-II yang berdiameter 1,8 meter di Universitas Canterbury, Mt. John Observatory di Selandia Baru.
Pengamatan lanjutan sebagai bentuk konfirmasi juga dilakukan di Mauna Kea, Hawaii, United Kingdom Infra-Red Telescope (UKIRT), Canada France Hawaii Telescope (CFHT), dan teleskop Keck II milik VLT Survey Telescope di Paranal Observatory, Cile.
![]() |
Data pengamatan dari berbagai instrumen. Kredit: Koshimoto et al. 2017. |
Tim Koshimoto menemukan bahwa MOA-2016-BLG-227Lb adalah jenis planet Jupiter-super dengan massa sekitar 2,8 kali massa Jupiter. Bintang induknya merupakan bintang kerdil kelas M atau K yang terletak di dekat tonjolan galaksi Bimasakti. Massa bintang induknya tersebut diperkirakan sekitar 0,29 massa Matahari.
Selain itu, diketahui juga bahwa planet MOA-2016-BLG-227Lb mengorbit induknya pada jarak sekitar 1,67 AU, yang mana 1 AU setara dengan hampir 150 juta kilometer. Sayangnya, parameter utama lainnya seperti jari-jari kedua objek dan periode orbit planet belum ditentukan.
Penelitian lebih lanjut dari MOA-2016-BLG-227Lb masih akan terus dilakukan agar bisa memberikan informasi lebih rinci tentang sistem planet yang baru ditemukan tersebut. Pengamatan lanjutan tersebut rencananya akan dilakukan dengan Teleskop Antariksa Hubble, Keck Adaptive Optics (AO), hingga menunggu peluncuran Teleskop Antariksa James Webb tahun depan.
Sumber: ArXiv, NASA.