Ilustrasi. Kredit: Swinburne University |
Galaksi raksasa yang telah mati ini dijuluki sebagai "nugget merah", yang diyakini telah terbentuk pada masa 3 miliar tahun setelah Big Bang. Galaksi ini secara resmi dikenal sebagai ZF-COSMOS-20115. Warnanya yang kemerahan menandakan ia sudah mati ketika alam semesta masih berusia 1,65 miliar tahun.
Galaksi ZF-COSMOS-20115 adalah galaksi raksasa. Ia diperkirakan memiliki 300 miliar bintang, tiga kali lebih banyak dari jumlah perkiraan bintang di galaksi Bimasakti. Yang membuatnya berbeda adalah, bintang-bintang tersebut tidak menyebar seperti di galaksi kita. Galaksi ini sangat padat, seluruh bintangnya saling berdekatan dalam beberapa ribu tahun cahaya.
"Penemuan ini menetapkan rekor baru untuk pengamatan galaksi merah besar," kata penulis utama Profesor Glazebrook, dari Swinburne University. "Ini adalah penemuan yang sangat langka yang membuat tantangan baru untuk model evolusi galaksi."
Galaksi ini ditemukan di zaman ketika sebuah galaksi masih sanggup membentuk ratusan bintang per tahun. "Galaksi besar ini membentuk bintang seperti petasan dalam waktu kurang dari 100 juta tahun, tepat di awal sejarah kosmik," tambah Profesor Glazebrook.
Tingginya tingkat pembentukan bintang inilah yang membuat sebuah galaksi menjadi raksasa, dan juga lebih cepat kehabisan bahan bakarnya. Ketika seluruh bintang sudah terbentuk, galaksi raksasa tersebut justru mati, atau istilah lainnya adalah tidak ada aktivitas lagi di sana.
Setelah ini, Profesor Glazebrook dan rekan-rekannya akan melakukan pengamatan lanjutan untuk memahami objek seperti ZF-COSMOS-20115. Mereka juga akan menunggu Teleskop Antariksa James Webb Space diluncurkan pada tahun 2018, James Webb akan cukup sensitif untuk menemukan lebih banyak galaksi raksasa yang mati di usia mudanya seperti ini.
Sumber: Jurnal Nature, Sciencenews.org, Swinburne University.